RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH [RPJMD] KABUPATEN BATANG
TAHUN 2017-2022
No Indikator
Satuan Capaian Kinerja Tahun
2012 2013
2014 2015
2016
10 Penanganan daerah rawan pangan
43 50
57 57
57
Sumber: Dispaperta Kabupaten Batang, 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kondisi Pangan di Kabupaten Batang dapat dilihat dari ketersedian pangan utama yang meliputi ketersediaan beras
mengalami peningkatan dengan jumlah sebesar 115.883 Ton pada tahun 2016 dan ketersediaan jagung mengalami fluktuasi yang sebelumnya mengalami peningkatan mulai
tahun 2012, kemudian menurun di tahun 2015 dan kembali meningkat menjadi 39.473 Ton pada tahun 2016. Kemudian untuk produksi hasil ternak daging, telur dan susu
mencapai sebesar 9.750.000 kg, 7.000.000 kg dan 115.000 liter pada tahun 2016. Persentase ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan, Persentase
harga realisasi dan pasokan pangan komoditas pilihan, Stabilitas harga dan pasokan pangan dan Pengawasan harga dan pembinaan keamanan pangan telah tercapai 100
pada tahun 2016. Kemudian ketersediaan energi dan protein per kapita pada tahun 2016 sebesar 3.023 Kal dan 95 G. Sedangkan Skor pola pangan harapan PPH mengalami
penurunan mulai tahun 2015 sebesar 84,80 yang sebelumnya sebesar 85,10 di tahun 2014. Skor pola pangan harapan digunakan untuk perencanaan konsumsi, kebutuhan dan
penyediaan pangan di Kabupaten Batang. Kondisi yang sama terjadi pada penguatan cadangan pangan yang mengalami penurunan mulai tahun 2015 sebesar 6,67 Ton yang
sebelumnya di tahun 2014 sebesar 7,6 Ton.
4. Pertanahan
Gambaran kinerja pada urusan Pertanahan di Kabupaten Batang selama kurun waktu tahun 2012-2016 dapat dilihat dari beberapa indikator sebagaimana ditunjukkan
pada tabel berikut:
Tabel 2.40
Capaian Indikator Urusan PertanahanKabupaten Batang Tahun 2012-2016
No Indikator
Satuan Capaian Kinerja Tahun
2012 2013
2014 2015
2016
1 Persentase pemohon
sertifikat 100
100 100
100 50
2 Prona Program
Nasional 100
100 100
100 50
Sumber: Bagian Tapem Sekda Kabupaten Batang, 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kondisi Pertanahan dapat dilihat dari Persentase pemohon sertifikat dan Prona Program Nasional dimana kedua capaian
tersebut sama-sama mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 100 di tahun 2015 menjadi sebesar 50 pada tahun 2016.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH [RPJMD] KABUPATEN BATANG
TAHUN 2017-2022
5. Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang dapat mempengaruhi kondisi alam,
kelangsungan kehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Untuk itu diperlukan suatu upaya pengendalian dan perlindungan terhadap lingkungan hidup untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pemerintah Daerah memiliki tanggung jawab dalam mengendalikan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup melalui tindakan a
pencegahan meliputi: KLHS, tata ruang, baku mutu lingkungan hidup, dan perizinan lainnya; b penanggulangan; dan c pemulihan.
Gambaran kinerja urusan Lingkungan Hidup Kabupaten Batang selama kurun waktu tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.41 Capaian Indikator Urusan Lingkungan Hidup Kabupaten Batang Tahun 2012-2016
No Indikator
Satuan Capaian Kinerja Tahun
2012 2013
2014 2015
2016
1 Persentase
Penanganan Sampah 60
51.84 62.38
65.52 71,12
2 Jumlah Tempat
Pembuangan Sampah TPS
Unit 94
104 114
128 144
3 Jumlah Daya
Tampung TPS M3
135,17 135,17
139,85 141,03
144,51 4
Rasio TPS Per Seribu Penduduk
per 1000 0,14
0,16 0,16
0,18 0,18
Sumber: DLH Kabupaten Batang, 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kondisi Lingkungan Hidup dapat dilihat dari persentase penanganan sampah yang sudah tercapai sebesar 71,12 pada
tahun 2016. Kemudian Jumlah Tempat Pembuangan Sampah TPS yang meningkat dari 94 unit di tahun 2012 menjadi 144 unit pada tahun 2016. Kemudian jumlah daya
tampung TPS juga mengalami peningkatan menjadi sebesar 144,51 pada tahun 2016 dan Rasio TPS per seribu penduduk yang mengalami peningkatan dari 0,14 per 1000
penduduk menjadi 0,18 per seribu penduduk pada tahun 2016.
6. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil