Kawasan Pertanian BAB II RPJMD BATANG 2017-2022_REV

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH [RPJMD] KABUPATEN BATANG TAHUN 2017-2022 Hutan jati dibudidayakan untuk diambil hasil hutan kayunya, sedangkan hutan rimba dibudidayakan untuk diambil hasil hutan non kayu meliputi : damar, rotan dan hasil hutan lainnya. 1 Kawasan Hutan Produksi Terbatas Kawasan hutan produksi terbatas adalah kawasan hutan yang digunakan untuk kegiatan budidaya hasil-hasil hutan secara terbatas dengan tetap memperhatikan fungsinya sebagai hutan untuk melindungi, kawasan di bawahnya. Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah memanfaatkan ruang beserta sumberdaya hutan dengan cara tebang pilih dan tanam untuk menghasilkan hasil-hasil hutan bagi kepentingan negara, masyarakat, industri, ekspor dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Sebaran kawasan hutan produksi terbatas ini sebagian besar berada di Kecamatan Blado, Reban, dan Kecamatan Bawang. Selain itu hutan produksi terbatas juga sebagian kecil berada di Kecamatan Bandar, Subah, Tersono dan Kecamatan Limpung. Luas keseluruhan hutan produksi terbatas di Kabupaten Batang adalah 9.200,10 Ha. 2 Kawasan Hutan Produksi Tetap Kawasan hutan produksi tetap adalah kawasan hutan yang karena pertimbangan kebutuhan sosial ekonomi dipertahankan sebagai kawasan hutan produksi yang berfungsi untuk menghasilkan hasil-hasil hutan bagi kepentingan negara, masyarakat, industri dan ekspor. Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah memanfaatkan ruang beserta sumberdaya hutan, baik dengan cara tebang pilih maupun tebang habis, dan tanam untuk menghasilkan hasil-hasil hutan bagi kepentingan negara, masyarakat, dan industri dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan Sebaran kawasan hutan produksi tetap ini berada di Kecamatan Wonotunggal, Bandar, Blado, Bawang, Tulis, Pecalungan, Subah, Banyuputih, Gringsing dan Kecamatan Tersono. Selain itu hutan produksi tetap juga sebagian kecil berada di Kecamatan Reban dan Kecamatan Limpung.Luas keseluruhan hutan produksi tetap di Kabupaten Batang adalah 5.677,38 Ha.

b. Kawasan Pertanian

Kawasan pertanian adalah kawasan budidaya yang fungsi utamanya diperuntukkan bagi kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian yang dimaksud terdiri dari: pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, perkebunan, perikanan, dan peternakan. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH [RPJMD] KABUPATEN BATANG TAHUN 2017-2022 1 Pertanian Lahan Basah Kawasan pertanian lahan basah adalah kawasan yang fungsi utamanya diperuntukkan bagi kegiatan pertanian lahan basah karena didukung oleh kondisi topografi tanah yang sesuai dengan tujuan untuk memanfaatkan potensi lahan yang sesuai untuk lahan basah dalam menghasilkan produksi pangan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kawasan ini hanya diperuntukkan bagi penanaman tanaman padi secara terus menerus dengan pola tanam yang ditetapkan oleh pemerintah KabupatenKota setempat. Penggunaan jenis tanaman lain selain padi diperkenankan apabila air tidak mencukupi atau dengan pertimbangan pencapaian target produktivitas optimal melalui tanaman selingan seperti palawija. Usaha pertanian berupa tegalan atau kebun campuran, kebun sayur atau hutan rakyat yang berada dalam kawasan ini, pemilik tanah yang bersangkutan wajib mengadakan pengembangan tanah miliknya untuk diubah menjadi sawah. Kondisi ini bisa dijalankan apabila potensi tanah untuk mendapatkan air irigasi memungkinkan, atau pada kondisi di mana jaringan irigasi yang dibangun pemerintah mampu menjangkau tanah yang dimilikinya. Pembangunan gedung, perumahan, pabrik, atau bangunan fisik lain yang tidak mendukung prasarana irigasi tidak diperbolehkan. Fasilitas jalan baru yang dapat dibangun pada kawasan ini adalah jalan tol, dengan penggantian yang layak. Pengembangan permukiman atau bangunan fisik lain yang sudah ada di dalam kawasan ini sebelum adanya penetapan, dibatasi seminimal mungkin. Kawasan pertanian lahan basah tetap dipertahankan sebagai sumber pangan. Dengan pertimbangan tersebut, perubahan penggunaan tanah dari pertanian ke non-pertanian wajib memperhatikan rencana produksi pangan yang ada dan harus disertai ijin pertanahan, yaitu ijin lokasi dan ijin perubahan penggunaan tanah. Dengan demikian dalam jangka panjang, pembangunan yang bersifat non-pertanian diusahakan agar tidak menggunakan areal pertanian produktif dan beririgasi. Pada kawasan pertanian lahan basah yang mempunyai kriteria tertentu atas dasar status irigasi, produktivitas penggunaan lahan dan letak serta luas tanah tersebut; dapat dikonversi sejauh sesuai dengan peraturan yang ada dan pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. 2 Pertanian Lahan Kering Kawasan pertanian lahan kering adalah kawasan yang berfungsi untuk kegiatan pertanian lahan kering karena didukung oleh kondisi dan topografi tanah RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH [RPJMD] KABUPATEN BATANG TAHUN 2017-2022 yang memadai dengan tujuan pengelolaan untuk memanfaatkan potensi lahan yang sesuai untuk kegiatan pertanian lahan kering dalam meningkatkan produksi pangan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Pada kawasan ini selain untuk kegiatan pertanian lahan kering tanaman pangan dan hortikultura juga diperkenankan mengusahakan tanaman keras yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman, dan apabila memenuhi syarat dapat diberikan Hak Guna Usaha HGU. Selain itu, pada kawasan ini dapat dikembangkan kegiatan agroindustri dan agrowisata. Kegiatan-kegiatan lain dapat dilaksanakan atau diusahakan di kawasan ini, dengan syarat-syarat : a Usaha pertambangan, dengan syarat memiliki potensi tambang yang tinggi nilainya serta tidak merusak fungsi dan ekosistem wilayah; b Usaha penyediaan sarana dan prasarana jalan, listrik, air minum, jaringan irigasi, pipa minyak dan gas, dengan syarat tidak menurunkan daya dukung kawasan. Sebaran lokasi kawasan pertanian lahan kering di Kabupaten Batang terdapat di setiap kecamatan. a Pertanian Tanaman Tahunan Perkebunan Pengembangan kawasan pertanian tanaman tahunanperkebunan di Kabupaten Batang didasarkan pada kondisi eksisting kawasan dan kontribusi tiap komoditas terhadap produksi nasional. Komoditi tanaman tahunan ini mencakup tanaman karet, kapok, teh , kakao dan lain sebagainya. Sebaran kawasan pertanian tanaman tahunan tersebar di semua Kecamatan yang ada di Kabupaten Batang. Luas kawasan pertanian tanaman tahunan ini adalah seluas 9.168 Ha. b Peternakan Kawasan peternakan secara khusus diperuntukkan bagi kegiatan peternakan melalui pengembangan sentra ternak dalam skala besar maupun kecil. Pengembangan ternak ini akan lebih memiliki nilai tambah melalui pengembangan agrobisnis peternakan. Pengembangan kawasan agrobisnis berbasis peternakan dilakukan untuk menjawab tuntutan kecukupan swasembada daging dan telur serta susu dalam negeri, sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak. Kawasan peternakan di Jawa Tengah di kelompokkan berdasarkan : 1 Kelompok Budidaya Ternak Unggas : Ayam, Itik, Kelinci, Burung Puyuh, Entog, Angsa. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH [RPJMD] KABUPATEN BATANG TAHUN 2017-2022 2 Kelompok Budidaya Ternak Kecil : Domba, Kambing, Babi. 3 Kelompok Budidaya Ternak Besar : Sapi, Kerbau dan Kuda. Pengembangan kawasan peternakan diprioritaskan di kawasan agropolitan yaitu di Kecamatan Tersono, Reban, Bawang dan Kecamatan Limpung. c Perikanan Kawasan perikanan adalah kawasan yang difungsikan untuk kegiatan perikanan dan segala kegiatan penunjangnya dengan tujuan pengelolaan untuk memanfaatkan potensi lahan untuk perikanan dalam meningkatkan produksi perikanan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kawasan perikanan dibedakan menjadi kawasan perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Potensi perikanan di Kabupaten Batang adalah perikanan tangkap untuk perikanan laut dan perikanan budidaya untuk budidaya air tawar, dan budidaya tambak, dengan cakupan luasan 732 ha, yang meliputi Kecamatan Batang, Subah, Banyuputih dan Gringsing. 3 Kawasan Peruntukan Industri Industri Umum Kawasan peruntukkan industri adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri sesuai ketentuan Keppres No. 981993. Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah pemanfaatan ruang dalam memenuhi kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan industri, dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan. Kegiatan perindustrian yang membentuk kawasan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : kawasan industri, kawasan berikat, dan wilayah industri. Selain ketiga jenis kawasan industri tersebut, terdapat juga kegiatan industri yang secara ketat mensyaratkan dengan dengan bahan baku utama. Di Kabupaten Batang dialokasikan hanya untuk wilayah industri. Wilayah industri adalah daerah yang merupakan kelompok-kelompok industri tertentu tanpa adanya ikatan kedalam suatu sistem kelola, sehingga dapat dikatakan bahwa wilayah industri merupakan lingkungan tempat tumbuh dan berkembangnya kegiatan industri dan ekonomi lainnya yang didorong oleh industri dasar. Kegiatan industri, terutama yang menggunakan fasilitas penanaman modal, tidak diperkenankan membangun industri di luar wilayah industri dan diarahkan dan ditampung pada wilayah industri. Ketentuan mengenai pengalihan penguasaan dan RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH [RPJMD] KABUPATEN BATANG TAHUN 2017-2022 pemilikan tanah diatur dalam peraturan yang lebih rinci dari pejabat yang berwenang. Kegiatan industri yang termasuk dalam kategori antara lain : pabrik gula, pengolahan kayu dan penggilingan padi masih memungkinkan tidak harus ditempatkan pada kawasan peruntukan industri, tetapi ditempatkan pada lokasi yang dekat dengan bahan baku utama. Beberapa faktor perlu dipertimbangkan dalam pengalokasian kegiatan industri ini secara ruang, yaitu : a Tidak menggunakan tanah sawah beririgasi teknis atau mengutamakan tanah yang kurangtidak subur. b Jauh dari permukiman penduduk bagi kegiatan industri yang memiliki polusi yang dapat mengganggu permukiman penduduk. c Wajib Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Amdal dikenakan bagi industri yang mempunyai dampak penting. d Hubungan hukum antara penanggung jawab kegiatan dengan tanah berbentuk sewa-menyewa, dan diutamakan berbentuk hak milikHGB dab hak pakai. Kawasan Peruntukan Industri Wilayah Industri di Kabupaten Batang dialokasikan berada di Kecamatan Gringsing, Banyuputih, Subah, Tulis, dan Kecamatan Kandeman 4 Kawasan Pariwisata Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990, pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 butir 7. Kawasan pariwisata ini dapat berupa kawasan perindustrian, kawasan pertanian, kawasan suaka alam dan hutan wisata, kawasan suaka alam laut dengan perairan lainnya, kawasan taman nasional, kawasan taman hutan raya, serta kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. Kawasan pariwisata ini diperuntukkan bagi kegiatan yang bersifat pemanfaatan obyek wisata maupun kegiatan penyediaan, pemeliharaan sarana dan prasarana wisata, kegiatan promosi dan yang bersifat menunjang pariwisata Kawasan Pariwisata di Kabupaten Batang termasuk dalam katagori wisata alam, yaitu : Pantai Ujungnegoro, Pantai Sigandu, dan Wisata Alam Pagilaran RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH [RPJMD] KABUPATEN BATANG TAHUN 2017-2022 5 Kawasan Permukiman Kawasan permukiman adalah kawasan di luar kawasan lindung yang diperlukan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang berada di daerah perkotaan atau perdesaan. Kriteria kawasan permukiman adalah kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk permukiman yang aman dari bahaya bencana alam, sehat, dan mempunyai akses untuk kesempatan berusaha. Secara keruangan, kawasan permukiman ini terdiri dari permukiman perdesaan dan permukiman perkotaan. Kawasan permukiman perdesaan pada dasarnya adalah tempat tinggal yang tidak dapat dipisahkan atau letaknya tidak boleh terlalu jauh dengan tempat usaha. Oleh karenanya, pengembangan permukiman atau rumah tempat tinggal di desa yang bersangkutan, dengan jarak maksimum dari pusat desa 250 meter. Kawasan permukiman yang saat ini belum terbangun, diutamakan peruntukkannya bagi perluasan permukiman penduduk yang tinggal di perkampungan terdekat. Kawasan permukiman perkotaan dapat terdiri atas bangunan rumah tempat tinggal, baik berskala besar, sedang, atau kecil; bangunan rumah campuran tempat tinggalusaha; dan tempat usaha. Pengembangan permukiman pada tempat-tempat yang menjadi pusat pelayanan penduduk di sekitarnya, seperti ibukota kecamatan, ibukota kabupaten, agar dialokasikan di sekeliling kota yang bersangkutan atau merupakan perluasan areal permukiman yang telah ada. Untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan ini, diperhatikan beberapa hal berikut : a Sejauh mungkin tidak menggunakan tanah sawah beririgasi teknis dan setengah teknis, yang intensitas penggunaannya lebih dari satu kali dalam satu tahun. b Pengembangan permukiman pada sawah non-irigasi teknis atau kawasan pertanian lahan kering diperkenankan sejauh mematuhi ketentuan yang berlaku mengenai peralihan fungsi peruntukkan kawasan

3. Potensi Daerah

a. Potensi Pertanian