Kawasan lindung lainnya Kawasan Pantai Berhutan Bakau Kawasan Hutan Produksi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH [RPJMD] KABUPATEN BATANG TAHUN 2017-2022 3 Kawasan Rawan Abrasi Laut Berdasarkan RTRW Kabupaten Batang Tahun 2011 Kabupaten Batang mempunyai kawasan rawan abrasi laut, yaitu untuk wilayah pantai yang berpotensi abrasi laut antara lain : Desa Denasri Kulon, Karang Asem, Klidang Lor, Kemiri, Kedung Segog, Dukuh Celong Desa Kedawung, Pantai Sigandu Desa Klidang Lor dan Desa Depok dengan cakupan luas ± 350 ha

e. Kawasan lindung lainnya Kawasan Pantai Berhutan Bakau

Kawasan Pantai Berhutan Bakau adalah kawasan tempat tumbuhnya tanaman mangrove di wilayah pesisirlaut yang berfungsi untuk melindungi habitat, ekosistem, dan aneka biota laut, melindungi pantai dari sedimentasi, abrasi dan proses akresi pertambahan pantai dan mencegah terjadinya pencemaran pantai. Lokasi kawasan pantai berdasarkan RTRW Kabupaten Batang Tahun 2011 mencakup pantai utara Desa Depok ke arah timur Ujung Negoro sampai Roban. Luasan pantai berhutan bakau mencakup ± 75 ha.

2. Kawasan Budidaya

Kawasan Budidaya adalah kawasan di luar kawasan lindung yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Berdasarkan RTRW Kabupaten Batang Tahun 2011 Kawasan Budidaya di Kabupaten Batang meliputi :

a. Kawasan Hutan Produksi

Kawasan hutan produksi adalah kawasan hutan yang dibudidayakan dengan tujuan diambil hasil hutannya baik hasil hutan kayu maupun non kayu. Kawasan ini merupakan kawasan hutan yang diperuntukkan guna produksi hasil hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya pembangunan, mendukung pengembangan industri dan ekspor. Kawasan hutan produksi meskipun merupakan kawasan budidaya tetapi juga memiliki fungsi perlindungan sebagai daerah resapan air. Kawasan ini tidak boleh dialihfungsikan untuk kegiatan lain, dan harus dikendalikan secara ketat. Di Jawa Tengah hutan produksi dikelola Perum Perhutani meliputi hutan jati dan hutan rimba. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH [RPJMD] KABUPATEN BATANG TAHUN 2017-2022 Hutan jati dibudidayakan untuk diambil hasil hutan kayunya, sedangkan hutan rimba dibudidayakan untuk diambil hasil hutan non kayu meliputi : damar, rotan dan hasil hutan lainnya. 1 Kawasan Hutan Produksi Terbatas Kawasan hutan produksi terbatas adalah kawasan hutan yang digunakan untuk kegiatan budidaya hasil-hasil hutan secara terbatas dengan tetap memperhatikan fungsinya sebagai hutan untuk melindungi, kawasan di bawahnya. Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah memanfaatkan ruang beserta sumberdaya hutan dengan cara tebang pilih dan tanam untuk menghasilkan hasil-hasil hutan bagi kepentingan negara, masyarakat, industri, ekspor dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Sebaran kawasan hutan produksi terbatas ini sebagian besar berada di Kecamatan Blado, Reban, dan Kecamatan Bawang. Selain itu hutan produksi terbatas juga sebagian kecil berada di Kecamatan Bandar, Subah, Tersono dan Kecamatan Limpung. Luas keseluruhan hutan produksi terbatas di Kabupaten Batang adalah 9.200,10 Ha. 2 Kawasan Hutan Produksi Tetap Kawasan hutan produksi tetap adalah kawasan hutan yang karena pertimbangan kebutuhan sosial ekonomi dipertahankan sebagai kawasan hutan produksi yang berfungsi untuk menghasilkan hasil-hasil hutan bagi kepentingan negara, masyarakat, industri dan ekspor. Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah memanfaatkan ruang beserta sumberdaya hutan, baik dengan cara tebang pilih maupun tebang habis, dan tanam untuk menghasilkan hasil-hasil hutan bagi kepentingan negara, masyarakat, dan industri dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan Sebaran kawasan hutan produksi tetap ini berada di Kecamatan Wonotunggal, Bandar, Blado, Bawang, Tulis, Pecalungan, Subah, Banyuputih, Gringsing dan Kecamatan Tersono. Selain itu hutan produksi tetap juga sebagian kecil berada di Kecamatan Reban dan Kecamatan Limpung.Luas keseluruhan hutan produksi tetap di Kabupaten Batang adalah 5.677,38 Ha.

b. Kawasan Pertanian