Peristiwa Setelah Tanggal Neraca Subsequent Events
292
Laporan Tahunan 2011 PT Vale Indonesia Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan Notes to the Financial Statements
PT Vale Indonesia Tbk sebelumnya PT International Nickel Indonesia Tbk PT Vale Indonesia Tbk formerly PT International Nickel Indonesia Tbk
31 Desember 2011 dan 2010 December 31, 2011 and 2010
35. Aset dan Liabilitas Kontinjensi lanjutan 35. Contingent Assets and Liabilities continued
g. Tuntutan Sipil Masyarakat Kabupaten Morowali g. Civil Claim Morowali Regency
Pada tanggal 1 Maret 2011, Perseroan mendapatkan surat panggilan pengadilan sehubungan adanya gugatan perwakilan kelompok “class
action” yang dilayangkan oleh 10 orang warga Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah “Penggugat”. Class Action tersebut dilayangkan oleh
Penggugat ke Pengadilan Negeri “PN” Jakarta Pusat terhadap 1 Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini KESDM sebagai Tergugat I,
2 Perseroan sebagai Tergugat II dan 3 Direktur Jendral Mineral dan Batubara sebagai Turut Tergugat, berkaitan dengan Perubahan dan
Perpanjangan Kontrak Karya tahun 1996 dan reservasinya atas area Kontrak Karya di Kabupaten Morowali. Penggugat berpendapat bahwa
Perubahan dan Perpanjangan Kontrak Karya tahun 1996 adalah cacat hukum dan bertentangan dengan UU dan peraturan yang berlaku,
sehingga Tergugat I dan Perseroan telah melakukan perbuatan melanggar hukum. Penggugat meminta PN, antara lain, menyatakan
Perseroan telah melakukan perbuatan melanggar hukum dan Perubahan dan Perpanjangan Kontrak Karya tahun 1996 adalah tidak sah dan
mewajibkan Perseroan untuk membayar ganti rugi dalam jumlah keseluruhan
sebesar IDR5.648.050.750.000
atau setara
dengan AS648,5 juta menggunakan nilai tukar IDR8.709AS.
On March 1, 2011, the Company was served with court summons regarding a class action filed by 10 individuals residing in Morowali
Regency, Central Sulawesi the “Plaintiff”. The class action was brought by the Plaintiff before the Central Jakarta District Court the “Court”
against 1 the Government of the Republic of Indonesia, in this case the MEMR, as Defendant I, 2 the Company as Defendant II and 3 the
Director General of Mineral and Coal as Ancillary Defendant with respect to the Modification and Extension of the CoW 1996 and the reservation
of CoW area in Morowali Regency. The Plaintiff stated that the Modification and Extension of the CoW 1996 was legally defective and it
is contrary to laws and regulations, and alleged that Defendant I and the Company have committed wrongful act. The Plaintiff asked the Court,
among others, to declare that the Company has committed a wrongful act and that the 1996 Modification and Extension of the CoW is not valid
and to require the Company to pay damages to the Plaintiff in the aggregate amount of IDR5,648,050,750,000 or equivalent to US648.5
million using an exchange rate of IDR8,709US.
Dalam pandangan Perseroan, class action diatas adalah tanpa dasar yang kuat.
In the Company’s view the class action is groundless. Pada tanggal 6 Juni 2011 Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak dapat
menerima gugatan perwakilan kelompok tersebut. Penggugat tidak mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri
tersebut. On June 6, 2011 the Central Jakarta District Court dismissed without
prejudice the class action. The Plaintiff did not ask for an appeal against such District Court decision.
36. Peristiwa Setelah Tanggal Neraca 36. Subsequent Events
Dewan Komisaris
Perseroan mengadakan RUPSLB pada 17 Pebruari 2012 untuk menyetujui perubahan susunan Dewan Komisaris. Dalam RUPSLB ini,
para pemegang saham menerima pemberhentian dengan hormat Tito Martins dari jabatannya sebagai Komisaris dan menyetujui penunjukan
Gerd Peter Poppinga dari jabatannya sebagai Presiden Komisaris menjadi Komisaris, serta pengangkatan Ricardo Rodrigues de Carvalho
sebagai Presiden Komisaris, dengan masa jabatan efektif terhitung sejak penutupan RUPSLB tersebut sampai dengan penunjukan kembali pada
RUPS Tahunan pada 2012.
Board of Commissioners
The Company held an EGMS on February 17, 2012, to approve changes to the composition of the Board of Commissioners. At the EGMS, the
shareholders accepted the honorable discharge of Tito Martins from his position as Commissioner; accepted the honorable discharge of Gerd
Peter Poppinga from his role as President Commissioner and approved his appointment as Commissioner; and approved the appointment of
Ricardo Rodrigues de Carvalho as the President Commissioner, effective as of the closing of the EGMS until their re-appointment at the AGMS in
2012.
Peraturan KESDM mengenai Peningkatan Nilai Tambah MEMR Regulation on Domestic Value Add
Pada tanggal 6 Pebruari 2012, KESDM mengeluarkan Peraturan No. 07 tahun 2012 mengenai Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui
Pengolahan Mineral dan Proses Pemurnian PerMen No. 72012. Peraturan ini dikeluarkan untuk penerapan Pasal 96 dan III dari Peraturan
Pemerintah Nomor 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Pertambangan Mineral dan Batubara PP No.232010.
Berdasarkan PP No.232010 dan PerMen No. 72012, logam mineral tertentu, termasuk nikel, dianggap sebagai komoditas pertambangan, nilai
yang dapat
ditambahkan melalui
pengolahan danatau
kegiatan pemurnian. Dengan demikian, nikel harus diproses danatau dimurnikan di
dalam negeri sesuai dengan batasan minimum yang ditetapkan dalam PerMen No. 72012.
Pemegang Kontrak Karya yang telah melakukan produksi sebelum Peraturan ini diterbitkan diwajibkan untuk :
a. melakukan
penyesuaian terhadap
batasan minimum
pengolahan danatau pemurnian sesuai dengan batas yang ditentukan
diatas dalam
waktu 5
tahun setelah
UU Pertambangan 2009 ini dikeluarkan; dan
b. menyampaikan
laporan berkala
mengenai penyesuaian
terhadap batasan minimum pengolahan danatau pemurnian kepada Direktur Jenderal Batubara dan Pertambangan untuk
evaluasi. On February 6, 2012, the MEMR issued Regulation No. 07 of 2012 on
Increase in Value-Add from Minerals through Mineral Processing and Refining “Reg No.72012”. This Regulation was issued to further
implement Articles 96 and III of Government Regulation No. 23 of 2010 on the Implementation of Mineral and Coal Mining Activities “GR
No.232010”.
Pursuant to GR No. 232010 and Reg No. 72012, certain metal minerals, including nickel, are regarded as mining commodities, the value of which
can be added to through processing andor refining activities. As such, nickel must be processed andor refined within the country in accordance
with the minimum threshold provided in Reg No. 72012.
CoW holders that have been producing prior to the issuance of the Regulation must:
a. make adjustment to the processing andor refining minimum
threshold plan to be in accordance with the limit set out above within 5 years of the issuance of the 2009 Mining Law; and
b. submit periodic reports on the development of the adjustment
to the processing andor refining minimum limit plan to the Director General of Minerals and Coal for evaluation.
PT Vale Indonesia Tbk 2011 Annual Report
293
Catatan atas Laporan Keuangan Notes to the Financial Statements
PT Vale Indonesia Tbk sebelumnya PT International Nickel Indonesia Tbk PT Vale Indonesia Tbk formerly PT International Nickel Indonesia Tbk
31 Desember 2011 dan 2010 December 31, 2011 and 2010
36. Peristiwa Setelah Tanggal Neraca lanjutan 36. Subsequent Events continued