PT Vale Indonesia Tbk 2011 Annual Report
241
Catatan atas Laporan Keuangan Notes to the Financial Statements
PT Vale Indonesia Tbk sebelumnya PT International Nickel Indonesia Tbk PT Vale Indonesia Tbk formerly PT International Nickel Indonesia Tbk
31 Desember 2011 dan 2010 December 31, 2011 and 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi yang Signifikan lanjutan 2. Summary of Significant Accounting Policies continued
2.12. Pengeluaran untuk Lingkungan Hidup
Operasi Perseroan telah, dan di masa akan datang mungkin akan dipengaruhi oleh secara berbeda dari waktu ke waktu perubahan-
perubahan dalam peraturan perundangan mengenai lingkungan hidup. Kebijakan Perseroan adalah memenuhi atau, jika mungkin, melampaui
semua ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah tersebut, dengan menerapkan langkah-langkah yang secara teknis telah teruji dan layak
secara ekonomis.
2.12. Environmental Expenditures
The operations of the Company have been, and may in the future be affected from time to time to varying degrees by changes in
environmental regulations. The Company’s policy is to meet or, if possible, surpass the requirements of all applicable regulations issued
by the Government by the application of technically proven and economically feasible measures.
Pengeluaran-pengeluaran yang
berhubungan dengan
program lingkungan hidup dan reklamasi yang sedang berjalan dibebankan pada
laporan laba rugi pada saat terjadinya atau dikapitalisasi dan disusutkan tergantung pada masa manfaat ekonomisnya. Cadangan Jaminan
Reklamasi juga telah dibentuk sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku lihat Catatan 22a. Disamping itu, liabilitas diestimasi atas
penghentian pengoperasian aset telah diakui sebesar taksiran biaya penutupan area tambang, penghentian dan pembongkaran fasilitas.
Expenditures that relate to ongoing environmental and reclamation programs are charged to profit or loss as incurred, or capitalized and
depreciated depending on their future economic benefits. A Reclamation Guarantee Reserve has also been set up in accordance with applicable
Government requirements see Note 22a. In addition, a provision for asset retirement has been recognized for the estimated costs of mine
closure, decommissioning and dismantling of facilities.
Liabilitas diestimasi atas penghentian pengoperasian aset Perseroan mencakup biaya-biaya yang berkaitan dengan reklamasi tambang dan
aktivitas penutupan tambang serta penghentian dan pembongkaran fasilitas.
The Company’s provision for asset retirement consists of costs associated with mine reclamation and mine closure activities and
decommissioning and dismantling of facilities. Liabilitas diestimasi atas penghentian pengoperasian aset dicatat untuk
mengakui kewajiban hukum yang
berkaitan dengan penghentian penggunaan
aset tetap
yang berasal
dari akuisisi,
pembangunanpengembangan danatau operasi normal aset tetap. Penghentian aset tetap ini termasuk penjualan, penelantaran, pendaur-
ulanganpenghapusan dengan cara lainnya, adalah penarikan selain penghentian sementara pemakaian.
The provision for asset retirement is provided for legal obligations associated with the retirement of a tangible long-lived asset that results
from the acquisition, construction or development andor the normal operation of a long-lived asset. The retirement of a long-lived asset is its
other than temporary removal from service including its sale, abandonment, recycling or disposal in some other manner.
Liabilitas diestimasi atas penghentian pengoperasian aset diakui sebagai liabilitas pada saat kewajiban hukum yang berkaitan dengan penghentian
pengoperasian sebuah aset timbul, dan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya. Disamping itu, biaya penghentian pengoperasian aset dalam
jumlah yang sama dengan jumlah liabilitasnya dikapitalisasi sebagai bagian dari aset yang berkaitan yang kemudian disusutkan nilainya
sepanjang masa manfaat aset tersebut. Kewajiban ini diukur pada nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan
kewajiban
menggunakan tingkat
diskonto sebelum
pajak yang
mencerminkan penilaian pasar atas nilai waktu uang dan risiko yang terkait dengan kewajiban tersebut. Peningkatan kewajiban ini sehubungan
dengan berlalunya waktu diakui sebagai biaya keuangan. Kewajiban ini dibebankan pada lebih dari satu periode pelaporan, jika kejadian yang
menimbulkan kewajiban itu timbul dalam lebih dari satu periode pelaporan. Misalnya, bila ada sebuah fasilitas yang ditutup untuk
selamanya tetapi rencana penutupan ditetapkan lebih dari satu periode pelaporan, biaya penutupan tersebut akan diakui selama periode
pelaporan sampai rencana penutupan selesai. Adanya penambahan liabilitas yang terjadi setelah periode pelaporan akan dianggap sebagai
tambahan terhadap liabilitas awal. Setiap tambahan liabilitas akan diakui sebesar nilai wajar. Tambahan liabilitas akan dinilai terpisah, diakui dan
dicatat secara prospektif. Provisions for asset retirement are recognized as liabilities when a legal
obligation with respect to the retirement of an asset is incurred, with the initial measurement of the obligation at fair value. In addition, an asset
retirement cost equivalent to the liabilities is capitalized as part of the related asset’s carrying value and is subsequently depreciated or
depleted over the asset’s useful life. These obligations are measured at the present value of the expenditures expected to be required to settle
the obligation using a pre-tax rate that reflects the current market assessment of the time value of money and the risks specific to the
obligation. The increase in these obligations due to passage of time is recognized as finance costs. These obligations are incurred over more
than one reporting period when the events that create the obligation occur over more than one reporting period. For example, if a facility is
permanently closed but the closure plan is developed over more than one reporting period, the cost of the closure of the facility is incurred over
the reporting periods when the closure plan is finalized. Any incremental liability incurred in a subsequent reporting period is considered to be an
additional layer of the original liability. Each layer is initially measured at fair value. A separate layer will be measured, recognized and accounted
for prospectively.
Perubahan dalam pengukuran kewajiban tersebut yang timbul dari perubahan estimasi waktu atau jumlah pengeluaran sumber daya
ekonomis contohnya: arus kas yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, atau perubahan dalam tingkat diskonto, akan
ditambahkan pada atau dikurangkan dari, harga perolehan aset yang bersangkutan pada periode berjalan. Jumlah yang dikurangkan dari harga
perolehan aset tidak boleh melebihi jumlah tercatatnya. Jika penurunan dalam liabilitas melebihi nilai tercatat aset, kelebihan tersebut segera
diakui dalam laporan laba rugi. Jika penyesuaian tersebut menghasilan penambahan
pada harga
perolehan aset,
Perseroan akan
mempertimbangkan apakah hal ini mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset yang baru mungkin tidak bisa dipulihkan secara penuh. Jika terdapat
indikasi tersebut, Perseroan akan melakukan pengujian penurunan nilai terhadap aset tersebut dengan melakukan estimasi atas nilai yang dapat
dipulihkan dan akan mencatat kerugian dari penurunan nilai, jika ada. The changes in the measurement of these obligations that result from
changes in the estimated timing or amount of the outflow of resources embodying economic benefits e.g. cash flows required to settle the
obligation, or a change in the discount rate will be added to or deducted from, the cost of the related asset in the current period. The amount
deducted from the cost of the asset should not exceed its carrying amount. If a decrease in the liability exceeds the carrying amount of the
asset, the excess is recognized immediately inprofit or loss. If the adjustment results in an addition to the cost of an asset, the Company
will consider whether this is an indication that the new carrying amount of the asset may not be fully recoverable. If there is such an indication,
the Company will test the asset for impairment by estimating its recoverable amount and will account for any impairment loss incurred.
242
Laporan Tahunan 2011 PT Vale Indonesia Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan Notes to the Financial Statements
PT Vale Indonesia Tbk sebelumnya PT International Nickel Indonesia Tbk PT Vale Indonesia Tbk formerly PT International Nickel Indonesia Tbk
31 Desember 2011 dan 2010 December 31, 2011 and 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi yang Signifikan lanjutan 2. Summary of Significant Accounting Policies continued
2.12. Pengeluaran untuk Lingkungan Hidup lanjutan 2.12. Environmental Expenditures continued