Service”, Penghargaan sebagai “Mitra Terpercaya tahun 2003-2007 kategori Bank Umum Swasta Nasional Devisa”, Lima Besar Bank Umum Swasta Teraman versi
Majalah Pilar Bisnis, CBE Award 2010 sebagai Bank Paling Kreatif, meraih Info Bank Award untuk Kinerja keuangan dengan predikat “Sangat Bagus” dari tahun
2000-2010, serta berbagai prestasi lainnya www.infobank-award.com. Dari berbagai penghargaan yang di dapatkan Bank Bukopin, otomatis
menunjukkan kepada kita bahwa bank ini memiliki sumber daya manusia yang bagus di dalamnya, baik itu karyawan maupun pimpinan perusahaannya. Berdasarkan
beberapa alasan serta pertimbangan di atas yang dapat mendukung penelitian ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang iklim organisasi terhadap
kinerja karyawan di PT. Bank Bukopin Cabang Medan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Sejauhmanakah hubungan iklim organisasi dengan
kinerja karyawan di PT. Bank Bukopin cabang Medan ? ”
1.3 Pembatasan Masalah
Agar memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian dengan tujuan untuk dapat menghasilkan uraian penelitian yang sistematis dan analisa yang objektif,
diperlukan pembatasan masalah. Maka penulis membuat batasan yang spesifik sebagai berikut :
1. Fokus penelitian terbatas pada Iklim Organisasi yang terjadi di PT. Bank
Bukopin 2.
Penelitian berlokasi di PT. Bank Bukopin Cabang Medan 3.
Objek penelitian ini adalah seluruh pegawai PT. Bank Bukopin Cabang Medan
Universitas Sumatera utara
4. Penelitian dilakukan Juni – September 2012
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peran iklim organisasi di PT. Bank Bukopin Cabang
Medan. 2.
Untuk mengetahui hubungan iklim komunikasi organisasi di PT. Bank Bukopin Cabang Medan terhadap kinerja karyawannya.
1.4.2 Manfaat Penelitian
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
positif terhadap khasanah keilmuan di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU khususnya mengenai iklim organisasi dan kinerja karyawan.
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah
pengetahuan dan wawasan peneliti tentang iklim organisasi 3.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada PT. Bank Bukopin Cabang Medan tentang hubungan iklim organisasi dengan
kinerja karyawan.
1.5 Kerangka Teori
Setiap peneliti memerlukan kejelasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah-masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang
membuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti Nawawi, 1995:39-40.
Menurut Kerlinger, teori adalah himpunan konstruksi konsep, definisi proporsi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala yang menjabarkan
relasi di antara variable untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut
Universitas Sumatera utara
Rakhmat, 1991 : 6. Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah komunikasi, komunikasi organisasi, arus informasi dalam organisasi, iklim
komunikasi organisasi dan kinerja.
1.5.1 Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communis, yaitu “sama”, sama disini diartikan sebagai proses penyamaan makna, jadi komunikasi dapat terjadi
apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Komunikasi merupakan proses
pengoperasian lambang-lambang yang memiliki makna untuk mengubah pemikiran orang lain, sikap, dan perilaku Effendy, 2007 : 9.
Komunikasi menurut Balerson dan Strainer dalam Fisher, adalah, penyampaian ide, informasi, emosi, keterampilan, dan seterusnya melalui simbol
kata, angka, grafik, dan lain-lain. Menurut Onong Uchjana Effendy, komunikasi merupakan peristiwa penyampaian ide manusia. Di dalam komunikasi terdapat lima
komponen komunikasi, yaitu komunikator, komunikan, media, pesan, dan efek Effendy, 2007 : 10.
Brent D. Ruben mengatakan komunikasi sebagai suatu proses memalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi, dan dalam
masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain. Komunikasi primer yaitu komunikasi
yang proses penyampaian pesannya dengan menggunakan bahasa sebagai media penyampaian pesannya. Bahasa dipilih sebagai objek verbal dari proses komunikasi
Cangara, 1998 : 20.
Universitas Sumatera utara
Lasswell dalam bukunya The Structure and Function of Communication in Society mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah
menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau “Siapa mengatakan Apa dengan Saluran apa Kepada Siapa
dengan Efek apa? Effendy, 1993 : 10. Dari definisi diatas, dapat diartikan komunikasi merupakan suatu proses
penyampaian pesan yang berupa ide, gagasan, informasi, emosi, keterampilan melalui simbol dan lambang-lambang yang berarti melalui media-media tertentu
sehingga dapat menimbulkan efek berupa perubahan tingkah laku.
1.5.2 Komunikasi Organisasi
Stephan P. Robbins menyatakan, organisasi adalah kesatuan entity sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja secara sadar, terus menerus untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi merupakan wadah tempat berkumpulnya seluruh anggota
dengan status posisi tertentu yang selalu bergerak menuju tercapainya tujuan organisasi Thoha, 1993 : 7.
Menurut Kochler, organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri, seperti komunikasi antara atasan dan bawahan, dan komunikasi antara rekan sekerja.
Sedangkan komunikasi eksternal yaitu, komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti hubungan dengan masyarakat di luar lingkup
perusahaan Toulson Smith, 1994 : 402
Universitas Sumatera utara
Komunikasi organisasi merupakan pertunjukkan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari sesuatu organisasi. Dalam
sebuah teori tentang komunikasi organisasi, menyebutkan keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk melakukan pekerjaan secara efektif, untuk
bersikap jujur dalam organisasi, untuk meraih semangat dalam organisasi, untuk melaksanakan tugas secara kreatif, dan untuk menawarkan gagasan-gagasan yang
inovatif bagi penyempurnaan organisasi, semuanya dipengaruhi oleh komunikasi Pace dan Faules, 2001 : 145.
Di dalam organisasi terdapat hubungan formal dan informal. Hubungan formal yaitu hubungan yang timbul karena adanya organisasi resmi orientasinya
lebih kepada pekerjaan. Ini biasanya dilakukan dalam rapat anggota organisasi. Sedangkan hubungan informal, biasanya berada di luar kedinasan, orientasinya lebih
bersifat pribadi dan dilakukan diluar kantor. Menurut Goldhaber Muhammad, 2005 : 34 definisi komunikasi organisasi
adalah pross menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan, hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti
atau yang selalu berubah-ubah. Proses di sini adalah organisasi, yaitu suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan antara
anggotanya. Pesan, merupakan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Jaringan alur pesan, ciptaan dan
pertukaran pesan dari orang-orang sesamanya yang terjadi melewati satu set jalan kecil. Keadaan saling tergantung, menunjukkan bahwa organisasi adalah suatu sistem
yang akan berpengaruh antara satu dengan lainnya.
Universitas Sumatera utara
Kenaikan kepuasan kerja karyawan akan mengakibatkan kenaikan produktivitas perusahaan. Seorang karyawan akan lebih bahagia jika ia produktif,
karena itu manajemen di dalam perusahaan harus memperhatikan agar karyawan selalu merasa puas. Hal ini tentu tidak terlepas dari pimpinan perusahaan, dimana
pemimpin yang demokratis sangat dibutuhkan. Hal ini bertujuan agar pimpinan dapat mendorong anggotanya untuk berpartisipasi menjalankan tugas organisasinya dengan
cara memberikan sarana, umpan balik, dan menyelesaikan masalah dan keluhan mereka dengan baik www.wordpress.com.
1.5.3 Arus Komunikasi Dalam Organisasi
Pace dan Faules 2001:157 mengemukakan, dalam organisasi terdapat empat jenis komunikasi organisasi, yaitu :
1. Downward communication
Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen atasan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi
dari atas ke bawah ini adalah untuk pemberian instruksi kerja, penjelasan pimpinan untuk perlu menjalankan suatu tugas yang perlu dilaksanakan,
penyampaian informasi mengenai peraturan yang berlaku, serta pemberian motivasi kepada karyawan untuk berkelakuan baik.
2. Upward communication
Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan subordinate mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini
adalah untuk menyampaikan informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan, penyampaian informasi tentang persoalan
pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan,
Universitas Sumatera utara
penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan, penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
3. Horizontal variable
Yaitu komunikasi yang berlangsung antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan setara. Fungsi arus komunikasi ini adalah untuk
memperbaiki koordinasi tugas, upaya pemecahan masalah, saling berbagi informasi, upaya pemecahan konflik, serta membina hubungan melalui
kegiatan bersama. 4.
Interline communication Yaitu tindakan komunikasi untuk informasi melewati batas-batas
fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas- saluran ini, karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan
jabatan fungsional yang berbeda. 1.5.4 Iklim Komunikasi Organisasi
Iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi sangatlah penting, karena secara tidak langsung iklim komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara hidup
orang-orang di dalam sebuah organisasi. Kepada siapa orang-orang berbicara, siapa saja yang disukai, bagaimana perasaan masing-masing orang, dan bagaimana
perkembangan orang-orang di dalam organisasi tersebut. Pace dan Faules 2001 : 149 mengatakan iklim komunikasi organisasi terdiri
dari persepsi-persepsi terhadap unsur organisasi dan pengaruhnya terhadap komunikasi. Pengaruh ini di definisikan, disepakati, dikembangkan, dan dikokohkan
secara berkesinambungan melalui interaksi dengan anggota organisasi lainnya.
Universitas Sumatera utara
Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan- tindakan individu dan mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pace dan Faules 2001 : 159 bahwa ada enam faktor yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi. Keenam
faktor tersebut adalah : 1.
Kepercayaan Pegawai di semua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan dan
mempertahannya hubungan yang di dalamnya kepercayaan, keyakinan dan kredibilitas didukung oleh pernyataan dan tindakan.
2. Pembuatan keputusan bersama
Semua karyawan diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan dengan
kedudukan mereka. Setiap karyawan harus diberikan kesempatan berkomunikasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam
proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan.
3. Kejujuran
Suasana umum meliputi kejujuran harus mewarnai hubungan dalam organisasi, dan setiap karyawan mampu mengatakan apa yang ada di dalam pemikiran
mereka.
4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah
Kecuali keperluan informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka saat
itu. Yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya.
5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas
Karyawan disetiap tingkat dalam organisasi harus mendengarkan saran-saran atau laporan-laporan masalah yang dikemukakan personel di setiap tingkat
bawahan dalam organisasi, secara berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka.
6. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi
Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan berkinerja tinggi-produktifitas tinggi, kualitas tinggi, biaya
rendah, demikian juga menunjukkan perhatian besar pada anggota organisasi lainnya.
1.5.5 Kinerja
Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak
memperhatikan kinerja karyawannya kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu
Universitas Sumatera utara
jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan –
kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda – tanda peringatan adanya kinerja yang merosot www.id.shvoong.com.
Menurut Syafarudin Alwi secara teoritis tujuan penilaian kinerja karyawan dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development
www.wordpress.com . Yang bersifat evaluasi harus menyelesaikan :
1. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi 2. Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision
3. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar mengevaluasi sistem seleksi. Sedangkan yang bersifat development penilai harus menyelesaikan :
1. Prestasi rill yang dicapai individu 2. Kelemahan- kelemahan individu yang menghambat kinerja
3. Prestasi- prestasi yang dikembangkan. Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat
bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah www.wordpress.com :
1. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi 2. Perbaikan kinerja
3. Kebutuhan latihan dan pengembangan 4. Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi,
pemecatan 5. Untuk kepentingan penelitian pegawai
Universitas Sumatera utara
6. Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai Hendri Simamora 2001: 415, mengatakan penilaian kinerja adalah suatu
proses denganya suatu organisasi mengevaluasi pelaksanaan kerja individu. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan- keputusan personalia dan memberikan umpan
balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka serta memungkinkan perusahaan mengetahui seberapa baik seorang karyawan bekerja jika dibandingkan
dengan standar-standar organisasi. Terdapat beberapa indikator kinerja karyawan yaitu :
1. Loyalitas 2. Semangat kerja
3. Kepemimpinan 4. Kerjasama
5. Prakarsa 6. Tanggung jawab
7. Pencapaian target
1.6 Kerangka Konsep
Konsep sebenarnya adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama Bungin,
2001 :148. Konsep menggambarkan suatu fenomena secara abstrak yang dibentuk dengan jalan membuat generalisasi terhadap sesuatu yang khas Nazir, 1988 : 148.
Sedangkan Kerlinger menyebut konsep sebagai abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus. Jadi konsep merupakan sejumlah ciri atau
standar umum suatu objek Rachmad, 2008 : 17. Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan diatas ada beberapa konsep
yang harus dioperasionalkan menjadi :
Universitas Sumatera utara
1. Variabel Bebas X atau Independence Variable
Variabel bebas adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang adanya menemukan atau mempengaruhi adanya variabel yang
lain Nawawi, 1995 : 41. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Iklim Organisasi.
2. Variabel Terikat Y atau Dependence Variable
Variabel terikat adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang adanya ditentukan atau dipengaruhi oleh adanya variabel yang
lain Nawawi, 1995 : 42. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja Karyawan.
3. Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini karakteristik responden terbagi atas jenis kelamin, usia, lama bekerja dan bagian staf divisi.
1.7 Model Teoritis
Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan permasalahan yang terkait antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan pemikiran kerangka teori
dan konsep, maka penelitian ini mengajukan model teoritis seperti bagan di bawah ini:
Gambar 1 Model Teoritis
Variabel Bebas Variabel Terikat
Variabel X Iklim Organisasi
Variabel Y Kinerja Karyawan
Universitas Sumatera utara
1.8 Operasional Variabel
Operasional adalah upaya membuat konsep-konsep yang telah dikelompokkan ke dalam variabel agar dapat diukur. Berdasarkan kerangka teori dan kerangka
konsep yang telah diuraikan di atas, maka untuk mempermudah penelitian perlu dibuat operasional variabel-variabel sebagai berikut :
Tabel 1.1 Operasional Variabel
Variabel Teoritis Variabel Operasional
Variabel Bebas X
Iklim Organisasi • Kepercayaan
• Pembuatan keputusan partisipatif • Kejujuran
• Keterbukaan • Mendengarkan dalam komunikasi ke atas
• Memikirkan tujuan
Variabel Terikat Y
Kinerja Pegawai • Loyalitas
• Semangat kerja • Prakarsa
• Pencapaian target • Tanggung jawab
Karakteristik Responden
• Jenis kelamin • Usia
• Lama bekerja • Bagian Stafdivisi
Universitas Sumatera utara
1.9 Definisi Operasional