Sengketa Hukum Administrasi Negara Latihan

sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab agar reformasi pembangunan dapat berdaya guna dan berhasil guna. Dengan demikian, para penyelenggara negara dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut, penyelenggara harus jujur, adil, terbuka dan terpercaya serta mampu membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Ketentuan-ketentuan atau pengaturan-pengaturan yang merupakan produk penyelenggara administrasi negara adalah berupa ketetapan atau keputusan. Oleh karena itu dapat di fahami, bahwa dalam proses perjalanan penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan sering terdapat berbagai akibat sampingan dalam bentuk munculnya berbagai benturan kepentingan dalam masyarakat. Untuk menghindari adanya benturan kepentingan antara masyarakat dan pemerintah, maka pemerintah dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan perlu diawasi, baik pengawasan terhadap jalannya pembangunan maupun pengawasan terhadap ketentuan-ketentuan atau pengaturan-pengaturan yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai penyelenggara administrasi negara.

B. Sengketa Hukum Administrasi Negara

Pejabat administrasi negara atau penyelenggara administrasi negara di dalam melaksanakan tugasnya tidak terlepas adanya suatu keputusan atau suatu ketetapan yang dikeluarkannya dalam rangka melaksanakan pengaturan-pengaturan tersebut. Walaupun pejabat administrasi negara diberikan wewenang untuk membuat suatu ketentuan-ketentuan dalam rangka melakukan pengaturan- pengaturan, akan tetapi tidak boleh bertentangan dengan sendi-sendi hukum yang berlaku di negara Indonesia atau tidak boleh melampaui wewenang yang diberikan atau lebih dikenal dengan melampau batas wewenangnya. Sengketa administrasi sering terjadi pada suatu keputusan yang dibuat oleh pejabat yang tidak berwenang atau dibuat tidak menurut prosedur pembuatannya onrechmatige, sehingga merugikan kepentingan masyarakat. Agar masyarakat tidak dirugikan oleh Pemerintahan pada tahun 1986 dikeluarkanlah Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, adapun tujuan pendirian Peradilan Tata Usaha Negara adalah untuk menyelesaikan sengketa antara Pemerintah dan warga negaranya, yakni sengketa-sengketa yang timbul sebagai akibat dari adanya tindakan-tindakan Pemerintah yang dianggap melanggar hak-hak warga negaranya, dengan demikian dapat dikatakan bahwa Peradilan Tata Usaha Negara itu diadakan dalam rangka memberi per- lindungan kepada rakyat. Karena obyek dari sengketa administrasi adalah suatu keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah, maka untuk menghindari ter- jadinya sengketa administrasi terhadap suatu keputusan yang dibuat oleh Pemerintah harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Keputusan tersebut harus dibuat oleh Organ atau BadanPejabat yang berwenang membuatnya bevoegd; 2. Keputusan tersebut harus diberi bentuk dan harus menurut prosedur pembuatannya rechtmatige; 3. Keputusan tersebut tidak boleh memuat kekurangan yuridis; 4. Keputusan tersebut isi dan tujuan harus sesuai dengan isi dan tujuan peraturan dasarnya doelmatig.

C. Latihan

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini : 1. Jelaskan mengapa pemerintah merupakan obyek pengawasan? 2. Jelaskan tujuan dari pengawasan? 3. Sebutkan jenis-jenis pengawasan? 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sengeketa Tata Usaha Negara TUN? 5. Jelaskan mengapa sengketa di bidang kepegawaian termasuk kedalam sengketa TUN?

D. Rangkuman