baik para pejabat penguasa negara maupun para warga masyarakat berada di bawah dan tunduk kepada hukum Undang-Undang yang
sama. Negara berdasarkan atas hukum harus didasarkan atas hukum yang
baik dan adil. Hukum yang baik adalah hukum yang demokratis yang didasarkan atas kehendak rakyat sesuai dengan kesadaran
hukum rakyat, sedangkan hukum yang adil adalah hukum yang memenuhi maksud dan tujuan setiap hukum, yakni keadilan. Hukum
yang baik dan adil perlu di kedepankan, utamanya guna melegitimasi kepentingan tertentu, baik kepentingan penguasa, kelompok maupun
rakyat. Hukum adakalanya dijadikan alasan legalitas untuk melindungi kepentingan penguasa atau kelompok tertentu, sehingga
atas dasar legalitas tersebut kekuasaan dapat dilakukan secara sewenang-wenang. Oleh karena itu suatu negara yang menyatakan
diri sebagai negara hukum dapat dengan mudah menjadi negara yang diktator, karena walaupun negara tersebut berlaku hukum di
negara tersebut, namun hukum yang dibuat didasarkan kepada kepentingan penguasa.
B. Sumber-sumber Hukum
Negara Indonesia telah menyatakan diri sebagai negara hukum oleh karena itu segala perbuatan pemerintah atau penyelenggara Negara
harus berdasarkan kepada hukum yang berlaku. Sehubungan dengan hal tersebut di dalam penyelenggaraan negara
Indonesia sebagai negara hukum yang dijadikan sebagai sumber
hukum administrasi negara sebagaimana dikemukakan oleh Philipus M. Hadjon dkk dalam buku “Pengantar Hukum Administrasi
Indonesia” adalah sebagai berikut:
1. Pancasila; 2. Undang-Undang Dasar 1945;
3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; 4. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah sebagai pengganti
Undang-Undang; 5. Peraturan Pemerintah;
6. Peraturan Presiden; 7. Peraturan Menteri dan Surat Keputusan Menteri;
8. Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah; 9. Yurisprudensi;
10.Hukum Tidak tertulis; 11. Hukum Internasional;
12.Keputusan Tata Usaha Negara; 13.Doktrin
12
.
1. Pancasila
Di dalam Ketetapan MPR No. IIIMPR2000 tentang Sumber Hukum Dan Tata Urutan Peraturan Perundangan-undangan
adalah sebagai berikut: sumber hukum dasar nasional adalah
Pancasila sebagaimana yang tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratanperwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
12
Philipus . Hadjon dkk, op. cit., h. 52-65
Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia; dan Batang Tubuh UUD 1945.
Pancasila dijadikan sebagai sumber hukum dasar nasional disebabkan Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa,
kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan,
keadilan sosial, perdamaian nasional dan mondial, cita-cita politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara, cita-cita moral
mengenai kehidupan keagamaan seluruh rakyat Indonesia.
2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Dasar 1945 adalah merupakan manifestasi dari konsep dan alam pikiran Bangsa Indonesia yang lazim disebut
dengan Hukum Dasar Tertulis. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Hukum Dasar Tertulis, hanya memuat dan mengatur
hal-hal yang prinsip dan garis-garis besar saja serta mengatur hal-hal yang sangat mendasar tentang jaminan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban asasi manusia, susunan ketatanegaraan the structure of government yang bersifat mendasar, serta
berbagai aturan yang mendasar dalam berbagai kehidupan. Undang-Undang Dasar 1945 yang ditetapkan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 yang terdiri dari Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelasan pasal demi pasal.
Batang tubuh terdiri dari 16 Bab, 37 Pasal 4 Pasal Aturan Peralihan dan 2 Ayat Aturan Tambahan sebelum diamandemen, namun
setelah dimandemen sistematika UUD 1945 terdiri dari Pembukaan dan Batang Tubuh, Batang Tubuh terdiri dari 16 Bab 21 Bab
termasuk satu Bab tentang penghapusan, 37 Pasal 73 pasal, 3 Pasal Aturan Peralihan dan 2 Pasal Aturan Tambahan.
UUD 1945 tidak menegaskan mengenai kedudukan UUD 1945 dalam sistem hukum Indonesia. Baru pada tahun 1966 melalui
Ketetapan MPRS Nomor XXMPRS1966 ditegaskan bahwa UUD 1945 adalah peraturan perundang-undangan dan menempati
tata urutan tertinggi atas segala jenis peraturan perundang- undangan. Walaupun UUD 1945 tidak menegaskan kedudukan
dan sifat hukum UUD 1945, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa UUD 1945 merupakan kaidah yang khusus. Hal ini tampak dari
kewenangan penetapan MPR dan tata cara perubahan yang berbeda dengan peraturan perundang-undangan yang lain.
Kekhususan ini mencerminkan kedudukannya dalam sistem hukum Indonesia, karena itu tidak bertentangan dengan semangat
UUD 1945, apabila Tap MPRS menempatkan UUD 1945 pada urutan teratas dalam tata urutan peraturan perundang-undangan
Indonesia. Di dalam Ketetapan MPR Nomor IIIMPR2000, UUD 1945
ditempatkan pada urutan teratas dalam sumber hukum dan tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia dewasa ini,
selain itu UUD 1945 juga merupakan hukum dasar tertulis, hal ini sebagaimana disebutkan di dalam Ketetapan MPR No.III
MPR2000 yaitu UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis Negara Republik Indonesia, memuat dasar dan garis besar hukum
dalam penyelenggaraan negara. Hal yang sama juga sebagaimana dimuat dalam Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, dimana menempatkan Undang-Undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia pada urutan pertama.
3. Ketetapan MPR