69 70
serta mampu menjelaskan secara komprehenshif tentang upaya hukum dan upaya administratif
A. Landasan Terbentuknya Peradilan Tata Usaha Negara
Di dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok- pokok Kekuasaan Kehakiman, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999, Pasal 10 disebutkan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Peradilan dilingkungan :
1. Peradilan Umum; 2. Peradilan Agama;
3. Peradilan Militer; 4. Peradilan Tata Usaha Negara.
Peradilan Umum, Agama dan Militer telah ada terlebih dahulu dibentuk, sedangkan Peradilan Tata Usaha Negara baru dibentuk
pada Tahun 1986 dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986. Landasan pemikiran dibentuknya Peradilan Tata Usaha Negara
adalah : 1. Bahwa Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bertujuan mewujudkan tata
kehidupan negara dan bangsa yang sejahtera, aman, tenteram serta tertib yang menjamin persamaan kedudukan warga
masyarakat dalam hukum, dan yang menjamin terpeliharanya hubungan serasi, seimbang serta selaras antara aparatur di bidang
tata usaha negara dengan para warga masyarakat; 2. Dalam rangka mewujudkan tata kehidupan tersebut, dengan jalan
mengisi kemerdekaan melalui pembangunan nasional secara bertahap, diusahakan untuk membina, menyempurnakan, dan
menertibkan aparatur di bidang Tata Usaha Negara, agar mampu menjadi alat yang efisien, efektif, bersih, serta berwibawa, dan
dalam melaksanakan tugasnya selalu berdasarkan hukum dengan dilandasi semangat dan sikap pengabdian untuk masyarakat;
3. Meskipun pembangunan nasional hendak mencipakan suatu kondisi sehingga setiap warga masyarakat dapat menikmati
suasana serta iklim ketertiban dan kepastian hukum yang berintikan keadilan, dalam pelaksanaanya ada kemungkinan
timbul benturan kepentingan, perselisihan, atau sengketa antara Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dengan warga
masyarakat yang dapat merugikan atau menghambat jalannya pembangunan nasional;
4. Dalam rangka menyelesaikan sengketa-sengketa antara Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dengan warga masyarakat yang
dapat merugikan maka diperlukan adanya Peradilan Tata Usaha Negara yang mampu menegakkan keadilan, kebenaran,
ketertiban, dan kepastian hukum, sehingga dapat memberikan pengayoman kepada masyarakat khususnya dalam hubungan
antara Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dengan warga masyarakat.
Dengan memperhatikan landasan pemikiran sebagaimana telah diuraikan di atas, maka tujuan PTUN diciptakan adalah untuk
menyelesaikan sengketa antara Pemerintah dengan warga negaranya. Dalam hal ini sengketa yang timbul sebagai akibat dari
adanya tindakan-tindakan Pemerintah yang melanggar hak warga negaranya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa PTUN
diadakan dalam rangka memberi perlindungan kepada rakyat. Dengan kata lain tujuan PTUN sebenarnya tidak semata-mata untuk
71 72
memberikan perlindungan terhadap hak-hak perseorangan, melainkan juga untuk melindungi hak-hak masyarakat.
Sesuai dengan perkembangan hukum masyarakat dan kehidupan ketatanegaraan sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, maka materi yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara telah dilakukan perubahan yaitu dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
Perubahan penting atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, antara lain :
1. Syarat untuk menjadi hakim dalam pengadilan di lingkungan Peradilan tata Usaha Negara;
2. Batas umur pengangkatan hakim dan pemberhentian hakim; 3. Pengaturan tata cara pengangkatan dan pemberhentian hakim;
4. Pengaturan pengawasan terhadap hakim; 5. Penghapusan ketentuan hukum acara yang mengatur masuknya
pihak ketiga dalam suatu sengketa; 6. Adanya sanksi terhadap pejabat karena tidak dilaksanakannya
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
B. Beberapa Pengertian dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986