Upaya Administratif Bidang-bidang yang SeringMerupakan Sumber Sengketa TUN

yang sama tingkatnya telah diberikan putusan yang bertentangan satu dengan yang lain. 6 Apabila dalam suatu putusan tersebut terdapat suatu kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan yang nyata. d. Permohonan Peninjauan Kembali harus diajukan sendiri oleh para pihak yang berperkara atau ahli warisnya atau seorang wakilnya yang secara khusus dikuasakan untuk itu Pasal 68 ayat 1. Apabila selama proses peninjauan kembali pemohon meninggal dunia, permohonan tersebut dapat dilanjutkan oleh ahli warisnya Pasal 68 ayat 2.

E. Upaya Administratif

Dalam ketentuan Pasal 48 Jo. Pasal 51 ayat 3 UU No. 5 Tahun 1986 menyebutkan bahwa setiap sengketa tata usaha negara yang menyediakan upaya administratif harus diselesaikan lebih dahulu melalui upaya administratif. Maksud dan tujuan disediakannya upaya administratif, adalah untuk memudahkan pencari keadilan memperoleh keadilan dan memperoleh perlindungan hukum, baik bagi administrasi negara sendiri maupun bagi warga. Upaya administratif adalah suatu prosedur yang dapat ditempuh seorang atau badan hukum perdata apabila ia tidak puas terhadap suatu Keputusan Tata Usaha Negara. Bagi administrasi negara sendiri upaya administratif dapat dijadikan sebagai sarana untuk membetulkan kekeliruannya dan sekaligus melindungi sikap-tindak administrasi yang bertindak secara benar sesuai dengan dengan hukum, kecuali itu upaya administratif juga diharapkan berfungsi memelihara dan menegakkan asas kerukunan dan asas kekeluargaan yang merupakan landasan hubungan Pemerintah dan warga. Agar upaya administratif benar-benar dapat dimanfaatkan secara maksimal dan mampu memberikan perlindungan hukum serta eksistensinya semakin kokoh, perlu segera dirumuskan suatu pola upaya administratif, khususnya hukum acara sebagai standar dalam proses pemeriksaan upaya administratif.

F. Bidang-bidang yang SeringMerupakan Sumber Sengketa TUN

1. Perijinan dispensasi, izin, lisensi, konsesi; 2. Administrasi kepegawaian negeri kenaikan pangkat, ganti rugi jabatan, perlakuan tidak adil; 3. Administrasi keuangan negara kekeliruan pembukuan, kekeliruan hitung, kekeliruan pertanggungjawaban; 4. Administrasi perumahan dan pergedungan status rumah, status gedung, sewa, tanggung jawab perawatan dan sebagainya; 5. Perpajakan penetapan jumlah, tata cara penagihan; 6. Perbeacukaian penetapan kriteria, tata cara penagihan. 7. Agraria pengambilan tanah untuk pelebaran jalan, sewa rumah; 8. Perfilman Lembaga Sensor Film, perizinan impor film; 9. Pemeriksaan bahan makanan dan mutu barang dagangan; 10.Keselamatan perusahaan dan keselamatan kerja, pemeriksaan instrumen-instrumen; 11. Jaminan sosial, tunjangan cacat, fakir miskin; 12.Pertarifan dan pembayaran uang sekolah, pendidikan; 13.Kebersihan kota, tata cara penanggulangan sampah; 14.Organisasi dan pengaturan lalu lintas darat, air dan udara; 15.Keamanan dan ketertiban kota, keindahan kota; 16.Pertanian, perhewanan, peternakan, perikanan, perhutanan; 17.Pengamanan dan perawatan jalan, jembatan dan pelabuhan; 18.Organisasi dan pengamanan toko-toko, pasar-pasar umum; 19.Organisasi dan pengamanan rumah-rumah penginapan; 20.Kesehatan rakyat, rumah sakit, klinik-klinik, pertarifan dan organisasinya; 21.Pelayanan yang dilakukan oleh BUMN seperti: pos, telepon, listrik, air; 22.Masalah perbankan; 23.Masalah-masalah yang berkaitan dengan proses peradilan; 24.Masalah hak asasi dalam arti luas; 25.Masalah-masalah yang baru sesuai perkembangan zaman dalam hal ini ekses perkembangan ilmu dan teknologi, seperti penyadapan informasi dan kejahatan komputer.

G. Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik