muncul apabila seluruh upaya administratif telah dipergunakan.
c. Ketidakwenangan Pengadilan TUN. Pengadilan tidak berwenang memeriksa, memutus dan
menyelesaikan sengketa TUN tertentu dalam hal keputusan yang disengketakan itu dikeluarkan:
1 Dalam waktu perang, keadaan bahaya, keadaan bencana alam, atau luar biasa yang membahayakan, berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku; 2 Dalam keadaan mendesak untuk kepentingan umum ber-
dasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepentingan umum adalah kepentingan bangsa dan atau
kepentingan pembangunan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
4. Gugatan 1 Alasan gugatan
a Keputusan badanPejabat TUN bertentangan dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku baik yang
bersifat formal, prosedur maupun materiil dan yang dikeluarkan oleh Badan atau pejabat yang berwenang;
b Badan atau pejabat TUN dengan Keputusannya menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain dari pada
wewenang yang diberikan detournement de pouvoir; c Badan atau Pejabat TUN mengeluarkan atau tidak
mengeluarkan keputusan secara tidak patut willekeur.
2 Isi gugatan
Seseorang atau Badan Hukum Perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Badan Pejabat TUN
dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Peradilan TUN yang berisi tuntutan agar Keputusan tersebut :
a Dinyatakan batal atau tidak sah Tuntutan Pokok; b Dengan atau tanpa disertai ganti rugi, rehabilitas khusus
sengketa kepegawaian maupun kompensasi Tuntutan Tambahan.
D. Upaya Hukum
1. Pemeriksaan Tingkat Banding
Peradilan TUN berkedudukan sebagai salah satu pelaksanaan a. Permintaan Pemeriksaan Banding
Terhadap Putusan Pengadilan TUN dapat dimintakan pemeriksaan banding oleh penggugat atau tergugat atau
pihak ketiga yang memasuki proses sewaktu proses itu sedang berjalan kepada Pengadilan Tinggi TUN, hal ini sesuai
dengan Pasal 122 UU No.5 Tahun 1986. 1 Pemeriksaan di tingkat banding ini dimaksudkan agar
seluruh pemeriksaan yang telah dilakukan oleh Hakim Pengadilan Tingkat Pertama diperiksa ulang oleh
Pengadilan Tinggi TUN. 2 Pada pemeriksaan ini para pihak diberi kesempatan untuk
mengajukan argumen-argumennya dalam bentuk memori banding mengenai hal-hal yang dianggap perlu, yang
menurut mereka telah dilupakan oleh Hakim Pengadilan Tingkat Pertama.
3 Disini dapat juga diajukan bukti-bukti baru yang belum pernah diajukan atau membantah atau memperkuat
pertimbangan-pertimbangan atau Putusan hakim Pengadilan Tingkat Pertama.
4 Pemeriksaan ini bersifat devolutif, artinya seluruh pemeriksaan perkara dipindahkan atau diulang kembali
oleh Hakim Pengadilan Tinggi TUN.
2. Pemeriksaan Tingkat Kasasi
a. Terhadap putusan tingkat terakhir Pengadilan dapat di- mohonkan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung,
sebagaimana diatur Pasal 131 ayat 1 UU No.5 Tahun 1986. b. Pemeriksaan Kasasi untuk perkara yang diputuskan oleh
Pengadilan di lingkungan TUN, dilakukan menurut ketentuan UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.
c. Permohonan Kasasi dapat diajukan hanya jika pemohon terhadap perkaranya telah menggunakan upaya hukum
banding kecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang Pasal 43 UU No.14 Tahun 1985.
d. Permohonan Kasasi dapat diajukan oleh pihak yang berperkara atau wakilnya yang secara khusus dikuasakan
untuk itu dalam perkara TUN yang diperiksa dan diputus oleh Pengadilan Tinggi atau Tingkat terakhir dalam lingkungan
Peradilan TUN Pasal 44 UU No. 14 Tahun 1985. e. Permohonan Kasasi demi kepentingan Hukum dapat diajukan
oleh Jaksa Agung karena Jabatannya dalam perkara TUN yang diperiksa dan diputus oleh Pengadilan Tingkat Pertama
atau Pengadilan Tingkat Banding di lingkungan PTUN Pasal 45 UU No. 14 Tahun 1985. Permohonan Kasasi tersebut
dapat diajukan hanya satu kali dan demi kepentingan hukum tidak boleh merugikan pihak yang berperkara.
3. Peninjauan Kembali