Hakikat Keterampilan Menulis Kajian Pustaka

commit to user 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Keterampilan Menulis

a. Pengertian Menulis Menulis merupakan komponen keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai siswa. Setiap siswa memiliki kemampuan untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan sikapnya. Kemampuan mengekpresikan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk tulisan seperti puisi, artikel, maupun ke bentuk karangan. Menulis merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat ekspresif, produktif, dan kreatif Yant Mujianto, dkk. 2000: 64. Menulis dikatakan bukanlah hal yang sulit apabila menulis hanya diartikan sebagai aktivitas mengungkapkan gagasan melalui lambang-lambang grafis tanpa memerhatikan unsur penulisan dan unsur di luar penulisan seperti membaca. Sementara itu, sebagian besar orang berpendapat bahwa menulis bukan hal yang mudah sebab di perlukan banyak bekal bagi seorang untuk terampil menulis. Burhan Nurgiyantoro 2001: 273 menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa. Batasan yang dibuat Burhan sangat sederhana. Menurutnya, menulis tidak lepas dari mudah tidaknya tulisan tersebut dipahami oleh pembaca. Berbeda dari kedua pakar di atas, Tarigan 2008: 3, menyatakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Kegiatan menulis sendiri pada dasarnya merupakan kegiatan yang baik dilakukan oleh anak. Dengan menulis berarti seorang anak sedang bergumul dengan proses kreatif sehingga kreativitas anak semakin meningkat. Ketika ia menulis, berarti anak menciptakan sesuatu, yang juga berarti melontarkan pertanyaan-pertanyaan, mengalami keraguan dan kebingungan, sampai akhirnya menemukan pemecahan. Ketika proses kreatif tersebut semakin dilatih, anak akan semakin mudah untuk mengalihkan keahliannya kepada bidang lain yang juga membutuhkan solusi kreatif. commit to user The Liang Gie 2002: 3 berpendapat bahwa menulis diistilahkan mengarang yaitu segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Menurut Hernowo 2002: 215 berpendapat bahwa menulis merupakan aktivitas intelektual praktis yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan amat berguna untuk mengukur sudah seberapa tinggi pertumbuhan ruhani seseorang. Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa aktivitas menulis juga bermanfaat menyeimbangkan fungsi kerja kedua belah otak, baik otak kanan maupun otak kiri. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis itu sangat penting karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Dengan menulis, siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis. Berdasar pada pendapat di atas peneliti dapat menarik kesimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan menyusun dan mengkomunikasikan gagasan melalui media bahasa tulis yang dilakukan penulis kepada pembaca sehingga terjadi interaksi antar keduanya demi tercapainya suatu tujuan. b. Tahap-tahap Menulis Menulis merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan. Di dalamnya terdapat beberapa tahap - tahap penulisan, meliputi tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Ketiga tahap penulisan itu menunjukkan kegiatan utama yang berbeda. Nurudin 2007: 92, mengemukakan tahap-tahap yang harus dilalui dalam menulis meliputi: 1 Tahap Prapenulisan Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis, di dalamnya mencakup beberapa langkah-langkah kegiatan menulis karangan meliputi: commit to user a Menentukan Topik Seorang penulis menentukan apa saja yang akan dibahas di dalam tulisannya. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber ilmu, pengalaman, dan pengamatan. b Membatasi Topik Membatasi topik berarti mempersempit lingkup pembicaraan. Untuk mempermudah pembahasan digunakan gambar, bagan, diagram, atau cara visualisasi yang lainnya. c Menentukan Tujuan Penulisan Penentuan tujuan penulisan akan memberikan gambaran apa yang akan dilakukan pada tahap penulisan, bahkan apa yang akan diberlakukan. d Menentukan Bahan Penulisan Pengumpulan semua informasi atau data yang dipergunakan untuk mencapai data penulisan. e Membuat Kerangka Karangan Penyusunan kerangka karangan merupakan kegiatan terakhir pada tahap persiapan penulisan. 2 Tahap Penulisan Pada tahap ini penulis membahas setiap butir topik yang ada dalam susunan kerangka. Dalam mengembangkan gagasan menjadi suatu kerangka yang utuh, diperlukan bahasa. Penulis harus menguasai kata-kata yang akan mendukung gagasan. Penulis harus mampu memilih kata dan istilah yang tepat sehingga gagasan dapat dipahami pembaca dengan tepat pula. Kata-kata harus dirangkaikan menjadi kalimat efektif selanjutnya kalimat-kalimat tersebut harus disusun menjadi paragraf dan ditulis dengan ejaan yang berlaku disertai penggunaan tanda baca secara tepat. 3 Tahap Revisi Pada tahap ini sebuah tulisan perlu dibaca kembali. Penulis meneliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, daftar pustaka dan sebagainya. Jika sudah melalui revisi selesailah sebuah tulisan. commit to user S. Effendi dalam Yant Mujiyanto, dkk. 2000: 71 menjabarkan tahap- tahap yang harus ditempuh dalam menulis, yaitu: 1 mencatat pokok tulisan, 2 mengumpulkan bahan yang bertalian dengan pokok tulisan, 3 memilih bahan yang paling berkaitan dan menatanya dalam bentuk kerangka tulisan, 4 menguraikan rumusan kerangka tulisan ke dalam bentuk karangan, dan 5 menyunting karangan tersebut sebelum menerbitkannya. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis terbagi menjadi 3, yaitu prapenulisan, penulisan, dan revisi. Semua kegiatan tersebut dilaksanakan dalam satu rangkaian kegiatan yang disebut proses menulis. Penulis harus melampaui semua tahapan tersebut untuk menghasilkan tulisan yang baik. Di dalam penelitian ini, guru dan peneliti menerapkan teknik koreksi sendiri untuk menganalisis tulisan siswa. Siswa diminta menganalisis kesalahan penulisan yang mereka lakukan dan guru mengajarkan bagaimana cara membenahi tulisan mereka. c. Asas-asas Menulis The Liang Gie 2002: 33-37 mengemukakan enam asas menulis yang disebut dengan asas menulis meliputi kejelasan, keringkasan, ketepatan, kesatupaduan, pertautan, penegasan. 1 Kejelasan clarifty Berdasarkan asas ini, setiap karangan haruslah jelas. Tulisan harus mencari gagasan yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembacanya. Di samping itu, tulisan yang jelas berarti tidak dapat di salahtafsirkan oleh pembacanya. Kejelasan berarti tidak samar-samar, tidak kabur sehingga setiap butir ide yang diungkapkan tampak nyata oleh pembaca. Yamada 2002: 143 menyatakan bahwa tugas-tugas menulis yang meliputi teks-teks dengan topik sama yang telah dipilih akan mengurangi beban leksikal pembacanya. 2 Keringkasan conciseness Keringkasan yang dimaksud dalam asas menulis ini bukan berarti setiap tulisan harus pendek. Keringkasan berarti suatu tulisan tidak boleh ada penghamburan kata, tidak disampaikan dalam kalimat yang terlalu panjang. Sebagaimana halnya dengan asas yang pertama, asas menulis yang kedua tidak berlaku sepenuhnya untuk tulisan fiksi. Puisi terkadang diungkapkan commit to user dengan kata yang hemat meskipun pada dasarnya mengandung berbagai gagasan. Lain halnya dengan novel dan cerpen yang diungkapkan dengan kata yang berlebihan untuk memeroleh efek keindahan, memperkuat perwatakan serta memperjelas setting. 3 Ketepatan correctness Asas ketepatan mengandung ketentuan bahwa suatu penulisan harus dapat menyampaikan butir-butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan sepenuhnya seperti yang dimaksudkan oleh penulisnya. Untuk menepati asas ini, penulis harus memerhatikan berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca serta kelaziman. Seperti halnya dua asas sebelumnya, asas ketiga ini tidak berlaku sepenuhnya untuk tulisan fiksi. Tulisan fiksi bersifat multitafsir. Pemahaman pembaca bukan bergantung pada ketepatan tulisan, akan tetapi tingkat apresiasi yang dimilikinya. 4 Kesatupaduan unity Berdasarkan pada asas ini, segala hal yang disajikan dalam tulisan memuat satu gagasan pokok atau sering disebut dengan tema. Tulisan yang tersusun atas alinea-alinea tidak boleh ada uraian yang menyimpang serta tidak ada ide yang lepas dari gagasan pokok tersebut. Asas yang sering disebut dengan syarat kohesi suatu tulisan ini berlaku untuk semua jenis tulisan baik fiksi maupun nonfiksi. 5 Pertautan coherence Jika pada asas sebelumnya sebuah tulisan harus memuat satu gagasan pokok, berdasar pada asas pertautan ini tiap alinea dalam satu tulisan hendaklah berkaitan satu sama lain. Kalimat satu dengan kalimat yang lain harus berkesinambungan. Asas yang sering disebut dengan prinsip koherensi ini berlaku untuk semua tulisan baik jenis fiksi maupun nonfiksi. 6 Penegasan emphasis Asas ini menegaskan bahwa dalam tulisan perlu ada penekanan atau penonjolan tertentu. Hal ini diperlukan agar pembaca mendapatkan kesan yang kuat terhadap suatu tulisan. Asas ini sangat perlu untuk diterapkan pada commit to user tulisan-tulisan fiksi meskipun tulisan nonfiksi juga perlu memerhatikan asas ini. d. Jenis-jenis Tulisan Lauri S. Friedman, 2009: 1 ”Provides model essays on a current controversial issue guiding students in writing a five-paragraph essay, including persuasive, descriptive, expository and cause-and-effect essays”. Artinya: Ada lima pembelajaran menulis yang dihadapi siswa yaitu persuasif, deskriptif, eksposisi, dan sebab-akibat. Berbeda dengan Laminudin Finoza 2002: 188 membagi karangan atau wacana menjadi lima jenis berdasarkan cara penyajian dan tujuan umum yang tersirat di balik wacana tersebut, yaitu eksposisi, argumentasi, persuasi, deskripsi, dan narasi. a. Narasi Menurut Nurudin 2007: 59 narasi merupakan bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah- olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Jenis tulisan ini dapat berbentuk cerita fiktif khayal dan cerita nonfiktif nyata. Narasi fiktif dapat dijumpai pada karya sastra, seperti cerpen dan novel, sedangkan narasi nonfiktif sering kali terdapat pada berita-berita di surat kabar. Tulisan jenis ini memiliki penanda, antara lain: 1 berupa cerita tentang peristiwa dan pengalaman manusia, 2 kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa kejadian yang benar-benar terjadi dapat pula berupa imajinasi semata, 3 terdapat konflik yang dapat menarik pembaca, 4 memiliki nilai estetika, khususnya narasi fiktif; 5 menekankan susunan kronologis, dan 6 biasanya memuat dialog Nurudin, 2007: 60 b. Deskripsi Deskripsi disebut juga pelukisan atau penggambaran. Hal itu disebabkan rincian tentang objek tulisan dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca seolah ikut mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut. Karangan ini berhubungan dengan pengalaman panca indera pembaca seperti penglihatan seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan. Deskripsi adalah semacam commit to user bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca; seakan-akan pembaca melihat sendiri objek tersebut Abdul Rani,dkk. 2006: 46. c. Eksposisi Eksposisi merupakan tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu Masnur Muslich, 2007: 1. Eksposisi dipaparkan suatu kejadian atau masalah secara analitis, spasial, dan kronologis supaya pembaca dapat memahami informasi tersebut. karangan ini berusaha menguraikan suatu objek yang mampu memperluas pengetahuan pembaca. d. Argumentasi Gorys Keraf 2007: 3 berpendapat argumentasi merupakan tulisan yang berusaha membuktikan suatu kebenaran. Penulis berusaha meyakinkan pembaca untuk menerima suatu kebenaran dengan mengajukan bukti-bukti atau fakta-fakta yang menguatkan argumen penulis. Tulisan ini dikembangkan dengan pola pemberian contoh-contoh, analogi, sebab-akibat, atau dengan pola deduktif dan induktif. Pemaparan tulisan berdasarkan cara bernalar atau berpikir yang logis sehingga pembaca dapat menerima kebenaran yang disampaikan oleh penulis secara objektif. e. Persuasi Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapatgagasan ataupun perasaan seseorang Laminudin Finoza, 2002: 199. Persuasi merupakan bentuk tulisan yang menyimpang dari argumentasi. Hal itu disebabkan dalam argumentasi terdapat usaha untuk membujuk dan meyakinkan pembaca didasarkan pada kelogisan pembuktian fakta-fakta yang disajikan. Sementara itu, dalam persuasi usaha untuk mempengaruhi tersebut memanfaatkan aspek-aspek psikologis. Persuasi juga didasarkan pada kemampuan penulis untuk mengendalikan emosi pembaca dan mengarahkan mereka pada sasaran yang ingin dicapai penulis. commit to user Berdasarkan pendapat di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan tentang perbedaan kelima jenis tulisan tersebut. Tulisan narasi menekankan urutan peristiwa dari waktu ke waktu, deskripsi memberikan gambaran tentang objek tulisan dan berusaha menjadikan pembaca ikut merasakan penggambaran tersebut, eksposisi menjelaskan suatu pengetahuan atau informasi, argumentasi meyakinkan pembaca tentang kebenaran suatu hal secara logis, sedangkan persuasi memengaruhi pembaca secara psikologis.

2. Hakikat Menulis Argumentasi

Dokumen yang terkait

Peningkatan Keterampilan Menulis Argumentasi melalui Media Gambar Karikatur Teknik Pancingan Kata Kunci pada Siswa Kelas X.1 MA Al Hadi Mranggen Demak

17 74 364

Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi pada Siswa Kelas X 8 SMA Negeri 1 Bae Kudus Tahun Ajaran 2010 2011

0 5 307

Penggunaan media gambar tokoh idola pilihan siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas VIIb SMP Negeri 3 Karanganyar tahun ajaran 2009 2010

2 16 103

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS X.2 SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN TAHUN AJARAN 2009 2010

1 10 86

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X 5 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 2011

0 2 125

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 0 9

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas).

0 1 8

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SONOKULON 1 TODANAN BLORA TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 0 7

PENERAPAN BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X.6 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/ 2013.

0 2 16

PENERAPAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X.5 SMA NEGERI 1 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 16