commit to user
4 Penulis harus menetapkan secara tepat ketidaksepakatan yang akan
diargumentasikan. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting sebab seperti analisis yang dipaparkan harus tampak jelas di mana letak
perbedaan-perbedaan persoalan yang akan di argumentasikan itu. Dengan demikian, arah dan sasaran tulisan hanya dipusatkan kepada titik
perbedaan itu.
3. Hakikat Pembelajaran Menulis Argumentasi SMA
a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan, bukan hanya mengingat melainkan juga mengalami. Hasil belajar
bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan perilaku. Dengan kata lain, bukti bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut ke arah yang lebih baik. Hasil belajar terlihat dari perubahan pada aspek-aspek tingkah laku manusia
seperti pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti etika, sikap, dan lain-lain.
Biggs dan Telfer dalam Dimyati, 2002: 33 belajar sebagai sebuah proses yang kompleks dan berkesinambungan memiliki unsur-unsur dinamis
di dalamnya, antara lain: 1
Motivasi siswa Motivasi merupakan dorongan seseorang untuk melakukan suatu
perbuatan atau tindakan. Motivasi belajar dapat bersumber dari diri siswa dan rangsangan dari luar siswa. Motivasi yang berasal dari dalam diri
siswa lebih baik daripada rangsangan dari luar. Akan tetapi, sering kali untuk menumbuhkan motivasi dari dalam butuh rangsangan dari luar
sehingga muncul motivasi yang tinggi untuk belajar. 2
Bahan belajar Bahan belajar merupakan hal-hal yang diajarkan kepada siswa.
Dalam menentukan bahan belajar, guru harus memerhatikan dan menyesuaikan dengan tujuan belajar. Tujuan tersebut meliputi
commit to user
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pengalaman yang diharapkan ada pada diri siswa setelah mengalami proses belajar.
3 Alat bantu belajar
Alat bantu belajar dapat disebut alat peraga atau media belajar. Media belajar merupakan peralatan yang digunakan selama proses belajar
supaya proses tersebut dapat berjalan dengan baik. Pemakaian media dimaksudkan agar proses belajar lebih menarik, materi menjadi konkret
dan mudah dipahami, menghemat waktu dan tenaga, serta menjadikan hasil belajar lebih bermakna. Media yang dapat digunakan bisa berupa
media yang dilihat saja visual, yang dapat didengar saja audio, yang dapat dilihat dan didengar audiovisual, ataupun media yang bersumber
dari peristiwa yang terjadi di masyarakat. 4
Suasana belajar Suasana belajar merupakan kondisi yang tercipta selama proses
belajar. Suasana sangat mendukung keberhasilan belajar siswa dan dapat menimbulakan motivasi siswa. Suasana yang menyenangkan dapat
memunculkan kegairahan belajar dan menunjang kegiatan belajar yang efektif. Begitu pula sebaliknya, suasana yang membosankan menjadikan
siswa jenuh dan tidak bersemangat dalam belajar. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu bekerja sama untuk menciptakan suasana belajar
yang baik dan menyenangkan. 5
Kondisi subjek belajar Subjek belajar tidak lain adalah siswa itu sendiri. Kondisi siswa turut
membantu keberhasilan pembelajaran sebab dalam proses pembelajaran terdapat tiga hal pokok yakni input, proses, output. Suatu pembelajaran
akan menghasilkan output yang baik manakala memiliki input dan proses yang baik pula, termasuk di dalam lingkungan dan kelengkapan
pembelajaran yang lain. Kondisi subjek belajar disini meliputi kondisi jasmani dan rohani yang turut mempengaruhi kelancaran dan mendukung
keberhasilan proses belajar.
commit to user
Pembelajaran merupakan peristiwa yang tidak dapat dipisahkan dari belajar meskipun sebenarnya kedua hal tersebut adalah peristiwa yang
berbeda. sering kali orang menyamakan istilah pembelajaran dengan istilah pengajaran karena tidak memahami hakikat kedua hal itu,memberikan batasan
yang berbeda tentang istilah pembelajaran dan pengajaran. Dalam pengajaran, guru dan murid berada di kelas ruang formal sedangkan dalam pembelajaran,
kegiatan belajar mengajar dapat terjadi meski tanpa kehadiran guru. Secara lebih lengkap, Dewi Salma Prawiradilaga 2008: 136 menyatakan bahwa
pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. Dalam hal
ini, proses belajar menjadi hal yang lebih ditekankan daripada hasil. Oemar Hamalik 2001: 57 mengemukakan bahwa pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling memengaruhi
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Batasan tersebut membawa pengertian bahwa pembelajaran tidak terbatas di dalam ruang saja tetapi juga
diselenggarakan di luar kelas bahkan luar sekolah. Pengertian pembelajaran yang lain didasarkan teori-teori belajar yang telah ada.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat
siswa belajar guna mengubah perilaku yang lebih baik. Dalam usahanya guru didukung oleh adanya materi pelajaran yang sesuai metode dan penggunaan
media yang tepat. b.
Pembelajaran Menulis Argumentasi Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan
apresiasi terhadap hasil karya sastra manusia Indonesia. Pada jenjang SMA, standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi
minimal peserta didik yang menggambarkan pengguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra
commit to user
Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global Badan
Standar Nasional Pendidikan, 2006: 260 Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan satu aspek
yang harus diajarkan kepada siswa yang terangkum dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Di dalam kurikulum saat ini, untuk siswa kelas
X ada beberapa keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh siswa baik menulis dalam ranah kebahasaan maupun dalam ranah sastra. Salah satu
kemampuan yang menulis yang yang harus dikuasai oleh siswa kelas X SMA adalah menulis paragraf argumentasi. Berdasarkan silabus mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas X Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, menulis argumentasi diberikan pada semester kedua dengan standar
kompetensi, mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato. Adapun kompetensi dasarnya adalah menulis gagasan untuk
mendukung pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi. Materi yang harus disampaikan guru dalam membelajarakan
keterampilan menulis argumentasi meliputi ciri-ciri paragraf argumentasi, topi-topik paragraf argumentasi, kerangka paragraf argumentasi, dan
penggunaan kata penghubung antar klausa dalam paragraf argumentasi. Untuk memperjelas materi tersebut, guru perlu memberikan contoh paragraf
argumentasi. Selama pembelajaran menulis argumentasi berlangsung, kegiatan yang
diharapkan antara
lain: 1
membaca paragraf
argumentasi, 2
mengidentifikasi karakteristik paragraf argumentasi, 3 menulis paragraf argumentasi, 4 menggunakan kata penghubung antar klausa dalam paragraf
argumentasi, dan 5 menyunting paragraf argumentasi yang ditulis teman. Di akhir pembelajaran menulis argumentasi diharapkan siswa mampu:
1 mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf argumentasi,
2 menyusun
kerangka paragraf
argumentasi, 3
mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf argumentasi,
commit to user
4 menggunakan kata penghubung antar klausa dalam paragraf argumentasi, dan 5 menyunting paragraf argumentasi yang ditulis teman.
Menulis argumentasi sendiri merupakan suatu proses merangkai ide atau gagasan, menyampaikannya dalam bahasa tulis dan bertujuan untuk
mempengaruhi orang lain. Dalam tulisan tersebut harus termuat ajakan agar pembaca percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan
penulis. Supaya mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal, guru harus memberi pemahaman yang jelas tentang tulisan argumentasi yang benar serta
menggunakan metode mengajar yang tepat atau dengan memanfaatkan media pembelajaran yang mampu menarik perhatian dan menggairahkan belajar
siswa. c.
Penilaian Keterampilan Menulis Argumentasi Menulis
sebagai keseluruhan
rangkaian kegiatan
seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan pengarang. Dalam aktivitas menulis tersebut, yang pertama menekankan unsur bahasa,
sedangkan yang kedua gagasan. Kedua unsur tersebut dalam tugas-tugas menulis yang dilakukan di sekolah hendaknya diberi penekanan yang sama.
Artinya, walaupun tugas itu diberikan dalam rangka mengukur kemampuan berbahasa, penilaian yang dilakukan sebaiknya mempertimbangkan ketepatan
bahasa dalam kaitannya dengan konteks dan isi. Jadi, penilaian ditekankan pada kemampuan siswa mengorganisasikan dan mengemukakan gagasan
dalam bentuk bahasa secara tepat Burhan Nurgiyantoro, 2001: 298. Lebih lanjut, diungkapkan bahwa penilaian terhadap karangan bebas
mempunyai kelemahan pokok, yaitu rendahnya kadar objektivitas Toto Sutarto G. Utari 2006: 18. Dalam hal ini, unsur subjektivitas penilai pasti
berpengaruh. Sebuah karangan yang dinilai oleh dua orang atau lebih biasanya tidak akan sama skornya. Bahkan, sebuah karangan dinilai oleh hanya seorang
penilai pun kondisinya berlainan. Ada kemungkinan skor yang diberikan berbeda. Masalah yang perlu dipikirkan adalah bagaimana cara memilih
commit to user
model penilaian yang memungkinkan penilai untuk memperkecil kadar subjektivitas dirinya.
Sementara itu, Zaini Machmoed dalam Burhan Nurgiyantoro, 2001: 305 menyatakan bahwa penilaian yang bersifat holistik memang diperlukan.
Akan tetapi, guru dapat menilai secara lebih objektif dan dapat memeroleh informasi yang lebih terinci tentang kemampuan siswa untuk keperluan
diagnostik-edukatif, penilaian hendaknya sekaligus disertai dengan penilaian yang bersifat analitis. Penilaian dengan pendekatan analisis merinci karangan
ke dalam aspek-aspek atau kategori-kategori tertentu, merinci karangan ke dalam kategori-kategori tersebut antara karangan yang satu dengan yang lain
dapat berbeda tergantung jenis karangan itu sendiri. Walaupun pengkategorian itu bervariasi hendaknya kategori tersebut meliputi 5 pokok, yaitu 1 kualitas
dan ruang lingkup isi, 2 organisasi dan penyajian isi, 3 gaya dan bentuk bahasa, 4 mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan
kebersihan, dan 5 respon afektif guru terhadap karya tulis. Toto Sutarto G. Utari 2006: 19 menyatakan penilaian merupakan tindakan untuk menetapkan
keberhasilan suatu program pendidikan yang diikuti. Selain itu beliau juga menyatakan penilaian merupakan proses memberikan atau menentukan nilai
kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Hartfield dalam Burhan Nurgiyantoro, 2001: 307 mengemukakan
salah satu model yang lebih rinci dalam melakukan penyekoran, yaitu dengan mengunakan model skala interval untuk tiap tingkat tertentu pada tiap aspek
yang dinilai. Model penilaian ini lebih rinci dan teliti dalam memberikan skor, Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala Interval kiranya lebih dapat
dipertanggungjawabkan. Model tersebut adalah model penilaian yang banyak digunakan pada program ESL English as a Second Language, yaitu sebagai
berikut.
commit to user
Tabel 3. Model Penilaian Tugas Menulis Argumentasi dengan Skala Interval Aspek
Skor Kriteria
I S
I 27-30
22-26
17-21
13-16
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Pengembangan ide argumen tuntas isi karikatur dikembangkan dengan baik
substansif argumen relevan dengan permasalahan dan tuntas
Pengembangan ide argumen terbatas isi karikatur dikembangkan dengan
tidak lengkap substansi cukup relevan dengan masalah tetapi tak
lengkap Pengembangan ide argumen kurang
isi karikatur kurang dikembangkan substansi kurang fakta pendukung
argumen kurang. Tak berisi argumen tak ada substansi
argumen tak ada pengembangan argumen tak ada fakta argumen
O R
G A
N I
S A
S I
18 -20
14-17
10 –13
7 – 9
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Gagasan diungkapkan dengan baik padat tertata urutan argumen yang logis
urutan logis kohesif dan koheren Argumen kurang terorganisasi tetapi
ide utama terlihat bahan pendukung argumen terbatasurutan logis tetapi
tidak lengkap. Gagasan
kacau terpotong-potong
urutan dan pengembangan argumen tidak logis.
Argumen tidak terorganisir dengan baik tidak layak nilai.
commit to user
K O
S A
K A
T A
18 -20
14-17
10– 13
7 – 9
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Pemanfaatan potensi kata maksimal pilihan dan ungkapan kata tepat
menguasai pembentukan kata. Pemanfaatan potensi kata cukup
pilihan dan ungkapan kata kadang- kadang
kurang tepat
tapi tidak
mengganggu. Pemanfaatan potensi kata terbatas
sering terjadi kesalahan penggunaan kata dan dapat merusak makna.
Pemanfataan potensi kata asal-asalan pengetahuan tentang kosa-kata rendah
tidak layak nilai
P E
N G
E B
A H
A S
A 22 -25
18 - 21
11– 17
5 – 10
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Konstruksi kompleks tetapi efektif hanya
terdapat sedikit
kesalahan penggunaan bentuk bahasa.
Konstruksi sederhana tetapi efektif kesalahan
kecil pada
kontruksi kompleks terjadi sejumlah kesalahan
tetapi makna tidak kabur Terjadi
kesalahan serius
dalam konstruksi
kalimat makna
membingungkan atau kabur. Tidak menguasai aturan sintaksis
terdapat banyak kesalahan tidak komunikatif tidak layak nilai.
commit to user
M E
K A
N I
K
5
4
3
2
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Menguasai aturan penulisan hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan
Kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna
Sering terjadi kesalahan ejaan makna membingungkan atau kabur
Tidak menguasai aturan penulisan terdapat
banyak kesalahan
ejaan tulisan tak terbaca tak layak nilai
Sumber : Burhan Nurgiyantoro, 2001: 307 – 308
Skor Maksimum = 100 Cara menghitung hasil menulis argumentasi =
Keterangan: N I
= isi N II
= organisasi N III = kosakata
N IV = pengembangan bahasa N V
= mekanik Skor total dengan menjumlahkan hasil dari 5 aspek tersebut.
Standar Ketuntasan: Siswa dinyatakan tuntas dalam aspek tersebut jika mencapai nilai minimal 65.
4. Penilaian Proses Belajar-Mengajar