keluarga, atau antara perempuan dan laki-laki dalam kehidupan masyarakat.
3. Teori Equilibrium Disamping kedua teori tersebut, yakni teori nurture dan nature,
terdapat paham yang dikenal dengan keseimbangan equilibrium yang menekankan pada konsep kemitraan dan keharmonisan dalam hubungan
antara perempuan dan laki-laki. Pandangan ini mengutarakan bahwa keduanya harus bekerjasama dalam kemitraan dan keharmonisan dalam
kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan berbangsa. Karena itu, penerapan kesetaraan dan keadilan gender harus memperhatikan masalah
kontekstual yang ada pada tempat dan waktu tertentu dan situasional sesuai situasikeadaan, bukan berdasarkan perhitungan secara matematis
jumlahquota dan tidak bersifat universal. Teori psikologi keperilakuan menjelaskan perbedaan antara laki-
laki dan perempuan berdasarkan risk aversion dan selectivity hypothesis. Dimana, perempuan dikatakan lebih menghindari risiko risk averse dan
memproses informasi secara lebih komprehensif selectivity hypothesis dibandingkan dengan laki-laki. Risk aversion dan selectivity hypothesis
seringkali digunakan untuk menjadi landasan teori riset-riset di bidang akuntansi yang menguji gender sebagai variabel independen
2.1.6 Performance Incentives
Perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya pasti membutuhkan tenaga kerja. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan pasti
Universitas Sumatera Utara
mempunyai target produktivitas yang ditentukan oleh perusahaan. Ada kalanya seorang tenaga kerja merasa jenuh akan target atau pekerjaan yang
ditanggung jawabkannya. Oleh karena itu, perusahaan memberi insentif kepada karyawannya. Insentif ini diberikan kepada karyawan agar
karyawan semakin tekun dan giat dalam bekerja, sehingga diharapkan bahwa karyawan senang untuk bekerja di sebuah perusahaan tersebut.
Tetapi tidak hanya cukup untuk bekerja dengan rajin, insentif ini bertujuan agar karyawan terpacu untuk mencapai target yang ditentukan dengan
iming – iming mendapat feedback yang menggiurkan dari perusahaan. Begitu pula di dalam penugasan audit, seorang auditor dalam kinerjanya
seyogyanya membutuhkan suatu insentif dengan harapan akan membuat auditor tersebut giat dalam bekerja dan menghasilkan suatu pertimbangan
yang baik. Hal itu sesuai dengan teori motivasi yang ada, dimana motivasi
seseorang berasal dari intrinsik dan ekstrinsik. Dalam hal ini, insentif kinerja yang diberikan oleh perusahaan termasuk dalam kategori
ekstrinsik. Ada yang berupa paksaan dan ada juga yang berupa penghargaan. Insentif dapat memotivasi seseorang untuk memberikan
kontribusi yang tinggi, karena mereka percaya bahwa kontribusi yang tinggi membuat suatu penilaian yang baik terhadap seseorang tersebut dan
akan mendapatkan penghargaan yang sesuai. Menurut Hasibuan 2009 mengemukakan bahwa insentif
adalah “tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu
Universitas Sumatera Utara
yang prestasinya di atas prestasi standar ”. Insentif ini merupakan alat yang dipergunakan mendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa performance incentives adalah suatu kompensasi tambahan yang diberikan kepada
tenaga kerja, baik berbentuk material, maupun non-material, sebagai bentuk apresiasi terhadap prestasi kerja karena sudah mencapai target
tertentu yang ditetapkan oleh suatu perusahaan.
2.1.7 Obedience Pressure Tekanan Ketaatan