mengalikan variabel yang dihipotesiskan sebagai variabel moderating dengan variabel bebas. Jika variabel hasil perkalian antara variabel
independen dengan variabel yang dihipotesiskan sebagai variabel moderating signifikan maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang
dihipotesiskan sebagai variabel moderating benar-benar memoderasi hubungan variabel bebas dan variabel terikat. Persamaannya adalah
sebagai berikut : Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
1
X
4
+ b
6
X
2
X
4
+ b
7
X
3
X
4
+ ε
Dimana : Y
= Audit judgement
a =
Nilai intersep konstanta b
1
= Koefesien regresi untuk X1
b
2
= Koefesien regresi untuk X2
b
3
= Koefesien regresi untuk X3
b
4-7
= Koefisien regresi untuk variabel moderating
X
1
= Perbedaan Gender
X
2
= Perfomance incentivess
X
3
= Obedience Pressure
X
4
= Task Complexity
ε =
Nilai Residu
3.6.5 Uji Hipotesis
Didalam analisis regresi linier berganda terdapat tiga pengujian yang mutlak, yaitu analisis uji F simultan, analisis uji t parsial dan analisis koefisien
determinasi. Adapun masing-masing definisi dari ketiga uji tersebut adalah sebagai berikut:
3.6.5.1 Uji Koefisien Determinasi R
2
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar presentase pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel
Universitas Sumatera Utara
dependen. Maksudnya secara serentak itu misalkan ada beberapa variabel independen X
1
, X
2
dan seterusnya mempengaruhi variabel dependen Y. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Ghozali 2011 menjelaskan bahwa nilai
yang mendekati satu 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel independen. Kelemahan daripada penggunaan koefisien determinasi R
2
adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model
Ghozali, 2011. Oleh karena itu penelitian menggunakan adjusted R
2
berkisar antara 0 dan 1. Jika nilai adjusted R
2
semakin mendekati 1 maka semakin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel
independen.
3.6.5.2 Uji Simultan Uji Statistik F
Uji F dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat atau tidak bebas,
dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1
Menentukan rumusan hipotesis : H
: b
1
= b
2
= b
3
= 0, H
1
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ 0, 2
Menentukan tingkat signifikansi level of significant 95. F
tabel
ditentukan dengan derajat, V1 = k dan V2 = n – k + 1.
Universitas Sumatera Utara
3 Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H
Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji F
Berdasarkan gambar di atas dapat ditentukan daerah penolakan dan penerimaan untuk menentukan kriteria keputusan hipotesis. Adapun kriteria
keputusan adalah sebagai berikut: •
Bila F
observasi
≤ F
tabel
atau signifikansi 0,05 maka H diterima berarti H
1
ditolak •
Bila F
observasi
F
tabel
atau signifikansi 0,05 maka H ditolak berarti H
1
diterima
3.6.5.3 Uji Parsial Uji Statistik t
Uji t dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel bebas secara parsial individu, dengan langkah-langkah sebagai
berikut : 1
Menentukan rumusan hipotesis : H
: βi = 0, berarti Xi secara parsial tidak berpengaruh terhadap Y. H
1
: βi ≠ 0, berarti Xi secara parsial berpengaruh terhadap Y.
Universitas Sumatera Utara
2 Menentukan tingkat signifikansi level of significant 95 dan besarnya
t
tabel
dengan derajat kebebasan: df = n – k –1, n adalah jumlah sampel yang digunakan.
3 Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H
Gambar 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji t
Berdasarkan gambar di atas dapat ditentukan daerah penolakan dan penerimaan untuk menentukan kriteria keputusan hipotesis. Adapun
kriteria keputusan adalah sebagai berikut:
Bila t
hitung
t
tabel
atau signifikansi 0,05 maka H diterima dan H
1
ditolak. Jika hasilnya demikian, maka akan memperlemah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Bila t
hitung
t
tabel
atau signifikansi 0,05 maka H ditolak dan H
1
diterima. Jika hasilnya demikian, maka akan memperkuat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, baik secara
postif maupun negatif.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik Responden
Deskripsi karakteristik responden adalah menguraikan atau memberikan gambaran mengenai identitas responden dalam penelitian ini,
sebab dengan menguraikan identitas responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini maka akan dapat diketahui sejauh mana identitas responden
dalam penelitian ini. Oleh karena itulah deskripsi identitas responden dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu: jenis
kelamin, umur, tingkat pendidikan, status pernikahan, dan lama kerja.
4.1.1.1 Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi
Persentase
Laki-Laki 30
48,4 Perempuan
32 51,6
Total 62
100 Sumber: Hasil Perhitungan dengan SPSS
Tabel 4.1 di atas menunjukan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, yaitu laki-laki sebanyak 30 orang 48,4
dan perempuan sebanyak 32 orang 51,6. Hasil tersebut menunjukan
Universitas Sumatera Utara