Teori Penetapan Tujuan Audit Judgement

mendapat tekanan ketaatan dan menghadapi tugas audit yang kompleks, sehingga dapat membuat hasil judgment lebih baik dan tepat. Seorang auditor dengan tipe Y dalam menjalankan tugasnya sebagai auditor harus memenuhi standariasi audit, dimana terdapat di dalamnya bahwa seorang auditor wajib mempertahankan independensi dan kredibilitasnya.

2.1.3 Teori Penetapan Tujuan

Teori penetapan tujuan ditemukan oleh Edwin Locke. Teori ini menjelaskan hubungan antara tujuan dengan perilaku. Teori ini menegaskan bahwa niat individu untuk mencapai sebuah tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Seorang individu yang dihadapkan dengan tujuan yang sulit, lebih spesifik dan menantang akan mendorong kinerja yang lebih tinggi dibandingkan tujuan yang tidak jelas dan lebih mudah. Locke mengungkapkan bahwa terdapat dua kategori tindakan yang diarahkan oleh tujuan, yaitu: a non-consciously goal dan b consciously goal directed atau purposeful actions. Yang mendasari teori ini adalah kategori yang kedua yaitu consciously goal, dimana dalam consciously goal, ide-ide berguna untuk mendorong individu untuk bertindak. Auditor yang memahami tujuannya tidak akan bersikap menyimpang ketika mendapat tekanan dari atasan atau suatu entitas yang diaudit, serta tidak menyimpang jika diberikan tugas yang kompleks. Memahami tujuan bagi seorang auditor, tentu akan membuat auditor Universitas Sumatera Utara melakukan suatu tugas audit yang baik sehingga menghasilkan judgement yang baik juga. Auditor internal sendiri harus disadarkan bahwa kewajiban auditor adalah memberikan jasa audit yang professional untuk menilai sistem pengendalian internal suatu perusahaan, apakah wajar atau tidak, dan untuk memastikan tercapainya tujuan dan sasaran perusahaan , sehingga hasilnya dapat digunakan pihak yang berkepentingan terhadap laporan hasil audit internal tersebut. Auditor juga harus bekerja sesuai dengan etika profesi dan standar audit yang berlaku.

2.1.4 Audit Judgement

Audit judgement merupakan aktivitas utama dalam melaksanakan pekerjaan audit. Haryanto 2012 menyatakan bahwa ketepatan judgment auditor secara tidak langsung akan mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil oleh pihak pemakai informasi manajer yang mengandalkan laporan keuangan auditan sebagai acuannya dalam pembuatan keputusan. Menurut Suci dan Indira 2012, audit judgement diperlukan karena audit tidak dapat dilakukan terhadap seluruh bukti audit. Bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan pendapat atas hasil audit auditor internal, sehingga dapat dikatakan bahwa pertimbangan audit ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit. Dimana hasil ini akan didokumentasikan dalam kertas kerja audit dengan lengkap dan jelas. Laporan hasil audit internal didukung dari dokumentasi Kertas Kerja Universitas Sumatera Utara Audit KKA yang telah diperiksa oleh Kepala Satuan Kerja Audit Internal. Pertimbangan audit sebelum menentukan hasil audit, seorang auditor akan mengumpulkan bukti yang berasal dari waktu yang berbeda. Kemudian auditor akan mengintegrasikan informasi dari bukti tersebut. Karena tidak semua bukti dapat dijadikan acuan, maka auditor akan mengambil beberapa sampel daripada bukti yang relevan. Oleh karena itu, maka auditor harus berhati-hati dalam memutuskan karena bukti yang ada berupa sampling dan resiko audit yang nantinya akan berdampak pada masa mendatang Dalam membuat judgement, pertama kali yang dilakukan oleh auditor adalah persiapan audit. Pelaksanaan audit yang baik harus disiapkan dengan benar agar tujuan audit dapat dicapai secara efisien. Pada tahap persiapan audit, wajib memperhatikan penetapan penugasan, pemberitahuan audit dan penelitian pendahuluan. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan disusun program audit yang merupakan dokumentasi prosedur bagi auditor internal dalam mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasikan serta mendokumentasikan informasi selama pelaksanaan audit. Pada tahap pelaksanaan audit kemudian auditor mengumpulkan bukti – bukti audit yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur audit. Bukti-bukti audit harus mencakup kecukupan, relevan dan kompeten untuk mendukung penyusunan kesimpulan dan rekomendasinya. Disini auditor harus menggunakan pertimbangan yang professional untuk menentukan jenis dan jumlah bukti. Universitas Sumatera Utara Setelah itu, auditor membuat hasil audit yang nantinya akan ditulis dalam laporan tertulis, dimana sesuai dengan standar pelaporan yang berlaku.

2.1.5 Perbedaan Gender

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

4 28 91

SKRIPSI DEWI LESTARI

0 0 100

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Judgement dengan Task Complexity Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 1 15

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Judgement dengan Task Complexity Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Judgement dengan Task Complexity Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 8

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Judgement dengan Task Complexity Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 25

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Judgement dengan Task Complexity Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 4

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Judgement dengan Task Complexity Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 26

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 11

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 2