yang prestasinya di atas prestasi standar ”. Insentif ini merupakan alat yang dipergunakan mendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa performance incentives adalah suatu kompensasi tambahan yang diberikan kepada
tenaga kerja, baik berbentuk material, maupun non-material, sebagai bentuk apresiasi terhadap prestasi kerja karena sudah mencapai target
tertentu yang ditetapkan oleh suatu perusahaan.
2.1.7 Obedience Pressure Tekanan Ketaatan
Mangkunegara 2005:29 menyatakan tekanan ketaatan adalah “suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya
ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seorang karyawan, dalam hal ini
tekanan tersebut disebabkan oleh lingkungan pekerjaan tempatnya bekerja”. Indikator tekanan ketaatan menurut Mangkunegara
2005:30, ada dua macam tekanan ketaatan, diantaranya yaitu perintah dari atasan kepala Audit Internal dan keinginan klien
untuk menyimpang dari standar professional auditor. Dasar teoritikal dari teori obedience menyatakan bahwa
instruksi atasan dalam suatu organisasi mempengaruhi perilaku bawahan karena atasan memiliki otoritas. Pengaruh spesifik dari
penerapan otoritas yang tidak tepat barangkali tergantung pada
Universitas Sumatera Utara
penilaian individual atas potensi cost dan benefit yang berhubungan dengan respon mereka.
Tekanan ketaatan akan semakin rumit jika auditor dihadapkan dalam suatu konflik, dimana dia tentunya selaku
auditor akan menjaga independensi dan kredibilitas mereka dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran dalam sistem
pengendalian internal suatu perusahaan, akan tetapi di sisi lain, auditor harus memenuhi tuntutan suatu entitas, agar entitas tersebut
puas dengan kinerja auditor. Tentunya hal ini akan mengganggu auditor dalam membuat suatu pertimbangan. Pertimbangan yang
buruk akan menyebabkan hasil audit yang tidak benar. Hal tersebut akan merugikan bagi siapa saja yang berkepentingan terhadap
laporan hasil audit tersebut. Faktor – faktor yang mempengaruhi kredibilitas dari auditor diragukan antara lain ketidakindependenan
auditor, kegagalan dalam mendeteksi kecurangan pada financial statement, hasil daripada laporan yang tidak kredibel.
Milgram 1974, dalam teorinya menyatakan bawahan yang mengalami tekanan ketaatan dari atasan akan mengalami
perubahan psikologis dari seorang yang berperilaku autonomis menjadi perilaku agen. Perubahan perilaku ini terjadi karena
bawahan tersebut merasa menjadi agen dari sumber kekuasaan, dan dirinya terlepas dari tanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan teori motivasi X dan Y, seorang individu yang mendapat tekanan ketaatan dari atasan maupun entitas yang
diperiksa akan cenderung termasuk dalam tipe X dimana mereka akan mengambil jalan yang aman dan bersikap disfungsional.
Mereka belum dapat bertindak secara independen dan masih merasa takut sehingga memilih jalan yang tidak beresiko. Hal ini
tentunya akan mengakibatkan auditor tidak mampu membuat judgement yang baik dan tepat. Sesuai dengan teori X dan Y,
seseoang yang bertipe X jika dipengaruhi tekanan ketaatan akan terganggu psikologisnya dalam membuat suatu pertimbangan, dan
berdampak pada hasil audit yang dibuat. Lain halnya dengan auditor bertipe Y akan tetap menjaga profesionalitasnya dan
independensinya jika ada tekanan yang mengganggu kinerjanya dalam mengumpulkan suatu bukti audit yang akan dipakai dalam
membuat suatu pertimbangan. Juga dalam teori penetapan tujuan,yang telah dijelaskan sebelumnya, seseorang bekerja untuk
mencapai tujuan. Seorang auditor yang bekerja dengan memahami tujuannya tentu tidak akan menyimpang dan bersikap disfungsional
jika mendapat tekanan,karena auditor sadar bahwa hasil auditnya penting bagi pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.8 Task Complexity