BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LANDASAN TEORI
2.1.1 Teori Motivasi
Menurut Siegel dan Marconi 1989 motivasi merupakan “kunci untuk memulai, mengendalikan, mempertahankan dan mengarahkan
perilaku”. Motivasi adalah konsep penting bagi auditor dalam menjalankan tugas audit. Seorang auditor harus mempunyai motivasi
dalam dirinya untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan audit yang baik. Auditor yang memiliki motivasi dalam dirinya tidak akan
terpengaruh oleh berbagai masalah atau faktor – faktor yang ada, baik dari internal maupun eksternal, seperti : perbedaan gender di antara satu
dengan yang lainnya, tekanan ketaatan, maupun struktur tugas yang kompleks sekalipun dalam melakukan audit dan menghasilkan suatu
judgement yang relevan. Auditor dengan motivasi yang tinggi juga akan menjaga kredibilitas dan profesionalisme dalam bekerja.
Motivasi dapat berasal dari dua sumber, yaitu dari dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Atau dapat juga disebut motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi hal itu sendiri sebuah tujuan itu
sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi berasal dari luar
Universitas Sumatera Utara
yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Tujuan dalam hal ini bisa jadi karena paksaan ataupun penghargaan.
2.1.2 Teori X dan Y
Douglas McGregor mengemukakan adanya dua pandangan manusia, yaitu teori X dan Y. Teori X negatif memiliki locus of control
eksternal dimana mereka pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan, berusaha menghindarinya dan menghindari tanggung jawab, sehingga
mereka harus dipaksa atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan. Sedangankan individu bertipe Y cenderung memiliki locus of
control internal dimana mereka menyukai pekerjaan, mampu
mengendalikan diri untuk mencapai tujuan, bertanggung jawab, dan mampu membuat keputusan inovatif.
Jika diproyeksikan kepada auditor, maka auditor dengan teori X ini cenderung kurang tepat dalam membuat pertimbangan judgement jika
dihadapkan pada seuatu masalah atau hal yang kompleks. Akibatnya, tidak tercapainya sebuah tujuan audit yang baik. Bahkan auditor dengan tipe X
ini cenderung mencari jalan aman jika dihadapkan pada tugas yang rumit, sehingga adanya kemungkinan auditor akan berperilaku disfungsional
dalam membuat pertimbangan. Berbeda dengan tipe X, auditor dengan teori Y dapat bertanggung
jawab atas tugasnya dan tetap bersikap profesional dalam menjalankan tugas audit. Auditor dengan tipe ini tidak akan terpengaruh meskipun ia
Universitas Sumatera Utara
mendapat tekanan ketaatan dan menghadapi tugas audit yang kompleks, sehingga dapat membuat hasil judgment lebih baik dan tepat. Seorang
auditor dengan tipe Y dalam menjalankan tugasnya sebagai auditor harus memenuhi standariasi audit, dimana terdapat di dalamnya bahwa seorang
auditor wajib mempertahankan independensi dan kredibilitasnya.
2.1.3 Teori Penetapan Tujuan