menghemat waktu keluarga; menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu siap tersedia dan keluarga tidak perlu repot membawa botol susu, air panas
dan lain sebagainya ketika berpergian Prasetyono, 2012. 4. Bagi Masyarakat
Menghemat devisa Negara lantaran tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lainnya; bayi sehat membuat negara lebih sehat; penghematan pada
sektor kesehatan karena jumlah bayi yang sakit hanya sedikit; memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan angka kematian; melindungi
lingkungan karna tidak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu dan peralatannya dan ASI merupakan sumber daya yang
terus-menerus diproduksi Prasetyono, 2012.
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif
Faktor- faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif adalah faktor- faktor internal dan eksternal. Faktor- faktor internal meliputi pengetahuan,
sikap pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan sedangkan faktor eksternal adalah faktor budaya, dukungan suami keluarga dan Inisiasi Menyusui Dini Dogkson,
2003, WHO, 1998.
2.2.1 Faktor Pengetahuan
Merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, pengetahuan terjadi melalui panca
indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo,
2007. Proses yang didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap positif, maka
Universitas Sumatera Utara
perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama Notoatmodjo, 2003.
Pengetahuan yang rendah tentang manfaat dan tujuan pemberian ASI Eksklusif bisa menjadi penyebab gagalnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi.
Kemungkinan pada saat pemeriksaan kehamilan Ante Natal Care, mereka tidak memperoleh penyuluhan intensif tentang ASI Eksklusif, kandungan dan manfaat
ASI, teknik menyusui, dan kerugian jika tidak memberikan ASI Eksklusif.
2.2.2 Faktor Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat
langsung dilihat tetapi hanya dapat menafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi
terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial Notoatmodjo, 2007.
Sikap merupakan evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau isu. Pretty,1986 dalam Azwar, 2005. Menurut
Rusli, 2000, dengan menciptakan sikap yang positif mengenai ASI dan menyusui dapat meningkatkan keberhasilan pemberian ASI secara esklusif.
2.2.3 Faktor Pendidikan
Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui pengetahuan, sehingga dalam
Universitas Sumatera Utara
pendidikan perlu dipertimbangkan umur proses perkembangan klien dan hubungan dengan proses belajar. Semakin tinggi pendidikan, hidup manusia akan
membuahkan pengetahuan yang baik yang menjadikan hidup yang berkualitas. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah untuk menerima
informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat sikap terhadap nilai-nilai yang baru
diperkenalkan, termasuk mengenai ASI Ekslusif. Berdasarkan hasil penelitian Novita 2008 menyebutkan semakin tinggi
tingkat pendidikan ibu semakin tinggi jumlah ibu yang tidak memberikan ASI pada bayinya. Hal ini dikarenakan ibu yang berpendidikan tinggi biasanya
memiliki kesibukan di luar rumah sehingga cenderung meninggalkan bayinya sedangkan ibu yang berpendidikan rendah lebih banyak tinggal di rumah sehingga
memiliki lebih banyak kesempatan untuk menyusui bayinya Pertiwi, 2012. Pendidikan tentunya erat kaitannya dengan pengetahuan. Banyak ibu yang masih
belum paham mengenai proses menyusui dan manfaatnya. Pengetahuan yang cukup akan memperbesar kemungkinan sukses dalam pemberian ASI eksklusif
pada bayi Damayanti, 2010. Pernyataan ini didukung juga dengan hasil penelitian Saleh 2011 yang
mengatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif dimana ibu-ibu dengan pendidikan tinggi cenderung lebih cepat
memberikan prelaktal dan MP-ASI dini kepada bayinya daripada ibu dengan pendidikan rendah. Dia mengatakan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi tanpa
disertai pengetahuan ASI Eksklusif dapat mempengaruhi pemberian ASI
Universitas Sumatera Utara
Eksklusif. Hal yang sama juga diperlihatkan oleh hasil penelitian Hartatik tahun 2010, terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap perilaku pemberian ASI
Eksklusif, kedua faktor tersebut adalah tingkat pendidikan dan pengetahuan.
2.2.4 Faktor Pekerjaan