tindakan pemberian ASI Eksklusif. Semakin baik pengetahuan ibu, semakin besar kemungkinan memberikan ASI Eksklusif.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman, juga bisa didapat dari informasi yang disampaikan oleh guru, orangtua, buku, dan surat kabar. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang Notoadmojo, 2007.
Pengetahuan tentang ASI Eksklusif serta motivasi pemberian ASI Eksklusif yang kurang, mempengaruhi prilakusikap ibu yang diakibatkan oleh
masih melekatnya pengetahuan budaya lokal tentang pemberian makanan dan minuman pada bayi seperti pemberian kopi. Perilaku menyusui yang tidak baik
diantaranya membuang kolostrum karena dianggap susu basi, tidak bersih dan kotor. pemberian makananminuman sebelum ASI keluar prelaktal, kebiasaan
memberikan makanan minuman yang di konsumsi oleh ibu kepada bayinya, serta kurangnya rasa percaya diri responden ASInya cukup untuk bayinya
5.2. Pengaruh Faktor Sikap terhadap Pemberian ASI Eksklusif
Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa mayoritas responden memiliki kategori sikap buruk tentang pemberian ASI Eksklusif yakni sebanyak
36 orang 56,3 dan mayoritas responden yang memiliki sikap buruk tidak memberikan ASI Eksklusif yakni sebanyak 34 orang 94,4. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
mengindikasikan bahwa ada hubungan linier antara faktor pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif p=0,001. Artinya, semakin buruk pengetahuan ibu,
semakin cenderung untuk tidak memberikan ASI Eksklusif. Hasil uji tabulasi silang juga memperlihatkan bahwa mayoritas responden dengan sikap buruk tidak
memberikan ASI Eksklusif 56,3. Hal yang sama dikonfirmasi oleh hasil regresi logistik dimana variabel sikap tidak memberi pengaruh signifikan terhadap
pemberian ASI Eksklusif p=0,001. Hal ini disebabkan ibu memiliki latar belakang pendidikan rendah 62,5. Ibu berpendidikan rendah kurang
memahami tentang manfaat ASI Eksklusif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nana dkk Program Studi
Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, dengan judul Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Dan Kepercayaan Ibu Dengan Pemberian
Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Cani Kabupaten Bone Tahun 2013 dan dengan menggunakan uji korelasi membuktikan bahwa sikap memiliki
hubungan signifikan dengan pemberian ASI Eksklusif. Semakin baik sikap ibu, semakin cenderung memberikan ASI Eksklusif.
Penelitian serupa di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang berjudul hubungan faktor internal dan faktor eksternal ibu dalam pemberian ASI Eksklusif
di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat tahun 2014 dari hasil penelitian menunjukkan 18 responden 31,0 yang memberikan ASI
Eksklusif ada hubungan sikap p = 0,001 dan dukungan keluarga p = 0,012 dengan pemberian ASI Eksklusif.
Universitas Sumatera Utara
Perilaku atau sikap yang salah juga dapat dilihat dalam pemberian makanan terhadap bayinya berdasarkan hasil observasi antara lain: menyusui
bayinya sekaligus diberi susu formula, subjek memberikan cairan lain yang tidak bergizi seperti air, madu, buah-buahan yang lembek, serta memberikan MP-ASI
sebelum bayi berumur 6 bulan. Hasil penelitian Foo et al. 2005 dalam Nurhudah dan Mahmudah
2012 menunjukkan bahwa sikap ibu berhubungan dengan praktek pemberian ASI. Ibu yang menganggap bahwa ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi
berencana untuk memberikan ASI selama 6 bulan.Sikap ibu terhadap pemberian makan bayi menjadi prediktor kuat dalam pemberian ASI Eksklusif
Kondisi pengetahuan ini sangat berperan dalam membentuk sikap positif atau sikap negatif seseorang. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang Notoatmodjo, 2003. Kecendrungan tindakan pada kondisi pengetahuan yang baik adalah mendekati,
menyenangi, mengharapkan obyek tertentu, sedangkan kecenderungan tindakan pada sikap negatif adalah menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai
obyek tertentu. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek
secara spesifik Azwar, 2011. Oleh karena itu, sikap sebagian besar responden yang masih negatif tentang ASI Eksklusif diduga berkaitan dengan kondisi
pengetahuan yang masih rendah.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Pengaruh Faktor Pendidikan terhadap Pemberian ASI Eksklusif