Pengaruh Faktor Pekerjaan terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pengaruh Faktor Pendapatan terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Hasil regresi logistik dimana variabel pendidikan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap pemberian ASI Eksklusif. Hal ini disebabkan ibu memiliki pekerjaan di luar rumah 42,2. Ibu bekerja cenderung tidak memberikan ASI Eksklusif di sebabkan tidak dapat menyediakan ASI perah tetapi susu formula kepada bayinya. Menurut Hidayat 2005 bahwa pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Juga menurut Notoadmodjo 2010 sebagaimana umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah mendapatkan informasi dan akhirnya mempengaruhi perilaku seseorang.

5.4. Pengaruh Faktor Pekerjaan terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa mayoritas responden tidak bekerja yakni sebanyak 37 orang 57,8 dan mayoritas responden tidak bekerja yang tidak melakukan pemberian ASI Eksklusif yakni sebanyak 35 orang 94,6, Hal ini mengindikasikan bahwa ada hubungan linier antara faktor pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif p=0,013. Hasil uji tabulasi silang juga memperlihatkan bahwa mayoritas responden yang tidak bekerja, tidak memberikan ASI Eksklusif 94,6. Hasil uji regresi logistik juga memperlihatkan bahwa faktor pekerjaan tidak memberi pengaruh signifikan terhadap pemberian ASI Eksklusif. Hasil penelitian Salfina 2003, bahwa 59,7 ibu yang bekerja hanya memberi ASI 4 kali dalam sehari, sementara jika pada waktu siang hari diberikan Universitas Sumatera Utara susu formula oleh keluarga atau pengasuhnya. Demikian juga dengan penelitian Mardeyanti 2007, bahwa 60 ibu yang bekerja tidak patuh memberikan ASI Eksklusif. Hasil penelitian Doni Fransiskus Sinaga 2010 dengan judul Faktor – faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada balita di kelurahan padang bulan kecamatan medan baru, hasil analisis bivariatnya menunjukkan terdapat 5 variabel mempunyai hubungan asosiasi yang bermakna dengan pemberian ASI Eksklusif salah satunya adalah ibu yang tidak bekerja p= 0,002. Penelitian Rohani Fakultas Kesehatan Masyarakat USU dengan judul pengaruh karakteristik ibu menyusui terhadap pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja puskesmas Teluk kecamatan secanggang kabupaten langkat tahun 2007 juga memperoleh hasil penelitian bahwa variabel yang berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif adalah pekerjaan.

5.5. Pengaruh Faktor Pendapatan terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa mayoritas responden dengan pendapatan rendah yakni sebanyak 36 orang 56,3 dan mayoritas responden dengan pendapatan rendah yang tidak melakukan pemberian ASI Eksklusif yakni sebanyak 35 orang 94,6, Hal ini mengindikasikan bahwa ada hubungan linier antara faktor pendapatan dengan pemberian ASI Eksklusif p=0,016. Hasil uji tabulasi silang memperlihatkan bahwa mayoritas responden yang pendapatannya rendah, tidak memberikan ASI Eksklusif 94,6. Tetapi hasil regresi logistik membuktikan bahwa pendapatan tidak memberi pengaruh signifikan terhadap pemberian ASI Eksklusif, Hal ini disebabkan ibu Universitas Sumatera Utara berpendapatan rendah juga memberikan susu bayinya karena adanya alasan persepsi bahwa ASI belum dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemberian ASI Eksklusif, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah, yaitu ibu hamil akan kekurangan energi dan protein KEK. Hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.

5.6. Pengaruh Faktor Budaya terhadap Pemberian ASI Eksklusif