b. Membantu anak menjadi lebih peka terhadap rangsangan dari
lingkungan. c.
Memberanikan anak untuk memanipulasi benda-benda objek dan ide-ide.
d. Mengembangkan rasa toleransi terhadap gagasan baru.
e. Mengajar anak untuk menilai berpikir kreatifnya.
f. Memberikan informasi tentang proses kreativitas.
42
2. Drama
Drama berasal ari bahasa Yunani, dram yang berarti gerak. Atau
Inggris lebih lanjut kata drama ini sebagai action atau a thing done. Dan drama ini tidak lain dari pada
„life presented in Action‟ atau suatu segi kehidupan yang dihidangkan dengan gerak.
43
Dalam The American Colege Dictionary dijelaskan bahwa drama adalah suatu karangan dalam prosa atau puisi yang disajikan dalam bentuk
dialog atau pantomim suatu cerita yang mengandung konflik atau kontras seorang tokoh terutama suatu cerita dipentaskan di atas panggung.
44
Drama adalah suatu cerita dalam bentuk dialog antawacana tentang konflik pertentangan manusia, diproyeksikan dengan ucapan dan
perbuatan dari sebuah panggung kepada penonton.
45
Jenis Drama: 1.
Drama Teater peristiwa kejadian yang dipertunjukkan di atas panggung gedung pertunjukkan teater.
2. Drama Film dan Drama TV peristiwa-peristiwa dalam cerita dapat
dipertunjukkan pada tempat kejadian yang sesungguhnya, atau
42
Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, h. 60.
43
Asmara, op. Cit, h. 9.
44
Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, Bandung: Angkasa, 2011, h. 70.
45
Prasmadji, Drama Konvensional, Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984, Cet. 1, h. 10.
mirip dengan tempat yang sesungguhnya, berkat kemajuan teknologi dalam dunia fim.
46
Tujuan penting dalam pembelajaran drama adalah untuk memahami bagaimana suatu tokoh harus diperankan dengan sebaik-
baiknya. Untuk mempelajari pementasan, memang tidak mudah. Apalagi bagi siswa yang sama sekali belum mengenal seluk beluk
pentas drama. Untuk itu, seorang guru harus memperkenalkan siswa- siswanya pada seluk beluk pementasan drama.
47
E. Hasil Penelitian Relevan
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan relevansi dengan judul skripsi “Pembinaan Karakter Siswa melalui Kegiatan Kepramukaan di SMAN
3 Slawi ”. Skripsi ini ditulis oleh Mahpiatun, Jurusan Hukum dan
Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Pembinaan karakter siswa dalam kegiatan pramuka sebagai salah satu
wadah atau organisasi bertujuan untuk membentuk setiap manusia agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa
patriot, taat hokum, disiplin menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam membangun Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembinaan karakter siswa melalui kegiatan kepramukaan,
mengetahui factor-faktor yang menunjang dan menghambat pembinaan karakter siswa melalui kegiatan kepramukaan di SMA Negeri 3 Slawi
Kabupaten Tegal. Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa pembiasaan, keteladanan,
penugasan, ceramah dan hukuman atau sanksi merupakan cara yang
46
Ibid, h. 9.
47
Rahmanto, Drama, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, cet. 1, h. 1.31.
digunakan dalam pembinaan karakter siswa melalui kegiatan kepramukaan di SMA Negeri 3 Slawi. Pembiasaan dengan meyuruh siswa anggota pramuka
datang tepat waktu, saling bertegur sapa, melaksanakan sholat berjama’ah dan lain-lain. Keteladanan yaitu memberikan contoh perbuatan langsung kepada
anggota pramuka. Penugasan yaitu saat kegiatan kemah pindah golongan berlangsung, siswa baru diberi tugas individu dan kelompok. Ceramah dengan
memberikan penjelasan akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung di dalam Pansasila dan lain-lain.
Relevansi yang kedua yaitu skripsi yang berjudul “Peran Ekstrakurikuler Seksi Kerohanian Islam dalam Pemb
inaan Mental Siswa SMAN 1”, yang ditulis oleh Rokhana Idah Kusnawati mahasiswa jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri UIN Malang. Berdasarkan penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dapat
diketahui bahwa dalam pembinaan mental siswa SMAN 1 dapat dilakukan dengan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler seksi kerohanian Islam agar
terbina mental yang baik, terbukti dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa sudah mempunyai kesadaran untuk berakhlak mulia terhadap Allah
SWT, orang tua, guru, sesama teman dan terhadap sekitar. Banyaknya kenakalan pelajar tampak jelas bahwa pada mereka yang sedang tumbuh
jiwanya. Terutama mereka yang hidup dikota-kota besar yang mencoba mengembangkan diri kearah kehidupan yang lebih maju dan modern sejalan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana beraneka ragam kebudayaan asing yang merusak seolah-olah tanpa seleksi. Mereka
dihadapkan pada kontradiksi dan aneka ragam pengalaman yang menyebabkan mereka bingung memilih mana yang baik mana yang buruk.
Nilai-nilai moral yang akan diambilnya menjadi pegangan terasa kabur, terutama peranan pendidikan keluarga yang kurang mengindahkan ajaran
agama bagi anak-anaknya.