D. Perumusan Penelitian
Berdasarkan masalah di atas maka perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana
pembinaan nilai karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara Tangerang?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pembinaan nilai-nilai karakter kegiatan
ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara. 2.
Untuk mengembangkan wawasan tentang dunia pendidikan dan kemajuan peserta didik terutama tentang kegiatan ekstrakurikuler
teater di SMK Nusantara 3.
Untuk mengetahui lebih jelas gambaran pembinaan kepada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan atau
wawasan tentang pendidikan khususnya yang terkait dengan penelitian tentang kegiatan ekstrakurikuler Teater di SMK Nusantara.
2. Manfaat bagi Sekolah SMK Nusantara adalah mengetahui lebih jelas
tentang pembinaan kegiatan ekstrakurikuler Teater di sekolah, apakah berkembang dengan adanya ekstrakurikuler Teater tersebut.
3. Sebagai bahan pengetahuan bagi pembaca.
4. Memberikan gambaran kepada siswa untuk mengembangkan bakat dan
minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia yang seutuhnya.
5. Meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan
khususnya psikomotor.
6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembinaan
1. Pengertian Pembinaan
Pembinaan berasal dari kata dasar “bina”, yang berarti membangun, mendirikan sesuatu supaya lebih baik. Pembinaan yaitu proses, cara,
perbuatan membina, pembaruan, penyempurnaan, usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efesien dan efektif untuk memperoleh
hasil yang lebih baik.
1
Pembinaan dilakukan untuk ke arah yang lebih baik lagi agar terjadi suatu peningkatan dalam bekerja. Pembinaan diharapkan dapat membantu
seseorang memecahkan masalah dan kesulitan yang mungkin akan dihadapi di dalam menggunakan cara-cara baru untuk melaksanakan
1
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat bahasa, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 193.
tugasnya agar berjalan dengan efektif dan efesien untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Membina disiplin peserta didik harus mempertimbangkan berbagai situasi, dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena
itu, disarankan kepada guru untuk melakukan hal-hal sebagai berikut. a.
Memulai seluruh kegiatan dengan disiplin waktu, dan patuhtaat aturan.
b. Mempelajari pengalaman peserta didik di sekolah melalui kartu
catatan kumulatif. c.
Mempelajari nama-nama peserta didik secara langsung, misalnya melalui daftar hadir di kelas.
d. Mempertimbangkan lingkungan pembelajaran dan lingkungan peserta
didik. e.
Memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami, sederhana dan tidak bertele-tele.
f. Menyiapkan kegiatan sehari-hari agar apa yang dilakukan dalam
pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, tidak terjadi banyak penyimpangan.
g. Bergairah dan semangat dalam melakukan pembelajaran, agar
dijadikan teladan oleh peserta didik. h.
Berbuat sesuatu yang berbeda dan bervariasi, jangan monoton, sehingga membantu disiplin dan gairah belajar peserta didik.
i. Menyesuaikan argumentasi dengan kemampuan peserta didik, jangan
memaksakan peserta didik sesuai dengan pemahaman guru, atau mengukur peserta didik dari kemampuan gurunya.
j. Membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik dan lingkungannya.
2
B. Nilai Karakter
1. Pengertian Karakter
Menurut Jack Corley dan Thomas Philip karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam
bertindak. Maksudnya karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berprilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik
dalam lingkup keluarga,masyarakt,bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik individu yang dapat membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya.
3
Selain itu, karakter menurut Helen G Douglas dikatakan bahwa karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara
berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tinndakan. Sehingga karakter dapat dipahami
sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,diri sendiri,sesama manusia,lingkungan dan kebangsaan
yang.terwujud dalam pikiran ,sikap, perasaan,perkataan dan perbuatan berdasarkan norma agama,hukum,tata krama,budaya,adat istiadat dan
estetika.
4
K arakter adalah “watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang
yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan virtues yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir,
bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada
2
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: PT Bumi Aksara, cet 2, hal.173.
3
Muchlas, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 1, hal. 42.
4
Ibid, h. 41.