Nilai-nilai Karakter Nilai Karakter

Beberapa prinsip pendidikan karakter yang harus dipahami oleh peserta didik sebagai berikut, Pertama “karaktermu ditentukan oleh apa yang kamu lakukan, bukan apa yang kamu katakan atau yang kamu yakini”. Prinsip ini memberikan verifikasi konkrit tentang karakter seseorang individu dengan memberikan prioritas pada unsur psikomotorik yang menggerakkan seseorang untuk bertindak. Pemahaman, pengertian, keyakinan akan nilai secara obyektif oleh seorang individu akan membantu mengarahkan individu tersebut pada sebuah keputusan berupa tindakan. Namun verifikasi nyata sebuah perilaku berkarakter hanya bisa dilihat dari fenomena luar berupa perilaku dan tindakan . Jadi, perilaku berkarakter itu ditentukan oleh perbuatan, bukan melalui kata-kata seseorang. 14 Kedua , “sikap dan keputusan yang kamu ambil menentukan akan menjadi orang macam apa dirimu”. Individu mengukuhkan karakter pribadi melalui setiap keputusan yang diambilnya. Hanya dari keputusannya inilah seorang individu mendefinisikan karakternya sendiri. Oleh karena itu karakter seseorang itu bersifat dinamis, ia bukanlah kristalisasi pengalaman masa lalu, melainkan kesediaan setiap individu untuk terbuka dan melatihkan kebebasannya itu dalam membentuk jenis manusia macam apa dirinya melalui keputusan-keputusan dalam hidupnya. Untuk inilah setiap kebutusan menjadi semacam jalinan yang membingkai, membentuk jenis manusia macam apa yang diinginkannya. 15 Ketiga, “karakter yang baik mengandalkan bahwa hal yang baik itu dilakukan dengan cara-cara yang baik. Bahkan seandainya pun kamu harus membayarnya secara mahal, sebab mengandung resiko”. Pribadi yang berproses membentuk dirinya menjadi manusia yang baik, juga akan memilih cara-cara yang baik bagi dirinya. Setiap manusia mesti menganggap bahwa 14 Syarbini, Pendidikan Karakter, Jakarta: Prima Pustaka, h. 13. 15 Ibid, h.14. manusia itu bernilai di dalam dirinya sendiri, karena itu tidak pernah boleh ia diperalat dan dipergunakan sebagai sarana bagi tujuan-tujuan tertentu. 16

3. Tahap Pengembangan Karakter

Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan knowing, pelaksanaan acting, dan kebiasaan habit. Karakter tidak terbatas pada pengetahuan saja. Seseorang yang memiliki pengetahuan kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya, jika tidak terlatih menjadi kebiasaan untuk melakukan kebaikan tersebut. Karakter juga menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri. Dengan demikian diperlukan tiga komponen karakter yang baik components of good character, yaitu pengetahuan tentang moral moral feling, dan perbuatan bermoral moral action. Hal ini diperlukan agar peserta didik dan atau warga sekolah lain yang terlibat dalam sistem pendidikan tersebut sekaligus dapat memahami, merasakan, menghayati, dan mengamalkan mengerjakan nilai-nilai kebajikan moral. 17 Pengembangan karakter dapat dilihat dari metode pembelajaran karakter berbasis seni. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Zuchdi, bahwa “Inkulkasi nilai dalam pendidikan karakter berbasis seni dapat dilakukan dengan menginventarisasi nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam berkesenian, baik substansi seninya maupun proses keg iatannya”. 18 Dalam kegiatan seni terdapat peran yang dimainkan. Seorang pemeran harus mampu menghayati peran yang dimainkannya. Melalui peran, peserta didik berinteraksi dengan orang lain yang juga membawakan peran tertentu 16 Ibid 17 Ibid 18 Suyanto, Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik, Jogyakarta: UNY Press, 2011, cet 1, hal. 266. sesuai dengan tema yang dipilih. Dalam hal ini, setiap pemeran dapat melatih sikap empati, simpati, rasa benci, marah, senang dan peran-peran lainnya. 19 Menurut Rendra, “Peran ialah gambaran orang. Semakin utuh gambaran orang itu, akan semakin hidup ia kelihatan. Bagaimana gambar pikirannya, perasaannya, wataknya, keadaan dan sifat jasmaninya, bagaimana kedudukannya dalam masyarakat dan lain- lain”. 20 Melalui bermain peran dalam pendidikan karakter, diharapkan para peserta didik dapat 1 mengeksplorasi perasaan-perasaannya. 2 memperoleh wawasan tentang sikap, nilai dan persepsinya, 3 mngembangkan keterampilan dan siakp dalam memecahkan masalah yang dihadapi, 4 mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai cara. 21 Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembinaan karakter: 22 1. Guru 2. Selebritiartis 3. Pejabat 4. Tokoh Masyarakat 5. Teman Sejawat 6. Kedua Orang Tua 7. Media Cetak 8. Media Elektronik 19 Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet 1, h. 181 20 Rendra, Seni Drama untuk Remaja, Jakarta: Pustaka Jaya, 1993, Cet. 1, h. 101. 21 Ibid, h. 181. 22 Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, Jakarta, Bumi Aksara, Cet. 1 dan 2, h. 141.

C. Kegiatan Ekstrakurikuler

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Oemar Hamalik “kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar ketentuan kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat paedagogis dan menunjang pendidikan dalam menunjang ketercapaian tujuan sekolah”. 23 Menurut Muhaimin kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolahmadrasah. 24 Ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam dan di luar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta morma-norma sosial, baik lokal, nasional, maupun global untuk membntuk insan yang paripurna. Dengan kata lain ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, poensi, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. 25 Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan yang 23 Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, h.181. 24 Muhaimin, dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Pada Sekolah Madrasah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008, h. 74. 25 Aqib, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, Bandung: Yrama Widya, 2011, Cet. 1, h. 14. dilaksanakan di luar jam pelajaran dengan maksud mengisi waktu senggang yang bertujuan agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan siswa serta mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang ada pada dirinya melalui jenis-jenis kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Bakat merupakan kecakapan potensial yang bersifat khusus, yaitu khusus dalam sesuatu bidang atau kemampuan tertentu dan merupakan suatu kapasitas atau potensi yang belum dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar yang berkenaan dengan kemungkinan menguasai sesuatu pola tingkah laku dalam aspek kehidupan tertentu. 26 Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan belajar yang waktunya di luar jam pelajaran yang telah di tetapkan dalam susunan program pelajaran. Kegiatan ini biasanya berupa kegiatan pembinaan yang berkaitan dengan program kurikuler, memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi yang bertujuan memantapkan pembentukkan kepribadian, yang dimaksudkan untuk mengembangkan bakat siswa yang diminati oleh sekelompok siswa diluar jam pelajaran biasa.

2. Tujuan kegiatan Ekstrakurikuler

Seperti yang telah disebutkan dalam pengertian ekstrakurikuler diatas, bahwa kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah pembinaan dan pelatihan bagi siswa yang terdapat dalam diri siswa sebagai penambahan pengetahuan dan pengalaman mereka. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat pendidikan Menengah Kejuruan yang dikutip oleh B. Suryo Subroto adalah: 26 Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 1, h. 101. a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif dan psikomotor. b. Mengembangkan minat dan bakat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. 27 Tujuan kegiatan ekstrakurikuker sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam Permendiknas No. 39 Tahun 2008, yaitu sebagai berikut: 1. Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas. 2. Memantapkan kepribadian peserta didik untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan. 3. Mengaktualisasikan potensi peserta didik dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat. 28 Dari tujuan yang telah dikemukakan diatas bahwa ekstrakurikuler bertujuan untuk memperluas, meningkatkan dan memantapkan pengetahuan siswa, membina dan mengembangkan bakat, minat dan keterampilan dalam rangka mengisi waktu senggang mereka serta dalam upaya pembentukkan pribadi dan mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, serta melengkapi upaya pembentukkan manusia Indonesia seutuhnya. 27 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997, h. 287-288. 28 Aqib, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, Bandung: Yrama Widya, Cet 1, h. 15.

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SMK AL MA’SHUM SIDODADI KISARAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

12 35 29

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Penanaman Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekolah (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekola

0 3 22

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Penanaman Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekolah (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekolah

0 1 13

PENGEMBANGAN NASIONALISME SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Pengembangan Nasionalisme Siswa Melalui Kegiatan ekstrakurikuler (Studi Situs Di SMK N 5 Surakarta).

0 1 15

PENGEMBANGAN NASIONALISME SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Pengembangan Nasionalisme Siswa Melalui Kegiatan ekstrakurikuler (Studi Situs Di SMK N 5 Surakarta).

0 4 16

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI EKSTRAKURIKULER ROHANI ISLAM.

1 6 49

PEMBINAAN NILAI KEDISIPLINAN MELALUI PROGRAM EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SD SANTA URSULA BANDUNG.

1 1 41

Materi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Mahasiswa

0 0 7

Penanaman Nilai-nilai Tasawuf dalam Rangka Pembinaan Akhlak di Sekiolah Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan

0 0 20

POLA PEMBINAAN KARAKTER ANAK MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI MI MUHAMMADIYAH 6 SYUHADA KOTA MAKASSAR

0 0 112