2.1.4. Kontribusi BPHTB Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution, maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan.
Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak
lain demi kebaikan bersama Fauzan Ardiyanto, 2012. Sedangkan menurut kamus ekonomi Guritno, 1992 : 76 kontribusi adalah
sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya atau kerugian tertentu atau bersama. Sehingga kontribusi yang dimaksud dapat
diartikan sebagai sumbangan yang diberikan oleh pendapatan pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah Dan Bangunan terhadap besarnya Pendapatan Daerah.
Jika potensi penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah Dan Bangunan semakin besar dan pemerintah daerah dapat mengoptimalkan sumber
penerimaannya dengan meningkatkan target dan realisasi pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah Dan Bangunan yang berlandaskan potensi sesungguhnya, hal ini
dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Sehingga akan mengurangi rasio ketergantungan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat.
Dalam penelitian ini, konteks kontribusi merupakan seberapa besar sumbangan penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah Dan Bangunan BPHTB
dalam pos Pendapatan Asli Daerah. Diharapkan dengan semakin tinggi kontribusi penerimaan BPHTB maka akan semakin besar pula PAD Kabupaten Aceh Barat
Daya.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menganalisis kontribusi realisasi BPHTB terhadap Pendapatan Daerah digunakan rumus sebagai berikut :
Kontribusi BPHTB = Realisasi Penerimaan BPHTB
Realisasi Penerimaan PAD x 100
Halim, 2007 : 163 Dengan asumsi sebagai berikut :
Tabel 2.2. Klasifikasi Kriteria Kontribusi
Persentase Kriteria
0,00-10 Sangat Kurang
10,10-20 Kurang
20,10-30 Sedang
30,10-40 Cukup Baik
40,10-50 Baik
Diatas 50 Sangat Baik
Sumber : Tim Litbang Depdagri-Fisipol UGM 1991
2.1.5. Pengaruh Jumlah Penduduk Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Di negara sedang berkembang yang mengalami ledakan jumlah penduduk termasuk Indonesia akan selalu mengaitkan antara kependudukan
dengan pembangunan ekonomi. Akan tetapi hubungan antara keduanya tergantung pada sifat dan masalah kependudukan yang dihadapi oleh setiap
negara, dengan demikian tiap negara atau daerah akan mempunyai masalah kependudukan yang khas dan potensi serta tantangan yang khas pula
Wirosardjono,1998. Jumlah penduduk yang besar bagi Indonesia oleh para perencana
pembangunan di pandang sebagai asset modal dasar pembangunan tetapi sekaligus juga sebagai beban pembangunan. Sebagai asset apabila dapat
meningkatkan kualitas maupun keahlian atau keterampilannya sehingga akan
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan produksi nasional. Jumlah penduduk yang besar akan menjadi beban jika struktur, persebaran dan mutunya sedemikian rupa sehingga hanya
menuntut pelayanan sosial dan tingkat produksinya rendah sehingga menjadi tanggungan penduduk yang bekerja secara efektif Widarjono, 1999.
Jumlah penduduk yang besar bagi indonesia oleh para perencana pembangunan dipandang sebagai aset modal dasar pembangunan tetapi sekaligus
juga sebagai beban pembangunan. Sebagai aset apabila dapat meningkatkan kualitas maupun keahlian atau keterampilannya sehingga akan meningkatkan
produksi nasional. Jumlah penduduk yang besar akan menjadi beban jika struktur, persebaran dan mutunya sedemikian rupa sehingga hanya menuntut pelayanan
sosial dan tingkat produksinya rendah sehingga tanggungan penduduk yang bekerja secara efektif Widarjono, 1999.
Penduduk merupakan orang yang bertempat tinggal menetap dalam suatu wilayah. Todaro 2003 mengemukakan bahwa pertumbuhan penduduk
bukanlah suatu masalah. Pengaruh jumlah penduduk pada tingkat moderat pada dasarnya positif dan bermamfaat bagi pembangunan ekonomi, baik bagi negara-
negara maju, maupun yang sedang berkembang. Semakin banyak orang, maka semakin banyak ide, semakin banyak orang yang mempunyai bakat dan
kreativitas, semakin banyak tenaga ahli dan dengan demikian akan semakin berkembang teknologi. Selanjutnya dalam jangka panjang penduduk merupakan
suatu keuntungan. Todaro 2003 juga mencatat bahwa pertumbuhan penduduk juga merangsang pertumbuhan ekonomi. Semakin besar jumlah penduduk akan
mengakibatkan meningkatnya permintaan terhadap barang-barang konsumsi, selanjutnya akan mendorong economic of scale dalam berproduksi, sehingga akan
Universitas Sumatera Utara
menurunkan biaya produksi, dan pada akhirnya akan mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah. Dengan meningkatnya jumlah penduduk akan meningkatkan
permintaan terhadap barang-barang konsumsi. Hal ini selanjutnya dapat mendorong peningkatan produksi sehingga akan mengakibatkan adanya perluasan
dan pendirian usaha baru pada sektor produksi. Pendirian usaha baru akan menambah angkatan kerja yang bekerja, sehingga pendapatan perkapita
masyarakat akan cenderung meningkat. Dengan adanya kecenderungan pertambahan penduduk pada gilirannya akan meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah Sukirno, 2003
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Pendapatan Asli Daerah, Efektivitas dan Kontribusi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
BPHTB, dan Jumlah Penduduk, dijelaskan berikut ini: Fauzan dan Ardiyanto 2012, meneliti tentang : Akuntansi dan Efektifitas
Pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Daerah Di Kota Semarang Periode Tahun
2008-2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Tingkat efektivitas pemungutan BPHTB pada tahun 2008-2011 didapatkan nilai tertinggi pada tahun
2011 dengan kriteria sangat efektif. Efektivitas terendah terjadi pada tahun 2009 dengan kriteria cukup efektif. Laju pertumbuhan penerimaan BPHTB tertinggi
terjadi tahun 2010 sebesar 26,2477 dan laju pertumbuhan penerimaan BPHTB terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar 0,0050. Rata-rata kontribusi BPHTB
terhadap Pendapatan Daerah 2008-2011 sebesar 9,18 yang berarti sangat kurang
Universitas Sumatera Utara