Uji Multikolonieritas Uji Autokorelasi

Tabel 5.5. Data Jumlah Penduduk No Kecamatan 2011 2012 Sem 1 Sem 2 Sem 1 Sem 2 1 Babahrot 4.963 5.020 5.129 5.158 2 Blangpidie 6.034 6.154 6.208 6.259 3 Jeumpa 2.879 2.997 3.129 3.199 4 Kuala Batee 5.541 5.621 5.799 5.853 5 Lembah Sabil 2.980 3.101 3.210 3.298 6 Manggeng 3.952 4.031 4.197 4.265 7 Setia 2.406 2.554 2.599 2.687 8 Susoh 6.259 6.299 6.376 6.404 9 Tangan-Tangan 3.491 3.532 3.591 3.671 Jumlah 38.505 39.309 40.238 40.794

5.1.3. Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi pada penelitian ini akan digunakan untuk melakukan peramalan, sebuah model yang baik adalah dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. Di samping menemukan model yang paling tepat, sebelum model pada penelitian ini digunakan, sudah seharusnya memenuhi beberapa asumsi klasik, antara lain: uji multikolonieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas. Data yang akan dilakukan pengujian sebelumnya dinormalkan dengan logaritma natural.

5.1.3.1. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolinieritas pada penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen pada model. Model regresi yang baik seharusya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Nilai cut off yang umumnya digunakan untuk menunjukkan Universitas Sumatera Utara tidak adanya mulitikolonieritas apabila nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Tabel 5.6. Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients a Model T Sig. Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant -3.688 .001 LNXI 2.456 .020 .234 4.265 LNZ 5.395 .000 .376 2.662 LNX2Z -5.827 .000 .372 2.687 a. Dependent Variable: Y Sumber : Lampiran – 8 Setelah dilakukan uji statistik terdapat multikolonieritas pada beberapa variabel oleh sebab itu salah satu cara untuk menghilangkan multikoloniearitas yaitu melakukan tranformasi variabel yaitu dapat dilakukan dengan bentuk logaritma natural. Sehingga setelah dilakukan uji statistik kembali, hasil uji statistik, menunjukkan bahwa ada tiga variabel yang tersisa yaitu LNX1, LNZ, LNX2Z yang signifikan terhadap Y dan tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Demikian juga hasil perhitungan Variance Inflation Factor VIF tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Akan tetapi adanya variabel di keluarkan yang disebut dengan excluded variabel yaitu, dua variabel lainnya LNX2, LNX1Z tidak signifikan terhadap Y atau terdapat masalah multikolonieritas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari model regresi yang digunakan tidak terjadi multikolonieritas. Universitas Sumatera Utara

5.1.3.2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi pada penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Tabel 5.7. Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .847 a .718 .691 601.98109 2.119 a. Predictors: Constant, LNX2Z, LNZ, LNXI b. Dependent Variable: Y Sumber : Lampiran – 8 Setelah dilakukan uji autokorelasi, diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2,119 yang menyatakan du = 1,7987 d = 2,119 4 – du 1,7987 = 2,2013.

5.1.3.3. Uji Heterokedastisitas

Dokumen yang terkait

Kajian Aspek Legal Pengenaan PPH Final Pengalihan Hak Atas Tanah dan Bangunan Dan BPHTB Terhadap Transaksi Leasing Tanah Dan Bangunan”

6 67 188

Prosedur Pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan di Dinas Pendapatan Kota Medan

1 77 71

Mekanisme Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Dalam Kaitannya Dengan Pendaftaran Hak Atas Tanah Atau Pendaftaran Peralihan Hak Atas Tanah Oleh Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai

3 77 78

Analisis Efektivitas Penerimaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Serta Kontribusinya terhadap Pendapatan asli Daerah.

0 0 2

Analisis Efektivitas Penerimaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Serta Kontribusinya terhadap Pendapatan asli Daerah - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

Efektivitas Dan Elastisitas Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (Bphtb) Di Kabupaten Ngawi Tahun 2006 - 2011

0 0 73

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pendapatan Asli Daerah - Efektivitas Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Dengan Jumlah Penduduk Sebagai Variabel Moderating di Ka

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Efektivitas Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Dengan Jumlah Penduduk Sebagai Variabel Moderating di Kabupaten Aceh Barat Daya

0 0 9

Efektivitas Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Dengan Jumlah Penduduk Sebagai Variabel Moderating di Kabupaten Aceh Barat Daya

0 1 17

EFEKTIVITAS PENERIMAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013-2017 - UNS Institutional Repository

0 0 16