dengan demikian dapat disimpulkan bahwa LNX1 efektivitas pemungutan BPHTB, LNZ jumlah penduduk dan LNX2Z moderating 2 secara simultan
berpengaruh terhadap PAD.
5.1.4.2.3. Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel LNX1 efektivitas pemungutan BPHTB, LNX2Z moderating 2 dan
LNZ jumlah penduduk berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen Y PAD.
Dari hasil output SPSS model I dapat dilihat pada tabel 5.14., hasil uji statistik t diperoleh, tingkat signifikan variabel independen X1 efektivitas
pemungutan BPHTB sebesar 0,058 α = 0,05 dan t
hitung
= 1,963 t
tabel
= 2,037, keputusannya Ho diterima Ha ditolak, maka kesimpulannya efektivitas
pemungutan BPHTB tidak berpengaruh signifikan terhadap PAD. Tingkat signifikan X2 kontribusi penerim
aan BPHTB sebesar 0,000 α = 0,05 dan t
hitung
= -4,450 t
tabel
= 2,037, keputusannya Ho ditolak Ha diterima, maka kesimpulannya kontribusi penerimaan BPHTB berpengaruh negatif signifikan
terhadap PAD. Tingkat signifikan Z jumlah penduduk sebesar 0,0 13 α = 0,05
dan t
hitung
= 2,631 t
tabel
= 2,037, keputusannya Ho ditolak Ha diterima, maka kesimpulannya jumlah penduduk berpengaruh signifikan terhadap PAD.
Dari hasil output SPSS pada tabel 5.15., hasil uji statistik t diperoleh, tingkat signifikan variabel independen LNX1 efektivitas pemungutan BPHTB
sebesar 0,020 α = 0,05 dan t
hitung
= 2,456 t
tabel
= 2,037, keputusannya Ho ditolak Ha diterima, maka kesimpulannya efektivitas pemungutan BPHTB
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh secara signifikan terhadap PAD. Tingkat signifikan LNZ jumlah penduduk sebesar 0,000 α = 0,05 dan t
hitung
= 5,395 t
tabel
= 2,037, keputusannya Ho ditolak Ha diterima, maka kesimpulannya jumlah penduduk
berpengaruh secara signifikan terhadap PAD. Tingkat signifikan LNX2Z moderating 2 se
basar 0,000 α = 0,05 dan thitung = -5,827 2,037, keputusannya Ho ditolak Ha diterima, maka kesimpulannya moderating 2
berpengaruh negatif siginifkan terhadap PAD, dan jumlah penduduk mampu memoderasi hubungan antara kontribusi penerimaan BPHTB dengan Pendapatan
Asli Daerah.. Selanjutnya jumlah penduduk bukan variabel moderating antara variabel-variabel independen tersebut terhadap variabel independennya yaitu
PAD. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikan variabel LNX1Z moderating 1 dan LNX2Z moderating 2 hanya satu yang memiliki nilai signifikan jauh
dibawah 0,05 yaitu variabel LNX2Z moderating 2 sedangkan LNX1Z moderating 1 tidak signifikan dan dikeluarkan dalam persamaan atau di exclude.
Oleh karena itu jumlah penduduk bukan variabel moderating. Suatu variabel dikatakan moderating jika interaksinya antara variabel independen menunjukkan
nilai yang signifikan.
Tabel 5.20. Excluded Variables
b
Model Beta
In t
Sig. Partial
Correlation Collinearity Statistics
Toleranc VIF
Minimum 1
LNX2 .
a
. .
. .000
. .000
LNXIZ .
a
. .
. .000
. .000
a. Predictors in the Model: Constant, LNX2Z, LNZ LNX1
b. Dependent Variable: Y Sumber : Lampiran - 8
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji di atas merupakan hasil dari uji analisis regresi berganda dengan moderating untuk model II, yang merupakan variabel yang dikeluarkan dari dalam
persamaan, karena variabel LNX2 dan LNX1Z tidak signifikan dan tidak mempengaruhi PAD. Berdasarkan pengujian tersebut terdapat beberapa variabel
yang merupakan excluded variables yakni LNX2 dan LNX1Z.
5.2. Pembahasan
Pengalihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah merupakan langkah maju yang
dilakukan oleh Indonesia dalam penataan sistem perpajakan nasional. Efektivitas
kebijakan pengalihan BPHTB dari pajak pusat menjadi pajak daerah dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu aspek wilayah dan aspek pendapatan. Dari aspek wilayah,
pengalihan BPHTB dipandang berhasil apabila seluruh atau sebagian besar kabupatenkota dapat memungut BPHTB mulai 1 januari 2011. Dari aspek
pendapatan, pengalihan BPHTB dapat dikatakan berhasil apabila seluruh atau sebagian besar potensi BPHTB terpungut.
Dalam penelitian ini dilakukan penelitian tentang efektifitas pemungutan BPHTB dan kontribusi penerimaan BPHTB terhadap Pendapatan Asli Daerah
dengan jumlah penduduk sebagai variabel moderating. Dalam penelitian akan dilihat seberapa besar efektivitas pemungutan BPHTB apalagi setelah
dilakukannya pengalihan terhadap pajak BPHTB dari pusat ke daerah, dan dilihat juga seberapa besar kontribusi penerimaan BPHTB setelah dilakukannya
pengalihan pajak BPHTB dari pajak pusat menjadi pajak daerah. Apakah pengalihan pajak ini akan makin meningkatkan efektivitas pemungutan BPHTB
Universitas Sumatera Utara
dan kontribusi penerimaan BPHTB terhadap pendapatan asli daerah, dan dalam penelitian ini juga dilihat pengaruh jumlah penduduk dalam penelitian ini dilihat
dari jumlah penduduk yang sudah menikah yang diharapkan mampu memoderasi hubungan antara efektivitas pemungutan BPHTB dan kontribusi penerimaan
BPHTB dengan Pendapatan Asli Daerah, apakah mampu memperkuatmemperlemah hubungan diantara efektivitas pemungutan dan
kontribusi penerimaan BPHTB dengan PAD.
5.2.1. Efektivitas Pemungutan BPHTB Dan Kontribusi Penerimaan BPHTB
Berpengaruh Terhadap PAD.
Dari output SPSS, hasil uji Anova diperoleh F
hitung
= 25,528 3,32 dan signifikan pada 0,000
α = 0,05, keputusannya Ho ditolak Ha diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa X1 efektivitas pemungutan BPHTB dan X2
kontribusi penerimaan BPHTB secara simultan berpengaruh terhadap PAD. Dari output SPSS pada model summary, diperoleh nilai R square sebesar
0,607 hal ini menunjukkan bahwa variabel efektivitas pemungutan BPHTB dan kontribusi penerimaan BPHTB mempunyai hubungan yang kuat dengan PAD,
dan nilai adjusted R square sebesar 0,584. Hal ini menunjukkan bahwa 58,4 variasi variabel Y PAD dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen X1
efektivitas pemungutan BPHTB dan X2 kontribusi penerimaan BPHTB, sedangkan sisanya 41,6 dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya yang tidak
dimasukkan kedalam model regresi. Nilai koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa efektivitas pemungutan BPHTB dan kontribusi penerimaan BPHTB
Universitas Sumatera Utara