Tabel 4.3. Tabel Klasifikasi Kriteria Kontribusi
Persentase Kriteria
0,00-10 Sangat Kurang
10,10-20 Kurang
20,10-30 Sedang
30,10-40 Cukup Baik
40,10-50 Baik
Diatas 50 Sangat Baik
Sumber : Tim Litbang Depdagri-Fisipol UGM 1991
4.6.2. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan sebelum dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan untuk menentukan syarat
persamaan pada model regresi dan dapat diterima secara ekonometrik, dalam analisis ini perlu dilihat terlebih dahulu apakah data penelitian bisa dilakukan
pengujian model regresi. Pengujian asumsi klasik terdiri dari pengujian normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
4.6.2.1. Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali 2005 uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
independen model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen tidak terjadi multikolonieritas. Untuk melakukan uji
multikolonieritas dalm penelitian ini, penelitian menilai dari nilai tolerance dan
Universitas Sumatera Utara
variance inflation factor VIF. Batas nilai tolerance adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10. Apabila nilai tolerance kurang dari 0,10 atau VIF adalah 10 maka
disimpulkan terjadi multikolonieritas. Uji multikolonieritas juga dapat dilihat dari nilai korelasi antar variabel independen. Jika nilai korelasi antar variabel
independen di bawah 95 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas.
4.6.2.2. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali 2005 uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson DW. Suatu model regresi dinyatakan tidak
terdapat permasalah autokorelasi apabila:
d
u
d 4 – d
u
Di mana: d
= Nilai Durbin Watson hitung d
u
= Nilai batas atasupper Durbin Watson tabel
4.6.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali 2005 uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatter plot. Metode regresi linier
berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan
Universitas Sumatera Utara
dalam penelitian jika output scatter plot menunjukkan titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka nol.
Uji heteroskedastisitas juga dapat dilihat dengan uji Glejser. Ada dua tahapan yang dilakukan dalam uji Glejser. Tahap pertama adalah melakukan
regresi OLS dengan menggunakan Y sebagai variabel dependen dan X
1
dan X
2
sebagai variabel independen. Tahap kedua adalah dengan meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika setiap variabel independen
nilai signi fikannya lebih besar dari α = 0,05, maka dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
4.6.2.4. Uji Normalitas