Para Pihak Dalam Perjanjian Kerja Bersama

b. Perjanjian Kerja Bersama memberikan kepastian terlaksananya syarat- syarat kerja perusahaan. 2 Menciptakan semangat kerja a. Perjanjian Kerja Bersama dapat menghindarkan berbagai kemungkinan kesewenangan-wenangan dan tindakan merugikan dari pihak yang satu terhadap pihak yang lain dalam hal pelaksanaan hak dan kewajiban pekerja buruh dan pengusaha. b. Perjanjian Kerja Bersama dapat menciptakan suasana dan semangat kerja yang harmonis, dinamis bagi para pihak dalam hubungan kerja. 3 Mendorong peningkatan produktivitas kerja a. Perjanjian Kerja Bersama dapat membantu meningkatkan produktivitas kerja dan mengurangi timbulnya perselisihan. b. Perjanjian Kerja Bersama dapat menciptakan ketenangan kerja dan ketenangan berusaha yang dinamis dan kompetitif. c. Dengan adanya Perjanjian Kerja Bersama pengusaha dapat menyusun rencana-rencana untuk menetapkan biaya produksi yang dicanangkan dalam pengembangan perusahaan.

2. Para Pihak Dalam Perjanjian Kerja Bersama

Menurut Pasal 1 angka 21 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan disebutkan bahwa, Perjanjian Kerja Bersama adalah Supardi : Implikasi Perubahan Bentuk Perumka Menjadi Persero Terhadap Hak-Hak Karyawan PT. Kereta Api Indonesia, 2009 perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja serikat buruh atau beberapa serikat pekerja pekerja buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha. Perjanjian Kerja Bersama PT KA persero dengan Serikat Pekerja Kereta Api periode 2006-2008 namun masih berlaku hingga tahun 2009 ini, membahas tentang hak-hak pekerja PT KA persero, yaitu antara lain: 90 1. Hak pembebasan dari kewajiban bekerja, mengatur tentang: a. Hari libur resmi diatur dalam Pasal 39; b. Hak untuk mendapat Cuti diatur dalam Pasal 40; c. Hak untuk mendapat Cuti tahunan diatur dalam Pasal 41; d. Hak untuk mendapat Cuti besar diatur dalam Pasal 42; e. Hak untuk mendapat Cuti sakit diatur dalam Pasal 43; f. Hak untuk mendapat Cuti haid diatur dalam Pasal 44; g. Hak untuk mendapat Cuti bersalin diatur dalam Pasal 45; h. Hak untuk mendapat Cuti penting diatur dalam Pasal 46; i. Hak untuk mendapat Cuti menunaikan ibadah keagamaan diatur dalam Pasal 47; 90 Lihat Perjanjian Kerja Bersama PT KA persero dengan Serikat Pekerja Kereta Api periode 2006-2008. Supardi : Implikasi Perubahan Bentuk Perumka Menjadi Persero Terhadap Hak-Hak Karyawan PT. Kereta Api Indonesia, 2009 j. Hak untuk mendapat Cuti di luar tanggungan perusahaan diatur dalam Pasal 48; k. Perihal untuk mempekerjakan kembali pegawai diatur dalam Pasal 49. 2. Hak dalam penghasilan dan kesejahteraan pekerja, mengatur ketentuan: a. Mengenai hak untuk mendapat komponen penghasilan diatur dalam Pasal 50; b. Mengenai hak untuk mendapat pembayaran penghasilan diatur dalam Pasal 51; c. Mengenai pajak penghasilan diatur dalam Pasal 52; d. Mengenai potongan penghasilan diatur dalam Pasal 53; e. Mengenai premi emolumen diatur dalam Pasal 54; f. Mengenai hak untuk mendapat tunjangan jabatan struktural diatur dalam Pasal 55; g. Mengenai hak untuk mendapat tunjangan jabatan fungsional diatur dalam Pasal 56; h. Mengenai hak untuk mendapat tunjangan hari raya keagamaan diatur dalam Pasal 57; i. Mengenai hak untuk mendapat tunjangan efisiensi diatur dalam Pasal 58; Banyak hak-hak karyawan yang tercantum dalam PKB belum dipenuhi oleh Perusahaan, jadi PKB yang dibuat dan berlaku mulai tahun 2006-2009 Supardi : Implikasi Perubahan Bentuk Perumka Menjadi Persero Terhadap Hak-Hak Karyawan PT. Kereta Api Indonesia, 2009 tersebut ternyata tidak dipatuhi oleh perusahaan, seperti pendapatan yang masih dibawah PNS, Cuti besar tidak ada dan pengaturan tentang pensiun juga belum memadai.sehingga Karyawan merasa bahwa PT. Kereta Api Indonesia belum serius memikirkan nasib dan status karyawan PT. KA.

3. Syarat Perjajian Kerja Bersama