BAB IV HAK-HAK KARYAWAN PT. KERETA API INDONESIA SETELAH
TERJADINYA PERUBAHAN BENTUK PERUM MENJADI PERSERO
A. Perjanjian Kerja Bersama PKB
1. Pengertian Perjanjian Kerja Bersama
Perjanjian Kerja Bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja serikat buruh atau beberapa serikat pekerja
serikat buruh yang tercacat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau pekumpulan pengusaha yang memuat
syarat-syarat, serta hak dan kewajiban kedua belah pihak. Istilah yang dipergunakan sebelumnya berlakunya undang-undang nomor 13 tahun 2003
tentang ketenagakerjaan untuk perjanjian kerja bersama ini adalah kesepakatan kerja bersama, sedang undang-undang nomor 21 tahun 1954 tentang perjanjian
perburuhan menggunakan istilah perjanjian perburuhan untuk menunjukan maksud yang sama.
Perjanjian kerja bersama merupakan hasil perundingan para pihak yang yaitu serikat pekerjaserikat buruh atau beberapa serikat pekerjaserikat buruh
dengan pengusaha atau beberapa pengusaha yang mengatur syarat-syarat kerja, serta hak dan kewajiban masing-masing pihak. Perjanjian Kerja Bersama tidak
hanya mengikat para pihak yang membuatnya yaitu serikat pekerjaserikat buruh dan pengusaha saja tetapi juga mengikat pihak ke tiga yang tidak ikut
Supardi : Implikasi Perubahan Bentuk Perumka Menjadi Persero Terhadap Hak-Hak Karyawan PT. Kereta Api Indonesia, 2009
dalam perundingan yaitu pekerjaburuh, terlepas dari apakah pekerjaburuh tersebut menerima atau menolak isi Perjanjian Kerja Bersama dan apakah
pekerja buruh tersebut menjadi anggota serikat pekerjaburuh yang berunding atau tidak.
86
Penggunaan istilah bersama dalam Perjajian Kerja Bersama ini menunjuk pada kekuatan berlakunya perjanjian yaitu pengusaha atau beberapa
pengusaha, serikat pekerjaserikat buruh dan pekerjaburuh itu sendiri. Penggunaan istilah tersebut bukan menunjuk bersama dalam arti seliruh
pekerjaburuh ikut berunding dalam pembuatan perjanjian kerja bersama pekerjaburuh bukan merupakan pihak dalam berunding
Pembuatan Perjanjian Kerja Bersama dilakukan secara musyawarah antara para pihak yang berunding. Apabila musyawarah tidak mencapai
kesepakatan tentang suatu hal maka penyelesaiannya dilakukan melalui mekanisme penyelesaian perselisian hubungan industrial. Perjanjian Kerja
Bersama harus di buat dalam bentuk tertulis dalam bentuk latin dan menggunakan bahasa Indonesia. Dalam hal perjanjian kerja bersama dibuat
bukan dengan bahasa Indonesia maka harus diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah resmi yang telah di sumpah dan hasil terjemahan
tersebut dianggap sebagai perjanjian kerja bersama yang telah memenuhi syarat perundang-undangan. Dalam satu perusahaan hanya boleh dibuat 1satu
86
Maun,Op.Cit,hlm.108
Supardi : Implikasi Perubahan Bentuk Perumka Menjadi Persero Terhadap Hak-Hak Karyawan PT. Kereta Api Indonesia, 2009
Perjajian Kerja Bersama yang berlaku untuk pengusaha dan semua pekerjaburuh di perusahaan tersebut. Dalam hal suatu perusahaan memiliki
cabang-cabang perusahaan. PKB induk memuat ketentuan yang berlaku umum diseluruh cabang perusahan dan PKB turunan memuat pelaksanaan PKB induk
yang disesuaikan dengan kondisi cabang perusahaan masing-masing. Apabila PKB induk telah berlaku di perusahaan namun dikehendaki adanya PKB
turunan di cabang perusahaan tetapi PKB turunan belum disepakati maka yang berlaku adalah PKB induk.
Bagi beberapa perusahaan yang tergabung dalam satu group dan masing-masing perusahaan merupakan badan hukum sendiri-sendiri maka PKB
dibuat dan dirundingkan oleh masing-masing pengusaha dan serikat pekerjaserikat buruh masing-masing perusahaan
Keberadaan sebuah PKB bagi suatu organisasi pekerja seperti SPKA tentulah sangat penting. PKB menjadi media yang bisa mengakomodir
kepentingan kedua pihak yakni perusahaan dan serikat pekerja. Selain itu PKB memiliki kekuatan hukum yang jelas karena merupakan perikatan perdata
kedua belah pihak yakni manajemen dan serikat pekerja. Sekalipun sudah berdiri sejak 13 September 1999 namun PKB antara SPKA dengan manajemen
PT. Kereta Api Persero baru ditanda tangani pertama kalinya pada tanggal 5 Mei 2003. Adapun periode PKB ini adalah 2 dua tahun. Sekalipun ini tidak
berarti bahwa PKB yang ada otomatis tidak berlaku ketika PKB yang baru
Supardi : Implikasi Perubahan Bentuk Perumka Menjadi Persero Terhadap Hak-Hak Karyawan PT. Kereta Api Indonesia, 2009
belum ada. Namun perundingan untuk memperbaiki dan memperpanjang PKB tersebut untuk periode berikutnya menjadi urgen untuk dilaksanakan.
Kesadaran bahwa ada kebutuhan untuk memperbaiki dan membuat PKB baru untuk periode selanjutnya sebetulnya udah ada sejak awal berkembang di
kalangan SPKA. Namun karena satu dan lain hal terutama di kalangan manajemen, maka perundingan yang dimaksud tidak terwujud meski periode
PKB yang ada sudah berakhir 5 Mei 2005. Perundingan tersebut baru dilaksanakan setelah Direksi PT. Kereta Api Persero yang baru dilantik 28
September 2005. Maka perundingan pun akhirnya digelar 4 empat hari mulai tanggal 20-23 Desember 2005 di Ciater, Subang, Jawa Barat. Ini juga berarti
bahwa perundingan tersebut dilaksanakan setelah peristiwa 5 Agustus 2005 dimana pemerintah menjanjikan tiga butir komitmen terhadap permasalahan
terhadap permasalahan yang dihadapi oleh pegawai PT. Kereta Api Persero.
2. Tujuan Perjanjian Kerja Bersama