4.6. Kompetensi Guru dalam Implementasi Proses Pembelajaran di SMAN
13 Medan
Dari hasil analisis data statistik deskriptif diketahui bahwa kompetensi yang dimiliki guru di SMAN 13 Medan sangat tinggi dalam proses belajar mengajar, hal
ini terlihat dari mean atau nilai rata-rata empirik yang lebih besar dari mean atau rata- rata hipotiknya.
Berdasarkan data-data yang diperoleh melalui angket yang ditujukan kepada guru di SMAN 13 Medan diketahui bahwa para guru ternyata memiliki komptensi
yang tinggi dalam melaksanakan kurikulum yang telah ditetapkan. Hal ini dinyatakan dengan nilai rata-rata empirik para guru berdasarkan hasil
penelitian ini adalah sebesar 215,140. Nilai ini lebih besar dari pada nilai rata-rata hipotiknya yakni 156. Di mana nilai rata-rata hipotik ini diperoleh dari:
[ 52 x 1 + 52 x 5 : 2] = 156. Angka 52 merupakan jumlah butir valid setelah dilakukan analisis kesahihan Validitas butir. Sedangkan nilai 1 adalah sekor
terendah skala likert dan nilai 5 adalah skor tertinggi skala likert dari angket yang digunakan. Dengan standart deviasi simpangan baku untuk variabel kompetensi
guru sebesar 23,403.
Tabel 4.11. Hasil Analisis Statistik Kompetensi Guru SMAN 13 Medan
Jumlah Jumlah Nilai
Jumlah Kuadrat Simpangan Baku
Responden Responden
Nilai Responden SBSD
n ∑ξ
∑ ξ ″ 43
9.251 2.013.259
23.403 Sumber: Data Primer Diolah
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Berdasarkan nilai-nilai tersebut dapat digambarkan dalam grafik mengenai tingkat kompetensi para guru di SMAN 13 Medan sebagai berikut:
109,194 132,597 156 179,403 202,806
Gambar 4.4. Grafik Kompetensi Guru
Keterangan: 1.
Jika mean empirik berada di bawah 109,194 dinyatakan kompetensi guru sangat rendah.
2. Jika mean empirik berada di antara 109,194 sampai 132,597 dinyatakan
kompetensi guru rendah.
3. Jika mean empirik berada di antara 132,597 sampai 179,403 dinyatakan
kompetensi guru sedang atau normal.
4. Jika mean empirik berada di antara 179,403 sampai 202,806 dinyatakan
kompetensi guru tinggi.
5.
Jika mean empirik berada di atas 202,806 dinyatakan kompetensi guru sangat tinggi.
Guru selaku pelaksana proses belajar mengajar diketahui memiliki kompetensi yang sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa guru telah benar-benar
menjalankan kurikulum yang telah ditetapkan sebagaimana mestinya dan para guru
Mean Empirik = 215,140
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
telah berupaya secara maksimal agar kualitas lulusan siswa dari tahun ketahun mengalami peningkatan.
Dari hasil penelitian tersebut digambarkan bahwa ada sedikit perbedaan dengan hasil penelitian Nazwar 2003 yang berjudul “Κοαλισι ΑκτορStakeholder dan
Implementsi Kebijakan Kajian tentang Aktor dalam Implementasi Kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Kota Solok” ψανγ
hasilnya bahwa aktor yang terlibat belum melaksanakannya dengan baik. Begitu juga dengan Tita lestari 2007 dalam penelitiannya yang berjudul “Dαmπακ Μετοδε
Pemecahan Masalah terhadap Siswa dalam Pengajaran Matematika” ψανγ ηασιλνψα bahwa pelaksana pembelajaran belum terlaksana sesuai dengan rambu-rambu
kurikulum. Kedua hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian ini yang
berjudul Implementasi Proses Pembelajaran terhadap Kualitas Lulusan di SMAN 13 Medan yang hasilnya ditemui bahwa guru di SMAN 13 Medan telah memahami dan
melaksanakan kurikulum sesuai dengan ketetapan dan berupaya semaksimal mungkin agar kualitas lulusan semakin baik.
Tenaga kependidikan kiranya perlu memperhatikan masalah prestasi belajar. Prestasi Belajar sangat penting dan dapat dijadikan sebagai barometer keberhasilan
sekolah dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Jika prestasi belajar ini dapat terus dipertahankan akan membawa nama baik
sekolah. Kerjasama antar pihak, diantaranya pemerintah, guru, sekolah dan stake holder perlu memainkan peranannya dalam meningkatkan prestasi siswa.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
4.7. Sumber