4.5. Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Proses Pembelajaran di SMAN
13 Medan
Sebagai suatu sistem, pembelajaran akan dipengaruhi oleh berbagai komponen yang membentuknya. Terdapat beberapa komponen yang dapat
mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran diantaranya adalah guru, siswa, alat dan media yang tersedia serta faktor lingkungan Sanjaya, 2008.
Sebagaimana teori tersebut di atas dalam proses belajar mengajar di SMAN 13 Medan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan faktor yang paling dominan
diantaranya adalah kompetensi guru, kurikulum dan tingkat intelegensi siswa.
4.5.1. Faktor Kurikulum
Dari hasil penelitian di SMAN 13 Medan diketahui bahwa kurikulum berpengaruh kepada implementasi proses pembelajaran yang akhirnya berperan
dalam mengaktifkan kualitas belajar siswa. Peningkatan kualitas lulusan siswa mengalami peningkatan dari tahun ketahun mulai dari tahun 20032004 sd
20072008, hal ini berkaitan dengan kurikulum yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Meskipun demikian kualitas lulusan siswa SMAN 13 Medan masih
berada pada kisaran nilai rata-rata 7 tujuh. Hasil analisis menggambarkan adanya peningkatan yang diakibatkan adanya
pergantian proses pembelajaran berdasarkan penerapan kurikulum selama beberapa tahun terakhir.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Tabel 4.10. Hasil Nilai Rata-rata Ujian Akhir Berdasarkan Penerapan Kurikulum yang Diterima Lulusan di SMAN 13 Medan
Nilai Rata-Rata Hasil Kurikulum yang Diterapkan
Ujian Akhir No
Tahun Ajaran IPA IPS
1999 KBK
KTSP 1
20032004 6,783
7,039 2 tahun
1 tahun -
2 20042005
7,611 7,610
1 tahun 2 tahun
- 3
20052006 7,971
7,770 -
3 tahun -
4 20062007
8,472 7,734
- 2 tahun
1 tahun 5
20072008 8,296
8,007 -
1 tahun 2 tahun
Sumber: Data Primer Diolah Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa kurikulum KTSP yang diberlakukan sejak
tahun 20062007 mampu mengangkat nilai hasil ujian akhir siswa. Hal ini terbukti bahwa pada tahun 20072008 hasil ujian akhir siswa di SMAN 13 Medan
menunjukkan angka tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Pada nilai hasil ujian akhir di tahun 20032004, di mana dalam proses
pembelajaran yang diterapkan pada siswa masih kurikulum 1999 selama 2 tahun dan kurikulum KBK selama 1 tahun menghasilkan nilai rata-rata paling rendah dibanding
tahun-tahun berikutnya. Siswa lulusan tahun 20032004 menjalani proses pembelajaran dengan
pelaksanaan kurikulum gabungan antara kurikulum 1999 dengan kurikulum KBK, di mana kualitas lulusannya masih sangat rendah.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
Dari hasil penelitian ini dapat dinyatakan bahwa implementasi proses pembelajaran yang berlangsung dari tahun ke tahun berpengaruh kepada kualitas
lulusan siswa SMA baik untuk kelas IPA maupun kelas IPS. Pada kelas baik IPA maupun IPS di tahun 2003-2004 di mana pada tahun tersebut kurikulum yang
diberlakukan adalah gabungan antara kurikulum tahun 1999 dengan KBK, kurikulum berbasis kompetensi, ternyata menghasilkan kualitas lulusan yang lebih rendah
dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 2003-2004 tersebut, para siswa menjalani kurikulum tahun 1999 selama 2 tahun dan KBK selama 1 tahun.
Sementara pada tahun 2004-2005 kurikulum yang berlaku adalah KBK meskipun masih diberlakukan juga kurikulum 1999. Pada tahun tersebut, kualitas lulusan
mengalami peningkatan. Selanjutnya pada tahun 2005-2006, terjadi peningkatan kualitas lulusan siswa, di mana pada tahun tersebut kurikulum yang diberlakukan
murni KBK. Peningkatan kualitas lulusan juga terjadi pada tahun ajaran 2006-2007. Kurikulum terakhir yakni KTSP mulai diberlakukan pada tahun 2007-2008. Pada
tahun ajaran tersebut, kurikulum KBK masih berlaku selama 1 tahun ajaran, selebihnya selama 2 tahun KTSP diberlakukan. Angka kualitas lulusan siswa SMA
baik IPA maupun IPS, mengalami kenaikan yang cukup berarti. Hal ini berarti bahwa kurikulum KTSP berpengaruh kepada implementasi proses pembelajaran yang pada
akhirnya akan menentukan kualitas lulusan. Dalam penerapan proses pembelajaran dengan kurikulum KTSP ternyata
menghasilkan nilai rata-rata ujian akhir yang lebih baik untuk kelas IPA namun tidak
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
begitu terpengaruh untuk kelas IPS. Ini dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil ujian akhir seperti terlihat pada Tabel 4.10.
Adanya penyempurnaan dari tahun ke tahun dari penerapan kurikulum akan membawa dampak positif bagi kemajuan kualitas sehingga mutu lulusan akan
semakin baik.
4.5.2. Faktor Kompetensi Guru