Dalam rangka peningkatan keberhasilan pembangunan tersebut maka menjadi alasan diperlukannya kualitas sumber daya manusia yang memadai. Pembangunan
wilayah bukan sekedar membangun fisik daerah semata, melainkan juga membangun sumber daya manusia, oleh karenanya dalam pelaksanaan dibutuhkan perhatian yang
serius dalam aspek pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini kepala daerah kiranya wajib mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi perkembangan sumber
daya manusia dan ilmu pengetahuan sekaligus tekhnologi sehingga mampu mendukung terlaksananya paradigma pembangunan daerah berdasarkan aspirasinya.
2.6. Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya berkaitan dengan tesis ini antara lain adalah:
1. Nazwar 2003 dalam penelitiannya yang berjudul “Κοαλισι Ακτορ\Stakeholder
dalam Implementasi Kebijakan Suatu Kajian tentang Koalisi Aktor dalam Implementasi Kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
MPMBS di Sekolah Dasar Kota Solok yang hasilnya bahwa pelaksanaan aktor yang terlibat belum melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan ketentuan
yang telah digariskan di mana sosialisasi belum dilaksanakan secara kontiniu dan menyeluruh sehingga konsep dan tujuan MPMBS belum sepenuhnya dipahami
target group atau aktor secara baik, bahkan ada yang tidak mengerti sama sekali apa itu MPMBS. Di samping itu masih ada sekolah yang belum memahami visi
dan misi sekolah.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
2. Tita Lestari 2007 dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak Penerapan
Metode Pemecahan Masalah terhadap Kemampuan Berfikir Siswa dalam Pengajaran Matematika” Στυδι Κασυσ τεντανγ Πεmβελαϕαραν Κονσεπ Φυνγσι δαν
Turunannya di SMUN 5 Bandung dengan hasil penelitian memperlihatkan bahwa, profil kemampuan berfikir siswa SMU dampak penerapan metode
pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika mencakup tiga kategori, yaitu kemampuan berfikir tingkat unggul, menengah, dan asor. Kemampuan
berfikir kelompok unggul 3,5 dari informan mencakup kemampuan- kemampuan berfikir integratif, kreatif, dan kritis. Kemampuan berfikir kelompok
menengah 65,7 dari informan mencakup kemampuan berfikir sistematis, logis, dan analitis. Kemampuan berfikir kelompok asor 30,8 dari informan
mencakup kemampuan penguasaan, pemahaman, dan penerapan konsep dalam subject matter. Temuan lain dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan
metode pemecahan masalah dalam kehidupan kelas belum optimal, pelaksanaan pembelajaran belum terlaksana sesuai dengan rambu-rambu kurikulum yang
dimuat dalam GBPP, Juklak dan Juknis. Faktor-faktor utama dalam proses pembelajaran di kelas kurikulum, guru, dan sumber belajar masih menjadi
kendala dari pada pendukung.
Dian Relitawati : Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap Kualitas Lulusan Di SMAN 13 Medan, 2010.
2.7. Kerangka Pemikiran