yang meliputi pengaturan harkat dan martabat yang sama, hak memperoleh dan mempertahankan ruang hidupnya.
3. PENGENDALIAN TATA RUANG
Perangkat pengendalian tata ruang dimuat pada ketentuan ini yang berbunyi: ”Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui kegiatan pengawasan dan
penertiban terhadap pemanfaatan ruang.” Bentuk-bentuk pengawasan terhadap pemanfaatan ruang tersebut
diselenggarakan dengan pelaporan, pemantauan dan evaluasi termasuk penjatuhan sanksi
56
. Pemanfaatan ruang agar sesuai dengan rencana tata ruang perlu dilakukan pengendalian melalui pengawasan dan penertibannya.
57
Kewenangan yang diberikan kepada Pemerintah Daerah dalam penataan ruangnya termasuk pengawasan dan penertiban adalah tepat dan sejalan dengan
pembagian urusan pemerintahan. Hal yang dikecualikan dalam penyerahan urusan yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional
56
Bentuk pelaporan adalah berupa kegiatan memberi informasi secara obyektif mengenai pemanfaatan ruang baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, bentuk
pemantauan adalah usaha atau perbuatan mengamati, mengawasi, dan memeriksa dengan cermat perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, bentuk
evaluasi adalah usaha untuk menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan ruang dalam mencapai tujuan rencana tata ruang, serta sanksi adalah sanksi adminitrasi, sanksi perdata dan sanksi pidana yang
dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena Undang-Undang ini tidak memuat pasal tentang ketentuan pidana,Ibid
57
Pengawasan adalah usaha untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan fungsi ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang, sedangkan penertiban adalah usaha untuk mengambil
tindakan agar pemanfaatan ruang yang direncanakan dapat terwujud. Pada daerah Kabupaten Kota, penyelenggaraan pemanfaatan ruang meliputi juga mekanisme pemberian izin. Tindakan penertiban
dilakukan dengan melalui pemeriksaan dan penyidikan atas semua pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, Ibid
Leonardo Hasudungan Simanjuntak : Analisis Kebijakan Lingkungan dalam Pengelolaan Tata Ruang di Kota Pematangsiantar. USU e-Repository © 2008.
serta agama. Meskipun demikian bahwa keserasian hubungan susunan pemerintahan harus tetap diperhatikan berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas dan efisiensi.
Pada Pasal 14 ayat 1 butir b Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah disebutkan :” Urusan wajib yang menjadi kewenangan
Pemerintah Daerah untuk Kabupaten Kota merupakan urusan yang berskala Kabupaten Kota meliputi perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang.”
4. Manfaat dan Struktur Ruang Nasional