BAB IV PERAN SERTA MASYARAKAT DI BIDANG LINGKUNGAN DALAM
PENATAAN RUANG
A. Pengertian Lembaga Swadaya Masyarakat
Pada Bab VIII Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengatur hak, kewajiban dan peran masyarakat sehingga masyarakat ikut
terlibat dalam pelaksanaannya. Pasal 60 berbunyi :
Dalam penataan ruang, setiap orang berhak untuk : a. menegetahui rencana tata ruang ;
b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang ; c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat
pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang ; d. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang
tidak sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya ; e. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian.
Selanjutnya pada
Pasal 61 disebutkan : Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib :
a. menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan ; b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang
berwenang ; c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang;
d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang- undangan dinyatakan sebagai milik umum
Leonardo Hasudungan Simanjuntak : Analisis Kebijakan Lingkungan dalam Pengelolaan Tata Ruang di Kota Pematangsiantar. USU e-Repository © 2008.
Menyangkut hak dan kewajiban masyarakat dalam keikutsertaannya dalam pengelolaan tata ruang tersebut di atas masih sedikit yang mengetahui bahkan
terkesan kurangnya pengetahuan mengenai kebijakan pengelolaan tata ruang ini. Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1984 tentang Repelita IV telah
ditetapkan program-program pemerintah di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan keberhasilan program tersebut dapat dicapai tidak tergantung kepada pemerintah
tetapi diperlukan dukungan dari masyarakat dalam bentuk peran serta. Pengertian lembaga swadaya masyarakat terdapat juga dalam Pasal 1 angka 12 UULH yaitu
organisasi yang tumbuh secara swadaya atas kehendak dan keinginan sendiri di tengah masyarakat dan berminat serta bergerak dalam bidang lingkungan hidup.
Lembaga swadaya masyarakat juga berperan sebagai penunjang bagi pengelolaan lingkungan hidup. Menurut penjelasan Pasal 19 UULH bahwa lembaga swadaya
masyarakat mencakup antara lain
77
: a. kelompok profesi, yang Berdasarkan profesinya tergerak menangani masalah
lingkungan ; b. kelompok hobi yang mencintai kehidupan alam dan terdorong untuk
melestarikannya ; c. kelompok minat, yang berminat untuk berbuat sesuatu bagi pengembangan
lingkungan hidup. Dalam menjalankan perannya, lembaga swadaya masyarakat
mendayagunakan dirinya sebagai sarana mengikutsertakan sebanyak mungkin
77
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Pokok-Pokok Lingkungan Hidup
Leonardo Hasudungan Simanjuntak : Analisis Kebijakan Lingkungan dalam Pengelolaan Tata Ruang di Kota Pematangsiantar. USU e-Repository © 2008.
anggota masyarakat untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkugan. Awalnya organisasi non pemerintah Ornop berjalan sendiri menanggapi masalah lingkungan
hidup tanpa adanya kerjasama. Di Indonesia lembaga swadaya masyarakat dikembangkan dan didayagunakan sebagaimana Instruksi Menteri Dalam Negeri
Nomor 8 tahun 1980 tentang Pembinaan Lembaga Swadaya Masyarakat yang diuraikan pada lampirannya tentang Pedoman Pelaksanaan tentang Pembinaan
Lembaga Swadaya Masyarakat disebutkan sifatnya adalah memiliki keleluasaan untuk mengembangkan dirinya dan menentukan pimpinan atau pengurusnya dengan
orientasi tujuan yang sama dan bermotif nirlaba
78
.
B. Peranan Masyarakat