Perlindungan Cagar Budaya Kebijakan Lingkungan Hidup Nasional

nasional, sebagaimana pada Pasal 7 UU Nomor 16 Tahun 1985 menyatakan bahwa setiap orang atau badan yang membangun rumah atau perumahan wajib : a.Mengikuti persyaratan teknis, ekologis dan administratif ; b.Melakukan pemantauan lingkungan yang terkena dampak berdasarkan rencana pemantauan lingkungan ; c.Melakukan pengelolaan lingkungan Berdasarkan rencana pengelolaan lingkungan.

4. Perlindungan Cagar Budaya

Sebelum zaman kemerdekaan, pengaturan terhadap peninggalan-peninggalan kepurbakalaan sudah ada yaitu dengan dikeluarkannya Monumenten Ordonantie 1931 Stbl. Nomor 238 Tahun 1931 , lazimnya disingkat MO. 28 Pasal 1 MO tersebut berbunyi : Dengan pengertian monument dalam ordonansi ini dimaksudkan : a.benda-benda bergerak maupun tak bergerak buatan tangan manusia, bagian atau kelompok benda-benda dan juga sisa-sisanya yang pokoknya lebih tua dari 50 tahun atau termasuk masa langgam berusia sekurang-kurangnya 50 tahun dan dianggap mempunyai nilai penting bagi pra sejarah, sejarah atau kesenian ; b.benda-benda yang dianggap mempunyai nilai penting dipandang dari sudut paleoanthropoli ; c.situs dengan petunjuk beralasan gegrond bahwa di dalamnya terdapat benda- benda yang dimaksud pada a dan b satu dan lain sepanjang benda-benda tersebut baik secara tetap maupun sementara dicantumkan dalam daftar yang disebut monument pusat yang disusun dan dikelola oleh kepala dinas purbakala dan yang terbuka untuk umum. Peninggalan sejarah dan kepurbakalaan dapat pula dibagi menurut zaman, macam, bahan dan fungsinya. Tjandrasasmita dalam Koesnadi Harjosoemantri hukum tata lingkungan ; 2000 : 211 menyebutkan menurut zamannya ada peninggalan zaman pra sejarah, 28 Koesnadi Harjosoemantri, loc.cit hal 209 Leonardo Hasudungan Simanjuntak : Analisis Kebijakan Lingkungan dalam Pengelolaan Tata Ruang di Kota Pematangsiantar. USU e-Repository © 2008. zaman Indonesia HinduBudha atau seringkali disebut zaman klasik, zaman pengaruh Islam, Barat dan sebagainya. Menurut macamnya ada berupa benda-benda tak bergerak dan bergerak, misalnya arca, ukiran, alat-alat rumah tangga, alat-alat upacara, naskah, gedung, rumah, bekas settlement, benteng dan lain-lain. Menurut bahannya ada peninggalan sejarah dan kepurbakalaan yang dibuat dari batu, tulang, logam, kertas, kulit dan sebagainya. Menurut fungsinya ada berupa candi, kuil, kelenteng, gereja, kraton, pura, mesjid, punden berundak, alat perhiasan, alat atau benda upacara keagamaan dan lain-lain. Pada tanggal 28 Juli 1982 Undang-undang Nomor 5 tahun 1992 tentang Cagar Budaya diundangkan sehingga MO dinyatakan tidak berlaku lagi dengan memperbaharui bentuk perlindungannya sebagai upaya melestarikan dan memanfaatkannya memajukan kebudayaan nasional serta menunjang pembangunan nasional di bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata dan lain-lain.

5. Baku Mutu Lingkungan