Ketentuan ini
bertentangan dengan ketentuan sebelumnya menyangkut sempadan daerah aliran sungai sehingga tidak diperkenankan adanya bangunan fisik
di sekitar tersebut apalagi direnovasi sesuai dengan fungsi lindung. Ini merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat penegakan hukum lingkungan di daerah ini
karena sifat dari ketentuan yang sebelumnya imperatif menjadi suatu kebolehan. g. Kawasan pariwisata:
Kawasan pariwisata
73
mencakup wisata budaya dan taman rekreasi yang didukung oleh fasilitas akomodasi yang menunjang kegiatan pariwisata dan
dikembangkan di BWK A serta pusat akomodasinya diarahkan di BWK B. Pengertian akomodasi di sini tidak dijelaskan lebih terinci apakah ada
kaitannya dengan pelestarian lingkungan hidup atau tidak.
3. Rencana Jaringan, Distribusi Fasilitas dan Pengaturan Bangunan Serta
Pembiayaan
Perencanaan jaringan di Kota Pematangsiantar dibagi atas rencana jaringan transportasi dan jaringan utilitas
74
. Jaringan transportasi kota ada 2 modal utama yaitu transportasi kereta api dan sistem jalan raya dan selanjutnya sistem jalan raya
terbagi dalam 3 kelas jalan yaitu jalan arteri yang terdiri atas arteri primer dan sekunder, jalan kolektor yang terdiri atas kolektor primer dan sekunder, jalan lokal
yang terdiri atas lokal primer dan sekunder.
73
Lihat Pasal 30, Ibid
74
Data Dinas Perhubungan Kota Pematangsiantar Tahun 2006
Leonardo Hasudungan Simanjuntak : Analisis Kebijakan Lingkungan dalam Pengelolaan Tata Ruang di Kota Pematangsiantar. USU e-Repository © 2008.
Jaringan transportasi
jalan raya akan lebih dikembangkan dalam rangka meningkatkan kemudahan interaksi masyarakat kota dengan lokasi tujuannya dengan
pengembangan jalan raya diutamakan pada : a.
jaringan yang semakin memberi kemudahan hubungan antar pusat-pusat kecamatan dalam kota ;
b. jaringan yang mampu meningkatkan pengembangan kawasan kecamatan
Siantar Martoba ; c.
jaringan transportasi kereta api yang ada tetap difungsikan secara optimal terpadu dengan jaringan jalan raya kota.
Pada jaringan utilitas kota terdiri atas listrik, air bersih, telekomunikasi, persampahan dan drainaseair limbah dengan pengembangan untuk kebutuhan
pemukiman, kegiatan perdagangan dan jasa, industri dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Sampai dengan tahun 2011, rencana jaringan utilitas ini akan membutuhkan
tenaga listrik diperkirakan 61,785,47 kva, kebutuhan air bersih diperkirakan 77,437,76 m3hari, kebutuhan telepon diperkirakan 20.115.950 SST , kebutuhan
tempat pembuangan akhir diperkirakan 2,5 juta m3 dan diarahkan menggunakan lahan di Kecamatan Siantar Martoba dan drainase disesuaikan dengan debit air hujan
dan buangan rumah tangga
75
.
75
Data Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar, Pematangsiantar dalam Angka, Tahun 2006
Leonardo Hasudungan Simanjuntak : Analisis Kebijakan Lingkungan dalam Pengelolaan Tata Ruang di Kota Pematangsiantar. USU e-Repository © 2008.
Pengaturan bangunan dibagi dalam 3 wujud pengaturan horizontal dan vertikal yaitu koefisien dasar bangunan KDB, koefisien lantai bangunan KLB dan
Sempadan Bangunan SB
76
. Dalam rangka mewujudkan rencana tata ruang wilayah, maka perlu menetapkan kawasan-kawasan tertentu yang dibudidayakan dan kawasan-
kawasan tertentu yang dilindungi serta proyek-proyek yang sudah ditetapkan setidak- tidaknya untuk 5 tahun mendatang yang berpotensi untuk berkembang juga bantaran
sungai yang melintasi kota. Kawasan-kawasan kota yang diprioritaskan untuk dikembangkan perlu dipersiapkan rencana tata ruang yang lebih rinci untuk kawasan-
kawasan dimaksud termasuk pembiayaan yang bersumber dari APBD, peran swasta, masyarakat, Pemerintah Pusat dan sumber lain yang sah.
Pengelolaan penataan ruang Kota Pematangsiantar masih memerlukan banyak peraturan pelaksanaan ataupun kebijakan yang bersentuhan dengan pelaksanaan tata
ruang. Undang-undang penataan ruang yang baru telah memasukkan isu lingkungan dalam pemanfaatan serta pengendalian tata ruang dan hal ini merupakan kewajiban
daerah untuk menindaklanjutinya serta menyesuaikannya sekaligus kesempatan revisi rencana tata ruang di daerah melalui peraturan daerah maupun keputusan kepala
daerah.
76
Data Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Pematangsiantar, Tahun 2006
Leonardo Hasudungan Simanjuntak : Analisis Kebijakan Lingkungan dalam Pengelolaan Tata Ruang di Kota Pematangsiantar. USU e-Repository © 2008.
BAB IV PERAN SERTA MASYARAKAT DI BIDANG LINGKUNGAN DALAM