Persentasi pemakaian kontrasepsi berdasarkan pekerjaan pada wanita pekerja sebesar 55,4 tidak bekerja sebesar 53,6. Wanita yang bekerja memiliki waktu
yang sedikit sehingga kesempatan untuk mengurus anak lebih sedikit dibanding wanita yang tidak bekerja, dan wanita yang bekerja akan cenderung membatasi
jumlah anak Subakti, 2005. Banyak faktor yang memengaruhi dalam pemilihan kontrasepsi. Faktor-faktor
tersebut antara lain faktor pasangan yang berhubungan dengan umur, frekuensi senggama, jumlah keluarga yang diinginkan, faktor metode kontrasepsi yang
berhubungan dengan tingkat pengetahuan pasangan tentang kontrasepsi, dan biaya Hartanto, 2010.
Responden yang menggunakan kontrasepsi tubektomi tidak memiliki pekerjaan ibu rumah tangga dengan jumlah anak pada umumnya di atas 3 orang.
Responden memiliki lingkungan pekerjaan bekerja lebih mudah memperoeh informasi tentang kontrasepsi tubektomi. Responden mayoritas tidak menggunakan
kontrasepsi mantap tubektomi berstatus sebagai IRT karena kurangnya pengetahuan ibu tentang KB. Hal ini di dukung oleh teori Glasier 2006, rendahnya menggunakan
kontrasepsi disebabkan kurangnya pengetahuan akibat tidak mendapat akses informasi tentang KB tubektomi.
5.1.4 Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden berpengetahuan baik 53,7 maupun berpengetahuan kurang 75,4 cenderung tidak menggunakan kontrasepsi
tubektomi. Hasil uji statistik chi square didapat nilai p0,008 0,05, artinya ada
Universitas Sumatera Utara
hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan penggunaan kontrasepsi tubektomi.
Sejalan dengan penelitian Riadi 2001 bahwa variabel pengetahuan berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi tubektomi pada peserta KB aktif di
Desa Kantonsari Kecamatan Demak Kota Kabupaten Demak. Dalam memperkenalkan cara-cara kontrasepsi kepada masyarakat tidak
mudah untuk segera diterima karena menyangkut pengambilan keputusan oleh masyarakat untuk menerima cara-cara kontrasepsi tersebut. Menurut Rogers, ada
empat tahap untuk mengambil keputusan untuk menerima inovasi tersebut yaitu tahap pengetahuan knowledge, tahap persuasi persuasion, tahap pengambilan keputusan
decision, dan tahap konfirmasi confirmation. Melalui tahap-tahap tersebut, inovasi bisa diterima maupun ditolak. Inovasi akan ditolak jika inovasi tersebut dipaksakan
oleh pihak lain, inovasi tersebut tidak dipahami, atau inovasi tersebut dianggap sebagai ancaman terhadap nilai-nilai penduduk Notoatmodjo, 2007.
Menurut Hurlock 2004 ada beberapa faktor yang memengaruhi pengetahuan, salah satu faktor yang memengaruhi pendidikan. Tingkat pendidikan
yang tinggi menjadi dasar keberhasilan dalam bisnis atau bidang profesi, yang akan membuka jalan bagi individu bersangkutan untuk menjalin hubungan dengan orang
yang statusnya lebih tinggi. Implikasinya, semakin tinggi pendidikan hidup manusia akan semakin berkualitas.
Ada hubungan pengetahuan responden dengan penggunaan kontrasepsi tubektomi disebabkan mayoritas responden berpendidikan menengah SMAsarjana
Universitas Sumatera Utara
belum menjamin responden menggunakan kontrasepsi tubektomi dan responden merupakan akseptor KB yang memiliki pengalaman tentang dampak efek dari
penggunaan KB.
5.1.5 Hubungan Agama dengan Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi