5. Ibu yang memiliki jumlah anak di atas 2 orang mayoritas berumur 30 tahun lebih
besar peluangnya menggunakan kontrasepsi tubektomi dibandingkan dengan ibu memiliki jumlah anak di bawah atau sama dengan 2 orang.
6. Ibu memiliki kepercayaan yang baik tentang kontrasepsi tubektomi dengan
tamatan pendidikan menengah tinggi lebih besar peluangnya menggunakan kontrasepsi tubektomi dibandingkan dengan ibu dengan keyakinan yang kurang
baik. 7.
Ibu mempunyai adat istiadat mendukung dengan baik dalam menggunakan kontrasepsi tubektomi lebih besar peluangnya menggunakan kontrasepsi
tubektomi yang berpengetahuan baik dibandingkan dengan ibu memiliki aturan yang kurang mendukung.
8. Ibu mempunyai kebiasaan masyarakat yang baik dalam mendukung penggunaan
kontrasepsi tubektomi mayoritas didukung suami lebih besar peluangnya menggunakan kontrasepsi tubektomi dibandingkan dengan ibu dengan kebiasaan
kurang mendukung.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu disarankan kepada : 1.
Petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang kontrasepsi tubektomi khususnya usia di bawah 30 tahun supaya ibu lebih memahami dan tidak takut
lagi terhadap proses pemasangan tubektomi melalui tindakan operasi. 2.
Semakin bertambah usia ibu, tentunya cenderung anaknya bertambah juga sesuai keinginan bapakibu, terkait kebutuhan hidup, dimana bertambahnya anak, maka
kebutuhan akan bertambah. Apabila tidak didukung dengan pendapatan
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan kurang perhatian dan perawatan terhadap anak. Pengguna kontrasepsi tubektomi mayoritas tidak bekerja atau ibu rumah tangga.
3. Petugas kesehatan melakukan sosialisasi kepada suami agar suami lebih
mendukung minat ibu menggunakan kontrasepsi tubektomi dan melalui pendekatan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh organisasi Nelayan sebagai
panutan yang dapat memberikan keyakinan bahwa kontrasepsi tubektomi tidak dilarang agama.
4. Pemberdayaan kader kesehatan dan tokoh masyarakat dalam kegiatan sosial
masyarakat dapat memberikan informasi tentang kontrasepsi tubektomi seperti kegiatan PKK dan Posyandu supaya kontrasepsi tubektomi lebih mudah diadopsi
oleh keluargamasyarakat.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 2003 . Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Anapah YA., 2007. Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Sosial Budaya terhadap Partisipasi Pria Dalam Menggunakan Alat KB di Kelurahan Kefamenanu
Selatan Kabupaten Timor Tengah Utara. Jurnal MKM Vol. 02 1. Arianti. 2009. Metode Kontrasepsi Sterilisasi. Jakarta: Graha Ilmu.
Arum. 2009. Metode Kontrasepsi Sterilisasi. Jakarta: Graha Ilmu. Azwar, S., 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Bertrand, J., 1980. Audience Research for improving Family Planning
Communication Programs : The Community and Family Family Study Center. Chicago.
BKKBN Provinsi Sumatera Utara. 2013. Umpan Balik Hasil Pelaksanaan Program Nasional Provinsi Sumut.
BKKBN. 2007. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Cetakan ke-5. Jakarta; Pustaka Sinar Harapan.
_____, 2014. Laporan Jumlah Akseptor KB Kota Medan. http:sumut.bkkbn.go.id
default.aspx. Cahyonoputra. 2009. Pengetahuan dan faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Kontrasepsi. Melalui Http:Forbetterhealth Wordpress.com. Diakses Pada Tanggal 23 Februari 2014. Pukul 14.00 Wib.
Enda. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Etty, CR., 2010. Hubungan Karakteristik Ibu Grande Multipara dengan Metode
Kontrasepsi Mantap Tubektomi di RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2010. Gabbie. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.
Glasier, Anna dkk, 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta: EGC.
Handayani. S. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rhiama. Hartanto, H. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan. Hermianto dan Winarno. 2009. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta Timur: Bumi
Aksara.
Universitas Sumatera Utara
Hidayat A A A, 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa Data. Jakarta: salemba Medika.
Hurlock, E. 2004. Psikologi Perkembangan . Jakarta: Erlangga. ______. 2010. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta:
EGC. Kalangie, N. S. 1994. Kebudayaan dan Kesehatan. Jakarta: Percetakan KBI.
Kemenkes RI, 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia; Laporan Pendahuluan, Biro Pusat Statistik, BKKBN, Jakarta: Kemenkes.
Lembaga Demografi FE UI. 2007. Dasar-dasar Demografi Lusiana, E. 2012. Langit Biru. Http:Erna Lusiana. Blogspot.com 2014. Kata-kata
Mutiara_29. Html. Diakses Pada Tanggal 23 Februari 2014 pukul 15.00 . Jakarta : Lembaga
Penerbit FE UI.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Penerbit. Jakarta: EGC.
Manurung, SS. 2013. Analisis faktor Yang Memengaruhi Suami Dalam Memilih Kontrasepsi Vasektomi Di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013. Tesis
Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan. Mansjoer. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Rineka Chipta.
Meilani N dkk. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Fitramaya. Mubarak, 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Salemba Medika.
Nasution YI. 2012. Pengaruh Sosio Demografi dan Penyedia Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfatan Pelayanan Deteksi Dini Kanker Serviks Di Puskesmas
Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2012. Tesis Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan
Meriam dan Syafrudi. 2010. Sosial Budaya Dasar Untuk Manusia Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.
Notoadmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Dan ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. ________, S. 2010. Metodologi penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan pedoman Skripsi. Thesis. Jakarta: Salemba Medica.
Universitas Sumatera Utara
Pinem. 2009. Kontrasepsi Dalam Mencegah Kehamilan Dan Membentuk Keluarga Sejahtera. Yogyakarta: Fitramaya.
Poerwadarminta, W.J.S. 2008. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Proverawati A S. 2009. Panduan Memilih Kontrasepsi. Jakarta: Natawijaya. PPLKB Kecamatan Medan Belawan, 2013. Laporan Pelaksanaan Tubektomi. Medan.
Radita, K. 2009. Analisis Keikutsertaan Pria Dalam Memilih Kontrasepsi. media Elektronik Diakses pada tanggal 23 februari 2014 pukul 20.00 wib.
http:eprints.undip.ac.id191941Radita_Kusumaningrum.pdf.com .
Rahmaniar. 2013. Pandangan Iman Kristen Tentang KB. Diakses pada tanggal 01 mei 2014 pukul 20.00 wib. http:rahmaniar.blogspot.com201111pandangan-
iman-kristen-tentang-kb-niar.html. Riadi, AA., 2001. Beberapa Karakteristik Ibu Yang Berhubungan dengan Pemakaian
Tubektomi Pada Peserta Kb Aktif Di Desa Kantonsari Kecamatan Demak Kota Kabupaten Demak. Universitas Diponegoro. Skripsi online.
ttp:core.kmi. open.ac.ukdisplay11706957.
Saifuddin. 2010. Buku Panduan Praktek Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Fitajaya. Sarwono, S. 2007. Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Setiadi. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Salemba Medika.
Seto, DH. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Wanita Usia Subur Memilih Metode Kontrasepsi Mow Metode Kontrasepsi Wanita Di Desa
Butuh. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, 2
Soemardjan, S, dan Soelaiman S.. 2004. Setangkai Bunga Sosiologi .Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.
Subakti, 2005, Program KB di Indonsia, ttp:www.lusa.web.idprogram-kb
di.indonesia. Sulistyawati, A. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.
Sumantri, A. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Prenada Media. Suratun, 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Natawijaya.
Universitas Sumatera Utara
Tukiran, 2010. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Yang bertandatangan dibawah ini: Nama
: …………………………………………………. Umur
: …………………………………………………. Alamat
: ………………………………………………….
Setelah mendapatkan penjelasan tentang penelitian ini maka saya menyatakan bersedia berpartisipasi menjadi subjek dalam penelitian yang akan dilakukan oleh
saudari Sari Emma mengenai “Pengaruh Faktor Sosio Demografi dan Sosial Budaya dalam Menggunakan Kontrasepsi Tubektomi di Kelurahan Belawan
Bahagia Kec. Medan Belawan”.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini sangat bermanfaat untuk kepentingan ilmiah dan upaya untuk mendukung Program Keluarga Berencana di
Indonesia. Indentitas responden digunakan hanya untuk keperluan penelitian dan akan dijaga kerahasiaannya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sukarela tanpa ada paksaan dari pihak manapun agar dapat dipergunakan sesuai keperluan.
Belawan, ………… 2014 Peneliti
Rostinah Manurung
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2 KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH FAKTOR SOSIO DEMOGRAFI DAN SOSIAL BUDAYA DALAM MENGGUNAKAN KONTRASEPSI TUBEKTOMI
a. Karakteristik Responden
1. Nama
: ……………………………………………….. 2.
Umur : ……………. tahun
3. Pendidikan Terakhir :………………………………………………
4. Pekerjaan
:………………………………………………… 5.
Agama :………………………………………………….
6. Penghasilan
:………………………………………………….. 7.
Jumlah Anak :…………………………………………………..
b. Penggunaan Tubektomi MOW 1. Apakah ibu menggunakan alat kontrasepsi Tubektomi MOW ?
Ya tidak
Jika tidak kontrasepsi apa yang ibu gunakan, jelaskan : …………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………… c.
Pengetahuan tentang Tubektomi : Berilah tanda silang X pada jawaban yang menurut anda paling benar pada
jawaban pertanyaan. 1.
Tindakan pemotongan dan pengikatan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan orang tidak mendapatkan keturunan lagi disebut :
a. Tubektomi MOW
b. Vasektomi MOP
c. Implant
d. Suntik
2. Kontra indikasi TubektomiMOW, kecuali :
a. Hamil
b. Tidak hamil
c. Perdarahan pervagina
d. Masih ingin punya anak
3. Tubektomi dilakukan :
a. 1 tahun sekali
Universitas Sumatera Utara
b. 2 tahun sekali
c. 1 X seumur hidup
d. 3 tahun sekali
4. Keuntungan tubektomi MOW adalah:
a. Sangat efektif, tidak mempengaruhi proses menyusui, hubungan
senggama. b.
Kurang efektif karena mempengaruhi proses menyusui c.
Tidak efektif karena tindakan tubektomi dilakukan setiap tahun d.
Tidak efektif karena mempengaruhi hubungan suami istri 5.
Waktu pelaksanaan tubektomi adalah a.
Setiap waktu haid hari 1-2 b.
Hari 6-13 waktu haid, pascasetelah persalinankeguguran. c.
Setelah haid d.
Sebelum haid 6.
Syarat untuk menjadi akseptor KB tubektomiMOW adalah : a.
Sukarela, bahagia, sehat b.
Dipaksa, bahagia, sehat c.
Sukarela, bahagia, sakit d.
Dipaksa, bahagia, sakit 7.
Keterbatasan tindakan tubektomiMOW seperti dibawah ini, kecuali : a.
Bersifat permanen b.
Akseptor dapat menyesal c.
Harus dilakukan oleh Dokter d.
Dapat dipulihkan kembali 8.
Anastesi Bius yang digunakan untuk tindakan tubektomi MOW adalah : a.
Anastesi lokal b.
Anastesi umum c.
Tanpa anastesi d.
Anastesi umum dan local 9.
Kontrol ulang yang perlu dilakukan setelah melakukan tindakan tubektomiMOW adalah :
a. 1 bulan sekali
b. 3 bulan sekali
c. 5 bulan sekali
d. 1 minggu pascasetelah tindakan tubektomiMOW
Universitas Sumatera Utara
10. Kontrol lanjutan yang perlu dilakukan setelah kontrol ulang pada tindakan
tubektomiMOW adalah: a.
1 minggu setelah kontrol ulang b.
2 minggu setelah kontrol ulang c.
3 minggu setelah kontrol ulang d.
4 minggu setelah kontrol ulang.
d. Kepercayaan No