Ibu dengan jumlah anak di atas 2 tahun mayoritas menggunakan kontrasepsi mantap tubektomi berpendidikan SLTA, dimana pada saat penelitian dilakukan ibu
mengatakan bahwa mereka tidak ingin memiliki anak lagi dimana ibu sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan metode kontrasepsi mantap, sebaliknya bagi
ibu yang berpendidikan SD belum mengetahui tentang kontrasepsi mantap sehingga ibu tidak bersedia menjadi akseptor KB Kontap. Responden sebagai pungguna
kontrasepsi tubektomi yang telah memiliki anak di atas 2 orang atau tidak menginginkan bertambahnya anak dalam keluarga.
5.2
Hubungan Sosial Budaya dengan Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi
Variabel sosial budaya yang diteliti dalam penelitian adalah kepercayaan, nilai adat istiadat dan kebiasaan masyarakat.
5.2.1 Hubungan Kepercayaan dengan Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden mempunyai kepercayaan yang mendukung penggunaan kontrasepsi 54,9 maupun kepercayaan kurang
mendukung 84,4 cenderung tidak menggunakan kontrasepsi tubektomi. Hasil uji statistik chi square didapat nilai p=0,0010,05, artinya ada hubungan yang signifikan
antara kepercayaan dengan penggunaan kontrasepsi tubektomi. Sejalan dengan penelitian Seto 2011 bahwa ada pengaruh nilai terhadap penggunaan kontrasepsi
tubektomi p 0,0450,05. Notoatmodjo 2010 menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen
pokok yaitu kepercayaan keyakinan meliputi ide dan konsep terhadap obyek,
Universitas Sumatera Utara
kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek, dan kecenderungan untuk bertindak.
Responden percaya bahwa kontrasepsi tubektomi dapat menghentikan kehamilan, setelah menggunakannya ibu tidak dapat hamil lagi. Namun ibu kurang
berminat menggunakan kontrasepsi tubektomi disebabkan kurangnya dukungan suami atau suami merasa ingin mempunyi anak lagi. Pendapat Pinem 2009, bahwa
ibu ingin menjadi menjadi akseptor tubektomi terlebih dahulu mendapat izin dari pasangan karena kontrasepsi ini bersifat permanen.
5.2.2 Hubungan Nilai dengan Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden mempunyai nilai yang mendukung penggunaan kontrasepsi 52,8 cenderung menggunakan kontrasepsi
tubektomi dan responden mempunyai nilai yang kurang mendukung penggunaan kontrasepsi 84,4 cenderung tidak menggunakan kontrasepsi tubektomi. Hasil uji
statistik chi square didapat nilai p=0,0010,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara nilai dengan penggunaan kontrasepsi tubektomi.
Penelitian serupa dilakukan Seto 2011 bahwa responden yang ada larangan ada 12 38,71 dan yang minat memilih metode kontrasepsi MOW ada 7 22,58,
sedangkan yang tidak ada larangan terdapat 19 61,29 dan 4 12,90 responden yang minat. Hasil uji statistik bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor
sosial budaya dengan minat WUS memilih kontraspsi MOW di Desa Butuh Kabupaten Purworejo. p 0,010,05.
Universitas Sumatera Utara
Nilai yang dianut seseorang ditentukan oleh semua perilakunya karena nilai tersebut menghasilkan norma–norma dan mengajarkan bahwa norma– norma tersebut
adalah benar. Nilai memengaruhi individu berprilaku atau mengambil keputusan sesuai dengan nilai tersebut. Nilai berfungsi sebagai rujukan dalam memilih dan
mengevaluasi tingkah laku dan kejadian–kejadian. Nilai berfungsi sebagai pengaruh tingkah laku dalam mencapai tujuan yang diinginkan Kalangie, 1994.
Responden tidak menggunakan kontrasepsi tubektomi disebabkan dengan persepsi bahwa anak itu titipan tuhan dan itu adalah rejeki dari Yang Maha Kuasa,
maka tidak berhak kita untuk menghalang-halanginya dengan memakai alat kontrasepsi. Responden juga mengatakan masing-masing anak ada rejekinya jadi
tidak perlu khawatir untuk tidak bisa makan. Selain itu, responden juga mengatakan tidak mungkin memakai kontrasepsi tubektomi sebelum mendapat anak laki-laki,
belum ada pengakuan kalau anak perempuan bisa meneruskan keturunan. Responden juga tidak terima dengan mempunyai anak yang sedikit akan dapat menjamin hari tua,
karena pada dasarnya semakin banyak anak semakin banyak tempat orang tua tinggal ketika dia tua atau semakin banyak anak yang akan memberikan bantuan.
Ada hubungan nilai yang dianut responden dengan penggunaan kontrasepsi tubektomi disebabkan masih ada pengaruh sosial budaya di lingkungan responden
yang memengaruhi minat atau keinginan responden untuk memilih alat kontrasepsi khususnya kontrasepsi tubektomi, dimana masih ada sejumlah responden yang
menganggap jika mencegah terjadinya kehamilan itu termasuk melanggar norma agama karena tidak bersyukur atas karunia pemberian Tuhan YME.
Universitas Sumatera Utara
5.2.3 Hubungan Adat Istiadat dengan Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi