85
Daya tawar konsumen tidak tergolong kuat setiap melakukan pembelian di Toba Bakery. Namun bukan berarti Toba Bakery dapat
dengan bebas menaikkan harga produk. Sebab harga produk yang sudah ditentukan Toba Bakery, merupakan representasi dari biaya
bahan baku dan biaya produksi. Toba Bakery hanya mampu menurunkan harga produk bila terdapat konsumen yang melakukan
pembelian dalam jumlah yang banyak.
1.3.2. Informan Non-Kunci
Nama : Ayu
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 22 Tahun
Pendidikan : S1
Interpretasi Data
Ayu selaku karyawan Home Industry Toba Bakery Balige, telah bekerja selama kurang lebih empat tahun di bagian penjualan Toba
Bakery Balige. Beliau memiliki predikat karyawan baik yang diberi oleh pengelola Toba Bakery Balige atas kinerjanya selama ini. Ayu
yang juga mengetahui sepak terjang Toba Bakery sejak Toba Bakery beroperasi juga membenarkan setiap hal yang dilakukan pengelola
dalam mengembangkan usaha Toba Bakery Balige. “…ya kak, saya sudah bekerja disini semenjak Toba Bakery beroperasi. Dan gak
sedikit karyawan yang sudah keluar masuk Toba Bakery kak.
Universitas Sumatera Utara
86
Kebanyakan karyawan yang keluar masuk Toba Bakery kak, karena kinerjanya gak sesuai dengan yang koko mau kak. Kadang
ada juga karyawan yang gak tahan sama omelan koko kak. Karena koko kan orangnya harus rapi kak, disiplin, ramah sama pembeli,
bersih, bertata krama dan tepat waktu kalau kerja. Jadi, kalau ada karyawan yang tidak bagus kinerjanya langsung ditegur kak.”
wawancara 28 April 2010, Ayu. Ayu juga membenarkan bahwa selama Toba Bakery beroperasi
tidak sedikit pembeli yang sekedar datang untuk melihat-lihat saja, dan tidak sedikit juga pembeli yang mengeluh akan harga yang
ditetapkan Toba Bakery Balige “…iya kak. Waktu tahun pertama dan tahun kedua Toba Bakery beroperasi, seringnya kak pembeli
masuk ke toko cuma lihat-lihat aja kak. Ada juga pembeli yang nawar-nawar harga roti kak karena menurutnya kemahalan. Kalau
koko kak, gak mau turunkan harga yang udah ditetapkan kak, kecuali kalau ada pembeli yang pesan dalam jumlah banyak kak.
Kalau ada pembeli yang nawar-nawar sampai minta diturunkan harga yang udah tertera di label kak, kadang gak jadi dibeli kak.
Ada yang sebagian kadang marah-marah kak karena dia bilang, roti di luar lebih murah. Kadang kami bilang aja kak untuk beli roti dari
luar. Banyaklah kak jenis-jenis pembeli yang datang kesini.” wawancara 28 April 2014, Ayu
Universitas Sumatera Utara
87
Bahkan dalam setiap bidang pekerjaan yang ada di Toba Bakery Balige diberi standar masing-masing yang sama bagi setiap
karyawan “… koko menganggap kita semua karyawan yang ada disini, sama kak. Kalau memang salah, dikasih teguran kak. Koko
selalu menekankan standar-standar yang harus bisa kita ikuti kak. Kayak misalnya kan kak, harus tepat waktu datang kerja,
penampilan bersih dan rapi, harus cepat nangani pembeli kak, harus ramah sama pembeli. Kalau ada pesanan dari luar balige, harus
langsung dilayani kak. Tapi memang kak, kami akui juga sih, kami karyawan disini masih kurang cepat kalau ada pembeli, apalagi
kalau lagi pas rame pemebelinya kak. Makanya kadang koko marah- marah sama kami kak.” wawancara 28 April 2014, Ayu.
Universitas Sumatera Utara
88
C. Analisis Matriks SWOT
Dari hasil pengamatan lingkungan analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal diperoleh kekuatan – Strength, kelemahan –
Weakness, peluang – Opportunity, dan ancaman – Threat pada Toba Bakery.
1. Kekuatan – Strength
Setelah melakukan analisis internal, diperoleh beberapa kekuatan dari Toba Bakery Balige, yaitu :
a. Toba Bakery memiliki kualitas produk yang baik tanpa
menggunakan bahan pengawet. Hal ini dikarenakan pengelola dan bagian produksi Toba Bakery serius menangani kualitas produk
dengan melakukan quality control dalam setiap tahapan proses produksi. Sehingga produk ayng dihasilkan Toba Bakery
memiliki kualitas yang baik, yang dapat dilihat dari mutu dan rasa yang dihasilkan. Hal ini menjadi sebuah kekuatan dari dalam
perusahaan, yang menyebabkan konsumen menyukai produk Toba Bakery.
b. Atas kualitas produk Toba Bakery, terbukti konsumen menyukai
produk Toba Bakery. Sehingga Toba Bakery mempunyai loyalitas pelanggan yang baik.
c. Lokasi toko yang strategis, menjadi kekuatan kompetitif bagi
Toba Bakery. Toba Bakery berlokasi di pusat kota Balige dan berada di jalan besar kota Balige, yang banyak dilintasi angkutan
umum maupun kendaraan. Singkatnya, kota Balige adalah
Universitas Sumatera Utara
89
terminal dan akses penghubung berbagai daerah dan destinasi beberapa masyarakat yang merantau dari kota. Banyak yang
membeli produk Toba Bakery sebagai buah tangan, namun ada juga yang membeli produk Toba Bakery untuk sarapan, cemilan,
bahkan untuk acara-acara seremonial tertentu. d.
Toba Bakery selalu menyediakan produknya yang terbaik kepada konsumen melalui inovasi dan pengembangan produk. Hal ini
bertujuan untuk melengkapi pemenuhan kebutuhan konsumen. e.
Pertanyaan paling umum kebanyakan konsumen ketika hendak membeli produk Toba Bakery adalah, “yang paling enak apa?”.
Kualitas produk yang dimiliki Toba Bakery sudah pasti memiliki cita rasa yang baik dan enak.
f. Dalam melakukan kegiatannya sehari-hari, pengelola Toba
Bakery membiasakan setiap karyawan untuk fleksibel, tidak kaku dengan pekerjaan yang sudah ditetapkan. Seperti misalnya, tenaga
penjual juga berfungsi sebagai tenaga yang melakukan pengemasan. Namun untuk tenaga produksi, sudah memiliki
tugas yang spesifik. Sebab produksi harus berjalan setiap hari dan melakukan produksi sesuai dengan pesanan yang telah diberikan
pengelola sehari sebelum dilakukannya produksi. Terlebih ketika Toba Bakery ramai dikunjungi pembeli, setiap
tenaga penjual dituntut untuk cekatan dan fleksibel dalam melayani konsumen.
Universitas Sumatera Utara
90
g. Pemasaran produk yang efisien dan tidak memakan biaya yang
tinggi. Dalam melakukan distribusi produknya, Toba Bakery tidak mengeluarkan banyak biaya karena penggunaan armada
angkutan umum. h.
Pengelolaan alokasi dana yang terarah oleh pemilik usaha Toba Bakery kepada pengelola Toba Bakery.
i. Behavior entrepreneur yang dimiliki pengelola Toba Bakery
berperan penting dalam menjalankan kegiatan operasional Toba Bakery beserta karyawan serta membangun hubungan yang baik
bagi konsumen maupun lingkungan sekitar Toba Bakery.
2. Kelemahan – Weakness
Setelah melakukan analisis internal, diperoleh beberapa kelemahan dari Toba Bakery Balige, yaitu :
a. Pengambilan keputusan usaha Toba Bakery menjadi wewenang
pemilik usaha. Hal ini akan berpengaruh pada kinerja Toba Bakery yang harus menggantungkan diri pada keputusan pemilik
Toba Bakery. b.
Toba Bakery dengan menyajikan strategi kegiatannya yang berbeda, membutuhkan banyak aspek yang harus cepat
ditindaklanjuti, memerlukan tenaga-tenaga yang juga cekatan dan dinamis seperti strategi yang dimiliki Toba Bakery. Hal ini belum
sepenuhnya dimiliki oleh setipa karyawan Toba Bakery. sulitnya mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan kriteria kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
91
Toba Bakery menjadi kelemahan tersendiri bagi pelaksanaan kegiatan usaha Toba Bakery.
c. Sistem informasi masih dikerjakan dengan manual dan kurang
efisien. Penggunaan sistem informasi usaha Toba Bakery, sampai sekarang masih terbatas pada penggunaan sistem manual,
menggunakan pencatatan secara manual yang belum terkomputerisasi. Hal ini dirasa menjadi kekurangan karena
kurang efisien. d.
Kurangnya pemasaran produk dan perencanaan pemasaran ke depan. Hal ini akan menjadikan Toba Bakery kurang siap dalam
menghadapi tantangan ke depan. e.
Tenaga penjual belum optimal dalam melakukan pelayanan kepada konsumen.
3. Peluang – Opportunity
Setelah melakukan analisis internal, diperoleh beberapa peluang dari Toba Bakery Balige, yaitu :
a. Pangsa pasar sangat luas, produk perusahaan tidak terbatas pada
kalangan tertentu. Hal ini menjadi sebuah peluang bagi perusahaan, karena produk yang dihasilkan oleh Toba Bakery
dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan yang tidak terbatas pada kalangan tertentu saja.
b. Masih banyak wilayah yang belum dijangkau perusahaan.
Peluang ini dapat dimanfaatkan Toba Bakery untuk mengembangkan ekspansi pasarnya.
Universitas Sumatera Utara
92
c. Daya tawar Toba Bakery terhadap pemasok yang kuat.
Keberadaan pemasok yang sangat banyak dan beragam di pasaran, tidak menjadi sebuah kesulitan bagi Toba Bakery untuk
mendapatkan barang pemasok. Selain itu, pemasok yang ada juga bersaing dengan menyediakan produk dengan kualitas dan harga
yang bervariasi. d.
Momen-momen khusus, seperti hari besar keagamaan, dan hari libur dimanfaatkan Toba Bakery sebagai sebuah peluang untuk
meningkatkan produksi dan menambah jumlah pembelian yang dilakukan oleh konsumen dengan adanya pesanan khusus.
4. Ancaman – Threat
Setelah melakukan analisis internal, diperoleh beberapa ancaman dari Toba Bakery Balige, yaitu :
a. Banyaknya jumlah distributor toko roti yang berasal dari Siantar
dan Medan, menyebabkan munculnya berbagai varian produk yang dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen, sehingga lebih mudah untuk berpindah ke produk roti lain.
b. Adanya produk pengganti yang dapat dengan mudah diperoleh
konsumen. Keberadaan produk pengganti yang sangat luas variasinya, dan dapat dengan mudah diperoleh di pasaran
memudahkan konsumen untuk melakukan peralihan.
Universitas Sumatera Utara
93
Universitas Sumatera Utara
93
Tabel 4.3.1. Strategi Matriks SWOT Toba Bakery Balige
INTERNAL
STRENGTH WEAKNESS
1. Kualitas produk yang baik tanpa
menggunakan bahan pengawet. 2.
Toba Bakery mempunyai loyalitas pelanggan yang baik.
3. Lokasi toko Toba Bakery yang
strategis. 4.
Toba Bakery menerapkan inovasi dan pengembangan produk.
5. Produk Toba Bakery memiliki cita
rasa yang baik. 6.
Aktivitas kegiatan yang fleksibel. 7.
Pemasaran produk yang efisien dan tidak memakan biaya yang tinggi.
8. Pengelolaan alokasi dana yang
terarah oleh pemilik usaha Toba Bakery kepada pengelola Toba
Bakery. 1.
Ketergantungan Toba Bakery pada keputusan pemilik selaku
yang memiliki wewenang dalam setiap kebijakan usaha Toba
Bakery. 2.
Sulitnya mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan
kriteria kebutuhan usaha Toba Bakery.
3. Sistem informasi masih
dikerjakan dengan manual dan kurang efisien.
4. Kurangnya pemasaran produk
dan perencanaan pemasaran ke depan.
5. Tenaga penjual belum optimal
dalam melakukan pelayanan
Universitas Sumatera Utara
94
EKSTERNAL
9. Behavior entrepreneur
yang dimiliki pengelola Toba Bakery
kepada konsumen.
OPPORTUNITY Dengan kekuatan internal yang dimiliki
Toba Bakery dan peluang eksternal yang ada di pasar, terdapat dua strategi
yang dapat diterapkan : 1.
Penetrasi pasar, dengan meningkatkan penjualan produk di
pasar yang sudah ada dengan menguatkan aspek komunikasi
pemasaran atau dengan cara pendekatan yang berbeda namun
lebih membumi yang diikuti dengan peningkatan kapasitas produksi.
2. Pengembangan pasar, sebagai
strategi jangka panjang, menjadi perhatian Toba Bakery untuk
mengembangkan potensi usaha ke jangkauan yang lebih luas, yaitu
Faktor penting yang menjadi indikator keberhasilan Toba Bakery
dalam pemanfaatan peluang yang ada di pasar, terletak pada kualitas dan
kuantitas tenaga kerja. Selain dari pada itu, setiap tenaga kerja juga
harus diperlengkapi dengan keterampilan yang memadai, sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan Toba Bakery dalam menjalankan
kegiatan usahanya. Diperlukan sistem manajemen rekruitmen yang
terkendali untuk dapat memperoleh tenaga kerja yang benar-benar
berketerampilan yang sesuai dengan bidangnya dan akan dilakukan
pengarahan serta pelatihan. Untuk 1.
Pangsa pasar sangat luas, produk perusahaan tidak terbatas pada
kalangan tertentu. 2.
Masih banyak wilayah yang belum dijangkau perusahaan.
3. Daya tawar Toba Bakery terhadap
pemasok yang kuat. 4.
Peningkatan kapasitas produksi dan jumlah pembelian yang meningkat
pada hari besar keagamaan, hari libur maupun pada acara
seremonial tertentu.
Universitas Sumatera Utara
95
Sumber :Hasil Wawancara dan Olahan Peneliti dengan menggunakan bauran
pemasaran product, price, place, promotion untuk menambah
jangkauan pasar yang belum digarap Toba Bakery.
S1, S2, S3, S4, S5, O1, O2, O3, O4. selanjutnya, diharapkan atas bekal
pengarahan dan pelatihan kerja, tenaga kerja terpilih mampu
melaksanakan tugas yang diberi pengelola atas dasar pengamatan
peluang yang dilakukan pengelola. W2, W3, W4, W5, O1, O2, 04
THREAT Mempertahankan pangsa pasar dengan
menjaga kualitas produk, meningkatkan nilai kompetitif, yaitu pengembangan
produk dan layanan optimal serta efektivitas distribusi dan penurunan
biaya S1, S3, S4, S5, S7, S9, T1, T2. Pengembangan hard skill dan soft
skill karyawan untuk
memaksimalkan performa kerja usaha Toba Bakery dan untuk
meningkatkan nilai kompetitif dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan eskternal W2, W3, W4, W5, T1, T2.
1. Banyaknya jumlah distributor toko
roti yang berasal dari Siantar dan Medan.
2. Adanya produk pengganti yang
dapat dengan mudah diperoleh konsumen.
Universitas Sumatera Utara
96
Dari hasil analisis lingkungan internal dan eksternal yang ada, maka kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada dimasukkan ke dalam
matriks SWOT pada tabel 4.3.1 untuk mendapatkan formulasi strategi SO, WO, WT dan ST sebagai berikut :
1. SO Strategy
Merupakan sebuah strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada.
Dari perumusan yang telah dilakukan dapat diambil dua strategi, yaitu :
a. Penetrasi pasar, dengan meningkatkan penjualan produk di pasar
yang sudah ada dengan menguatkan aspek komunikasi pemasaran atau dengan cara pendekatan yang berbeda namun
lebih membumi, yang diikuti dengan peningkatan kapasitas produksi.
b. Pengembangan pasar, sebagai strategi jangka panjang, menjadi
perhatian Toba Bakery untuk mengembangkan potensi usaha ke jangkauan yang lebih luas, yaitu dengan menggunakan bauran
pemasaran product, price, place, promotion untuk menambah jangkauan pasar yang belum digarap Toba Bakery.
2. ST Strategy
Merupakan strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki Toba Bakery untuk mengantisipasi ancaman yang ada di lingkungan
eksternal Toba Bakery. Dari perumusan strategi yang telah dilakukan, dapat diambil strategi berikut, yaitu mempertahankan pangsa pasar
dengan menjaga kualitas produk, meningkatkan nilai kompetitif, yaitu pengembangan produk dan layanan optimal serta efektivitas
distribusi serta penurunan biaya.
Universitas Sumatera Utara
97
3. WO Strategy
Merupakan strategi yang dapat memanfaatkan berbagai peluang yang ada di lingkungan eksternal Toba Bakery, agar dapat menutupi
kelemahan sumber daya yang dimiliki Toba Bakery. Dari perumusan yang telah dilakukan, diperoleh strategi berikut,
yaitu bahwa faktor penting yang menjadi indikator keberhasilan Toba Bakery dalam pemanfaatan peluang yang ada di pasar, terletak pada
kualitas dan kuantitas tenaga kerja. Selain dari pada itu, setiap tenaga kerja juga harus diperlengkapi dengan keterampilan yang memadai,
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan Toba Bakery dalam menjalankan kegiatan usahanya. Diperlukan sistem manajemen
rekruitmen yang terkendali untuk dapat memperoleh tenaga kerja yang benar-benar berketerampilan yang sesuai dengan bidangnya dan
akan dilakukan pengarahan serta pelatihan. Untuk selanjutnya, diharapkan atas bekal pengarahan dan pelatihan kerja, tenaga kerja
terpilih mampu melaksanakan tugas yang diberi pengelola atas dasar pengamatan peluang yang dilakukan pengelola.
4. WT Strategy
Merupakan strategi bertahan untuk meminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada di suatu perusahaan.
Dari perumusan strategi yang telah dilakukan, diperoleh strategi berikut, yaitu pengembangan hard skill dan soft skill karyawan untuk
memaksimalkan performa kerja usaha Toba Bakery dan untuk
Universitas Sumatera Utara
98
meningkatkan nilai kompetitif dalam mengantisipasi perubahan lingkungan eskternal.
4.4 ANALISIS HASIL PENELITIAN I. Strategi Pengembangan usaha Toba Bakery Balige