Produk Strategi Bauran Pemasaran Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun

62 Pemasaran kain tenun di luar Kabanjahe mengandalkan promosi mouth to mouth. Untuk pegawai yang bekerja di Trias Tambun dapat pula ikut dalam mempromosikan produk dari Trias Tambun. Hal ini dilihat dari hasil wawancara dengan beberapa pegawai dimana mereka pernah ikut dalam memasarkan produk dari Trias Tambun kepada kenalan mereka. Kualitas produk yang dihasilkan oleh Trias Tambun menjadi syarat utama usaha ini untuk dapat bersaing dengan pesaing yang datang dari dalam maupun luar daerah. Untuk memperluas wilayah pemasarannya, Trias Tambun juga membuka kesempatan kerja sama bagi pihak yang ingin bekerja sama dengan Trias Tambun sumber : pemilik usaha. Pembukaan gerai baru belum dapat dilaksanakan oleh pihak Trias Tambun. Hal ini disebabkan karena minimnya SDM yang dimiliki oleh Trias Tambun serta modal yang dibutuhkan cukup besar untuk meningkatkan pangsa pasar di luar daerah.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Strategi Bauran Pemasaran Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun

1. Produk

Produk yang ditawarkan oleh Trias Tambun Kabanjahe merupakan kain tenun tradisional Karo yang merupakan simbol dari masyarakat suku Karo pada umumnya. Penggunaan ornamen Karo pada setiap kain tenun yang dihasilkan menguatkan nilai asli Karo pada produk yang dihasilkan. Keahlian dan kemampuan pegawai saat menenun merupakan kunci utama untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Pelatihan sebagai salah satu kegiatan yang dilakukan untuk memperkuat skill pegawai juga merupakan suatu strategi untuk 63 menghasilkan produk yang diinginkan mengingat minimnya pengetahuan awal pegawai saat memulai menenun kain tenun tradisional Karo ini. Dengan menggunakan ATBM, Trias Tambun dapat menghasilkan produk sesuai dengan permintaan pelanggan. Sebagai contohnya : panjang kain tenun yang dapat dihasilkan dapat disesuaikan dengan permintaan pelanggan untuk bakal baju Uis Karo. Jaminan atas kualitas produk jelas terlihat pada proses pengerjaannya. ATBM dapat menghasilkan kain tenun dengan kerapatan benang yang tinggi dibandingkan kain yang di tenun dengan sistem tradisional. Walaupun pengerjaannya cenderung tidak fleksibel karena ATBM bersifat fix namun dapat dikatakan bahwa ATBM dapat dijadikan standar untuk memproduksi kain tenun Karo dengan tingkat kesalahan lebih kecil dibandingkan teknik tradisional. Contohnya saja dapat dilihat dari pinggiran kain tenun yang dihasilkan oleh ATBM dengan kain yang ditenun secara tradisional. Pinggiran yang dihasilkan oleh ATBM lebih rata dibandingkan kain tenun secara gedogan karena ATBM dapat di atur untuk menghasilkan kain tenun yang lebih baik lagi terutama untuk kualitas dari kain tenun tradisional Karo ini. Hal ini merupakan strategi Trias Tambun untuk membedakan produk yang dihasilkannya dengan produk kain tenun yang dihasilkan oleh penenun tradisional menggunakan gedogan yang cenderung tidak memperhatikan pinggiran kain tenun yang mereka tenun. Benang merupakan hal utama dalam usaha penenunan ini. Dipilihnya benang asal India yang cenderung halus juga merupakan suatu strategi yang diterapkan oleh Trias Tambun yang membedakannya dengan usaha penenunan yang lain. Jarang usaha penenunan yang berhasil menenun dengan menggunakan 64 benang jenis ini dikarenakan terlalu halus dan diyakini tidak dapat digunakan untuk menenun kain tenun. Namun, Trias Tambun mampu menenun menggunakan benang jenis ini dan menghasilkan produk yang memiliki tingkat kerapatan benang yang cukup tinggi. Warna benang diwarnai sendiri oleh Trias Tambun sehingga menghasilkan warna dan corak yang berbeda jika dibandingkan membeli benang dengan warna yang ada di pasaran.

2. Harga