Tingkat Penjualan Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun

67

4.3.2 Tingkat Penjualan Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun

Data penjualan kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun tersaji pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Jumlah Penjualan Per Tahun TAHUN JUMLAH PENJUALAN UNIT 2011 1477 2012 1504 2013 2050 2014 2200 Sumber : Informasi dari Pemilik Trias Tambun 2015 Penjualan kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun mengalami kenaikan sebesar 1 – 1,5 untuk setiap tahunnya. Kenaikan yang signifikan di tahun 2013, disebabkan karena penambahan ATBM untuk penenunan kain tenun tradisional Karo. Penambahan ATBM dari 11 menjadi 15. Penjualan kain tenun tahun 2013 yang cukup tinggi tidak diikuti oleh tahun 2014 yang hanya memperoleh kenaikan penjualan sekitar 1. Melihat jumlah penjualan kain tenun per tahunnya, tabel 4.5 memperkirakan estimasi kapasitas dan tingkat penjualan yang berhasil dilakukan oleh Trias Tambun. 68 Tabel 4.5 Estimasi Penjualan Tahun Jumlah ATBM UNIT Kapasitas Produksi UNIT Jumlah Kain Tenun Yang Dapat Diperjualkan UNIT Jumlah Penjualan UNIT Sisa UNIT 2011 11 1584 1584 1477 107 2012 11 1584 1691 1504 187 2013 15 2160 2347 2050 297 2014 15 2160 2457 2200 257 Kapasitas Produksi dengan estimasi 12 kain tenun per bulan untuk setiap ATBM Tabel 4.5 tersebut menunjukkan kapasitas yang dapat diperoleh oleh Trias Tambun jika ATBM yang dipergunakan maksimal memproduksi kain tenun tradisional dengan menggunakan SDM yang ada di Trias Tambun. Kelebihan produksi kain tenun yang dihasilkan biasanya berada di usaha penenunan dan dijualkan jika ada ada pembeli yang berminat untuk membeli kain tenun tradisional ini. Jumlah penjualan ini sudah termasuk ke dalam kain tenun yang diperjualkan di wilayah Pasar Kabanjahe. Terlihat dari tabel 4.5, kelebihan dari produksi dapat dijualkan dengan memanfaatkan penambahan gerai baru di luar wilayah pemasaran, misalnya saja Medan agar tidak mengurangi keuntungan yang diperoleh dari produk kain tenun tersebut. Misalnya di rata-rata kan harga jual setiap kain adalah Rp. 500.000. Maka di setiap tahun kain tenun senilai Rp 106.000.000 disimpan di usaha penenunan dan tidak dipasarkan karena minimnya wilayah pemasaran. Kapasitas 69 ATBM yang dimiliki juga dapat dimaksimalkan dengan keahlian SDM dalam menenun, sehingga estimasi 12 kain tenun per bulan untuk setiap ATBM dapat dicapai. Berdasarkan tabel 4.6, dapat diperkirakan estimasi penjualan yang tidak dimanfaatkan secara optimal oleh Trias Tambun dalam periode 2011- 2014. Tabel 4.6 Estimasi Penjualan Yang Tidak Optimal Tahun Kapasitas Produksi UNIT Jumlah kain tenun yang dapat di jual UNIT Jumlah Penjualan UNIT Sisa Penjualan UNIT Selisih UNIT Estimasi Penjualan yang Tidak Optimal 2011 1584 1584 1477 107 - - 2012 1584 1691 1504 187 80 5 2013 2160 2347 2050 297 110 5 2014 2160 2457 2200 257 40 1 Rata rata 2,75 Keterangan : Sisa Penjualan = Jumlah kain tenun yang dapat di jual UNIT – Jumlah Penjualan Selisih = Jumlah sisa tahun n – Jumlah sisa tahun n-1 Estimasi Penjualan Yang tidak optimal = ������ ℎ ��������� �������� x 100 Rata-rata = ����� ℎ �������� ��������� ���� ����� ������� � 70 Untuk rata- rata , n = 4 Berdasarkan tabel 4.6, potensi penjualan yang dimiliki oleh Trias Tambun yang tidak optimal memiliki nilai rata-rata 2,75 dalam kurun waktu 2011 – 2014. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kenaikan penjualan yang dimiliki oleh Trias Tambun sebesar 1-1,5 ini dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan estimasi penjualan yang tidak optimal yang dimiliki oleh Trias Tambun untuk setiap tahunnya. 4.3.3 Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal 4.3.3.1 Analisis EFAS