Laporan kegiatan sumber daya manusia Laporan kegiatan operasional.

59 mereka terima sesuai dengan jumlah kain tenun tradisional Karo yang mereka hasilkan sumber : pemilik usaha. Dana pada awalnya berasal dari Bapak Sahat Tambun selaku pemilik usaha Trias Tambun. Seiring dengan perkembangan usaha, Trias Tambun juga mulai ditawarkan oleh pihak luar. Pendanaan dari pihak luar juga sering ditawarkan untuk usaha ini untuk mengembangkan produksi kain tenun tradisional mereka. Hal ini didukung dengan mulai diakuinya hasil produksi kain tenun buatan Trias Tambun di berbagai event seperti menjadi pemenang pertama dalam acara Bank SUMUT UMK EXPO 2009. Namun, tawaran ini belum dapat dimanfaatkan seiring dengan minimnya minat calon pegawai untuk menenun kain tenun tradisional serta kemampuan SDM yang dimiliki.

2. Laporan kegiatan sumber daya manusia

Trias Tambun memiliki 22 pegawai yang membantu dalam pelaksanaan kegiatan operasional. Berikut adalah rincian pegawai pada Trias Tambun : Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Trias Tambun No Bagian Kerja Jumlah 1 Celup Benang 1 2 Gulung Benang 4 3 Penenun 15 4 Teknisi 2 Sumber : Pemilik Trias Tambun 2015 Alur kegiatan pegawai pada awal masuk ke Trias Tambun di awali pada bagian celup benang dan gulung benang. Hal ini merupakan kegiatan dasar yang 60 harus dilakukan oleh pegawai baru sebelum dilakukan pelatihan ke bagian tenun kain. Hal ini dilakukan untuk memberi pengetahuan dasar kain tenun yakni benang yang menjadi bahan utama yang akan digunakan dalam tenun. Setelah 9- 12 bulan, pegawai akan diberikan pelatihan awal untuk menenun kain tenun tradisional Karo. Pegawai yang diterima oleh Trias Tambun rata-rata tidak pernah menggunakan atau bahkan mengenal alat tenun sebelumnya sehingga pelatihan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Penenun yang telah menerima pelatihan pada awalnya akan diberikan tugas untuk membuat kain tenun tradisional Karo sesuai dengan pesanan pelanggan walaupun masih untuk jenis kain tertentu dengan menggunakan ATBM biasa. Untuk pegawai yang telah menguasai ATBM biasa dapat diberikan pelatihan kembali untuk menenun di ATBM motif. Teknisi yang dipilih adalah orang yang mengetahui seluk beluk mesin ATBM. Hal ini disebabkan minimnya orang yang mengetahui cara pemeliharaan dan perbaikan pada ATBM. Bapak Sahat Tambun selain menjadi pemilik usaha, beliau juga ikut serta dalam pengawasan semua kegiatan pegawai pada Trias Tambun .

3. Laporan kegiatan operasional.

Kegiatan utama dalam Trias Tambun adalah penenunan kain tenun tradisional Karo. Namun dalam memulai kegiatan operasionalnya, pewarnaan benang merupakan kegiatan yang paling dasar untuk dilakukan. Bahan baku benang yang diperoleh oleh usaha Trias Tambun diwarnai sesuai dengan kebutuhan penenunan dan masih menggunakan cara tradisional, yakni secara bertahap mewarnai benang sesuai dengan warna yang diinginkan dengan cara 61 mengikat bagian-bagian tertentu pada benang tersebut dan menimbulkan corak pada benang tersebut sesuai kebutuhan benang tenun. Hal ini dilakukan setiap beberapa bulan sekali 2-3 bulan untuk menjaga pasokan benang tenun. Proses penggulungan benang pun masih dilakukan secara tradisonal dan menggunakan tenaga pegawai, namun untuk proses pembagian gulungan benang dalam ukuran kecil dan sedang sudah menggunakan sebuah mesin khusus. Dalam kegiatan penenunan, setiap pegawai memiliki variasi waktu dalam penyelesaian sebuah kain tenun Karo. Hal ini disebabkan dari bervariasinya kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Dalam sehari, seorang pegawai dapat menghasilkan sebuah kain tenun, namun ada pula pegawai yang menghasilkan satu kain tenun dalam 2-3 hari. Kendala utama yang dihadapi adalah ATBM yang digunakan sering mengalami kerusakan sehingga dapat menyebabkan keterlambatan penyelesaian kain tenun yang di akan diselesaikan. Dalam jangka waktu yang akan datang pengembangan fashion merupakan salah satu alternatif bagi Trias Tambun untuk meningkatkan penjualan kain tenun tradisional Karo. Kain tenun tradisional Karo dikombinasikan dengan gaya masa kini diharapkan mampu memperkenalkan kain tenun Karo sekaligus mampu menjualkan produk tersebut.

4. Laporan kegiatan pemasaran.