87 akses yang mudah dijangkau dan mempertimbangkan pembukaan gerai
penjualan di luar Kabanjahe. 4.
SDM merupakan kunci dalam menghasilkan kain tenun tradisional Karo buatan Trias Tambun. Dengan menambah pengetahuan dan skill SDM yang
akan menenun kain tenun ini, diharapkan kualitas kain tenun yang selama ini dinilai baik oleh pelanggan Trias Tambun dapat dijaga bahkan lebih
ditingkatkan sehingga pelanggan tidak merasa kecewa dan tetap loyal dengan kain tenun buatan Trias Tambun dibandingkan usaha penenunan lainnya.
4.3.4 Peranan Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kain
Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun.
Berdasarkan analisis SWOT, strategi SO merupakan penerapan bauran pemasaran yang sesuai dalam meningkatkan penjualan kain tenun tradisional Karo
pada Trias Tambun. Adapun strategi SO yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut :
1. Kualitas produk kain tenun tradisional Karo yang dihasilkan oleh Trias
Tambun dapat dipertahankan dengan meningkatkan kemampuan SDM baik langsung dari pihak Trias Tambun atau dengan menggunakan sarana pelatihan
dari pihak pemerintah Kabupaten Karo. 2.
Promosi mouth to mouth memiliki ruang lingkup yang cukup kecil dibandingkan melakukan promosi menggunakan media sosial yang dapat
mencakup wilayah yang lebih luas. Promosi mouth to mouth yang dilakukan oleh Trias Tambun cukup efektif dilakukan namun dapat lebih efektif lagi jika
Trias Tambun lebih aktif mempromosikan kain tenun tradisional Karo ini
88 melalui media sosial, terutama untuk mengenalkan kain tenun tradisional Karo
ini di kalangan anak muda. 3.
Fashion dapat dilakukan sebagai salah satu inovasi dalam meningkatkan minat beli serta penjualan kain tradisional. Kain tenun tradisional Karo memiliki daya
tarik yang cukup kuat untuk dijadikan produk fashion yang menarik, bernilai budaya tinggi, serta memiliki harga yang bersaing.
4. Kain tenun tradisional Karo merupakan ciri khas yang tidak dapat dilepaskan
dari nilai budaya suku Karo. Dengan memanfaatkan bantuan dari pihak luar, Trias Tambun dapat meningkatkan volume penjualannya melalui gerai
penjualan serta penambahan ATBM yang akan ditawarkan oleh pihak luar. Dengan adanya gerai penjualan di luar wilayah Kabanjahe, masyarakat suku
Karo yang berada di luar daerah Kabanjahe dapat membeli kain tenun tradisional Karo buatan Trias Tambun .
Potensi penjualan yang dimiliki oleh Trias Tambun yang tidak optimal memiliki nilai rata-rata 2,75 dalam kurun waktu 2011 – 2014. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kenaikan penjualan yang dimiliki oleh Trias Tambun sebesar 1-1,5 ini dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan estimasi
penjualan yang tidak optimal yang dimiliki oleh Trias Tambun untuk setiap tahunnya.
Pemanfaatan estimasi penjualan yang tidak optimal ini dapat menggunakan peranan bauran pemasaran. Peranan bauran pemasaran dalam Trias
Tambun juga dapat dijadikan alternatif bagi pemilik usaha dalam menjalankan kegiatan operasional serta meningkatkan cakupan pemasarannya. Peranan bauran
pemasaran dalam kegiatan Trias Tambun dapat memperkuat faktor produk, harga,
89 distribusi dan promosi yang merupakan elemen bauran pemasaran yang utama
sehingga usaha tidak mengalami permasalahan yang sangat besar yang dapat menggangu kegiatan operasional maupun pemasaran di kemudian hari. Bauran
pemasaran merupakan salah satu strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh Trias Tambun dengan melihat segala potensi baik potensi kelemahan dan
kekuatan serta peluang dan ancaman yang akan mempengaruhi produk, harga, distribusi maupun promosi kain tenun tradisional Karo untuk meningkatkan
penjualan produk mereka. Kain tenun tradisional Karo yang akan dijual oleh Trias Tambun
bergantung kepada kualitas produk yang dihasilkan oleh pegawai . Hal ini menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan bergantung pada kemampuan SDM
sebagai penenun kain tenun tradisional Karo. Dengan adanya alternatif produk seperti fashion, pembeli untuk lebih memilih produk-produk yang inovatif
dihasilkan oleh Trias Tambun dibandingkan produk yang dihasilkan oleh pesaing. Faktor harga merupakan salah satu pertimbangan pembeli dalam memilih
suatu produk. Penerapan harga yang berada di atas pasar merupakan salah satu strategi yang diterapkan oleh Trias Tambun.
Promosi merupakan sarana pemasaran yang dapat mempengaruhi tingkat penjualan kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun. Promosi mouth to
mouth yang diterapkan oleh Trias Tambun bergantung kepada pelanggan sehingga tingkat kenaikan penjualan yang terjadi tidak dapat ditargetkan dengan sempurna.
Media sosial merupakan sarana promosi yang memiliki jangkauan yang luas, tanpa memerlukan biaya yang cukup banyak dan dapat mencakup berbagai
kalangan, terutama kalangan anak muda. Kalangan muda dapat menjadi
90 segementasi yang dapat diambil oleh Trias Tambun melihat adanya produk
fashion yang dapat dikembangkan untuk dijualkan kepada kalangan ini sehingga kedepannya dapat meningkatkan penjualan Trias Tambun.
Distribusi pemasaran secara langsung, dimana pembeli Trias Tambun langsung mendatangi usaha penenunan Trias Tambun, menyebabkan penjualan
lebih berpusat pada tempat ini saja. Padahal melihat potensi peluang yang dimiliki oleh Trias Tambun, usaha ini sudah layak untuk menambahkan gerai penjualan
tambahan untuk kain tenun tradisional Karo. Adanya tawaran dana dari pihak luar dapat dimanfaatkan oleh Trias Tambun sebagai modal pembukaan gerai penjualan
yang baru. Oleh sebab itu, penambahan SDM serta pelatihan pegawai yang menjadi kunci dalam menenun kain tenun ini haruslah diperhatikan sehingga jika
Trias Tambun membuka gerai penjualan yang baru, pegawai dapat dipekerjakan di gerai penjualan tersebut gerai penjualan dapat dibentuk sebagai tempat
penenunan sekaligus tempat penjualan kain tenun yang dihasilkan . Secara tidak langsung, penambahan gerai ini akan menambah penjualan kain tenun tradisional
Karo buatan Trias Tambun dengan memasarkan kelebihan produksi kain tenun yang dimilki.Penambahan gerai penjualan dapat menambah cakupan wilayah
pemasaran, bukan hanya di wilayah Kabanjahe namun mencakup wilayah-wilayah yang memiliki potensi kuat untuk membeli kain tenun tradisional Karo buatan
Trias Tambun ini.
91
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan