Pembobotan berdasarkan penilaian IFAS Kesimpulan

78 masih terbatas. 3. ATBM yang digunakan terkadang mengalami kerusakan. 4. Keterbatasan kemampuan SDM. 5. Kurangnya promosi selain promosi mouth to mouth. 6. Lokasi penjualan kurang strategis dan kurangnya gerai penjualan. 0,03 0,15 0,05 0,05 2 2 2 2 0,06 0,3 0,1 0,1 disesuaikan dengan lama pengerjaan mereka. 3. Rusak saat pengerjaaan penenunan kain tenun. 4. SDM yang terima dengan minim kemampuan menenun. 5. Pelanggan mengetahui Trias Tambun dari pembeli lain. 6. Berada di wilayah pemukiman penduduk sekaligus tempat penjualan . SUB TOTAL 0,35 0,7 TOTAL 1,00 2,8 Sumber : Pengolahan Data Internal 2015 Keterangan :

a. Pembobotan berdasarkan penilaian IFAS

79 Penentuan Bobot 0,0 – 0,05 = Berpengaruh Kecil 0,06 – 0,1 = Berpengaruh sedang 0,11 – 0,15 = Berpengaruh Besar 0,15 = Berpengaruh sangat besar

a. Rating dinilai dengan rincian

1 = Kelemahan Utama 2 = Kelemahan Kecil 3 = Kekuatan Kecil 4 = Kekuatan Utama Dari Matriks IFAS, strenght diperoleh 2,1 dan weakness senilai 0,7 2,1 – 0,7 = 1,4. Hal ini menunjukkan kekuatan internal dari Trias Tambun dapat dipergunakan untuk meminimalkan kelemahan yang ada pada kegiatan operasional Trias Tambun dalam memproduksi dan menjualkan kain tenun tradisional Karo kepada pelangganmasyarakat.

4.3.3.3 Matriks SWOT

Tabel 4.11 Rumusan Kombinasi Strategi Matrik SWOT IFAS EFAS Strength 2,1 Weakness 0,7 Opportunity 1,9 Strategi SO 4,0 Strategi WO 2,6 Threat 0,75 Strategi ST 2,85 Strategi WT 1,45 Sumber : Hasil Pengolahan Data EFAS dan IFAS 2015 80 Dari hasil yang diperoleh, strategi SO strenght + opportunity memiliki nilai 4,0 dan memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan strategi yang lainnya. Strategi SO merupakan strategi bauran pemasaran yang dapat diterapkan untuk Trias Tambun dalam meningkatkan penjualan kain tenun tradisional Karo. Data yang diperoleh dari matriks EFAS dan IFAS kemudian diolah ke dalam matriks SWOT pada tabel 4.12. Tabel 4.12 SWOT IFAS Strengths S Weaknesses W 1. Produk Asli Karo 2. Kualitas Produk Kain Tenun Tradisional Karo yang dihasilkan baik 3. Inovasi Produk 4. Harga yang bervariasi 5. Pelayanan yang diberikan oleh Trias Tambun dinilai baik oleh pelanggan. 6. Pemanfaatan promosi mouth to mouth 1. Kurangnya SDM yang berminat dalam menenun kain tenun Karo 2. Kapasitas kain tenun yang dihasilkan masih terbatas 3. ATBM yang digunakan sering mengalami kerusakan 4. Keterbatasan kemampuan SDM 5. Kurangnya promosi selain promosi mouth to mouth 81 EFAS 6. Lokasi penjualan kurang strategis dan kurangnya gerai penjualan. Opportunities O 1. Membuka jaringan di luar Kabanjahe 2. Tingginya minat masyarakat terhadap kain tenun khas Karo yang berkualitas. 3. Penggunaan Media Sosial untuk menjual kain tenun Tradisional Karo 4. Kain tenun tradisional karo dapat dijadikan fashion 5. Bantuan Dana dari pihak Luar 6. Adanya Bantuan Pelatihan dan peralatan dari pihak Pemerintah Strategi SO 1. Meningkatkan kualitas produk kain tenun tradisional Karo 2. Pemanfaatan media sosial sebagai sarana pendukung untuk menjualkan produk kain tenun tradisional Karo 3. Melakukan inovasi terhadap kain tenun tradisional Karo dengan melakukan inovasi berupa fashion. 4. Membuka gerai penjualan di luar Kabanjahe. Strategi WO 1. Penggunaan media sosial untuk mempromosikan kain tenun tradisional Karo kepada masyarakat . 2. Inovasi fashion dapat digunakan untuk memperluas ruang lingkup pemasaran kain tenun. 3. Memanfatkan bantuan pelatihan dan peralatan dari pihak pemerintah Kabupaten Karo untuk mengoptimalkan kinerja operasional. 4. Penambahan ATBM 82 Kabupaten Karo Threats T 1. Produk kain tenun Karo dari Samosirluar daerah 2. Persaingan dengan harga kain tenun asal Samosir 3. Harga bahan baku benang tergantung terhadap nilai impor benang dari India 4. Keadaan ekonomi yang tidak stabil. 5. Minimnya pengetahuan masyarakat terutama generasi muda terhadap produk kain tenun yang diproduksi oleh Trias Tambun. 6. Meningkatnya persaingan antar usaha penenunan yang telah Strategi ST 1. Memperkuat image produk yang dihasilkan sebagai produk asli buatan putra Karo 2. Memberikan potongan harga untuk pembelian kain tenun tradisional untuk pelanggan tetap. 3. Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Strategi WT 1. Melakukan pemeliharaan serta pemeriksaan rutin ATBM 2. Menggunakan alternatif tambahan untuk promosi kain tenun tradisional Karo 3. Mempertimbangkan penambahan gerai penjualan kain tenun tradisional Karo buatan Trias Tambun. 4. Melakukan pelatihan yang menyeluruh kepada SDM yang bertugas untuk menenun kain tenun tradisional Karo. 83 menggunakan ATBM Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian 2015 Berdasarkan matriks SWOT diperoleh strategi- strategi berdasarkan faktor strength, weakness, opportunity, dan threat, yaitu :

I. Strategi SO

1. Kualitas produk kain tenun tradisional Karo yang dihasilkan oleh Trias Tambun dapat dipertahankan dengan meningkatkan kemampuan SDM baik langsung dari pihak Trias Tambun atau dengan menggunakan sarana pelatihan dari pihak pemerintah Kabupaten Karo 2. Promosi mouth to mouth memiliki ruang lingkup yang cukup kecil dibandingkan melakukan promosi menggunakan media sosial yang dapat mencakup wilayah yang lebih luas. Promosi mouth to mouth yang dilakukan oleh Trias Tambun cukup efektif dilakukan namun dapat lebih efektif lagi jika Trias Tambun lebih aktif mempromosikan kain tenun tradisional Karo ini melalui media sosial, terutama untuk mengenalkan kain tenun tradisional Karo ini di kalangan anak muda. 3. Fashion dapat dilakukan sebagai salah satu inovasi dalam meningkatkan minat beli serta penjualan kain tradisional. Kain tenun tradisional Karo memiliki daya tarik yang cukup kuat untuk dijadikan produk fashion yang menarik, bernilai budaya tinggi, serta memiliki harga yang bersaing. 4. Kain tenun tradisional Karo merupakan ciri khas yang tidak dapat dilepaskan dari nilai budaya suku Karo. Dengan memanfaatkan bantuan dari pihak luar, Trias Tambun dapat meningkatkan volume penjualannya melalui gerai penjualan serta penambahan ATBM yang akan ditawarkan oleh pihak luar. 84 Dengan adanya gerai penjualan di luar wilayah Kabanjahe, masyarakat suku Karo yang berada di luar daerah Kabanjahe dapat membeli kain tenun tradisional Karo buatan Trias Tambun .

II. Strategi ST

1. Dengan memberikan ciri khas asli Karo, Trias Tambun dapat memperkuat image nya sebagai penenun asli dari Karo yang tetap mempertahankan nilai budaya asli Karo sekaligus melestarikan kebudayaan asli tersebut. Penggunaan ornamen asli yang dapat ditenun langsung ke kain tenun yang diproduksi diharapkan dapat meningkatkan minat beli masyarakat terhadap kain tenun buatan Trias Tambun dibandingkan dengan produk dari luar wilayah yang jelas tidak memberikan kesan ornamen asli Karo di dalam produk yang mereka hasilkan. 2. Memberikan potongan harga kepada pelanggan, selain sebagai promosi juga dapat menjadikan pelanggan yang telah sering membeli kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun menjadi loyal karena adanya keuntungan lain yang mereka dapatkan saat membeli kain tenun di Trias Tambun. Hal ini dapat mengurangi peluang pelanggan tersebut membeli kain tenun tradisional Karo di tempat lain pesaing Trias Tambun. 3. Pelayanan yang baik merupakan cara yang dapat diberikan oleh suatu usaha untuk menjaga agar pelanggannya tetap memilih membeli produk ke tempat usaha tersebut dibanding tempat pesaing. Dengan memberikan pelayanaan terbaik, misalnya ketepatan dalam hal penyelesaian pesanaan pelanggan atau tetap menjaga kualitas produk yang mereka hasilkan, diharapkan Trias Tambun 85 dapat menambah potensi pelanggan yang lebih loyal membeli kain tenun di tempat mereka.

III. Strategi WO

1. Penggunaan media sosial sebagai sarana promosi selain menjadi alternatif promosi yang bisa dilakukan oleh Trias Tambun, juga dapat memperluas wilayah pemasaran yang semakin luas dibandingkan sebelumnya. 2. Fashion sebagai salah satu inovasi yang dapat dilakukan oleh Trias Tambun juga dapat menciptakan suatu lowongan SDM di Trias Tambun yang akan khusus untuk kegiatan perancanaan fashion . Kapasitas kain tenun yang terbatas oleh Trias Tambun dikarenakan keterbatasan skill SDM dan jumlah ATBM dapat menjadikan fashion sebagai salah satu alternatif produk yang dapat dijual. 3. Pelatihan SDM pada dasarnya dilakukan oleh Trias Tambun saat pegawai telah menempuh beberapa bulan kerja. Adanya pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Karo dapat menjadi alternatif untuk meminimalkan waktu yang harus diberikan oleh pihak Trias Tambun untuk melatih pegawai tersebut. Hal ini juga dapat menjadi daya tarik bagi calon SDM yang berkeinginan untuk bekerja di Trias Tambun walaupun tidak memiliki keahlian menenun sebelumnya. 4. ATBM yang dimiliki Trias Tambun adalah 15 buah. ATBM ini digunakan secara bergantian oleh 15 orang penenun yang bekerja di Trias Tambun. Melihat potensi yang ada pada Trias Tambun, penambahan ATBM dapat menunjang hasil kain tenun yang dapat dihasilkan dan kemudian akan dijualkan kepada pelanggan. Modal untuk membeli ATBM ini dapat 86 memanfaatkan altenatif bantuan dana dari pihak luar yang ingin membantu pengembangan usaha pada Trias Tambun.

IV. Strategi WT

1. Pemeliharaan serta pemeriksaan ATBM merupakan hal yang harus diperhatikan. ATBM sebagai sarana utama untuk memproduksi kain tenun tradisional Karo. Apabila kendala berhubungan dengan ATBM dapat diatasi, kegiatan operasional akan berjalan lebih optimal. Hal ini sangat mempengaruhi terhadap jumlah kain yang dapat ditenun yang nantinya akan dijual ke pelanggan ataupun yang telah dipesan oleh pelanggan. 2. Meningkatnya persaingan di usaha penenunan baik dari pihak luar maupun dalam wilayah Kabanjahe menyebabkan promosi harus dilakukan lebih berinovasi lagi. Dengan adanya promosi yang dapat menarik perhatian calon pelanggan, dapat meningkatkan penjualan kain tenun oleh Trias Tambun sekaligus dapat memenangkan persaingan dengan usaha sejenis. Contoh promosi yang dilakukan adalah adanya harga promosi untuk kain tenun yang akan dijual. 3. Lokasi usaha penenunan Trias Tambun berada pada lingkungan perumahan penduduk. Hal ini menyebabkan beberapa pelanggan merasa kesulitan untuk mengakses tempat penjualan kain tenun di Trias Tambun. Lokasi penjualan yang berada di pasar Kabanjahe juga cenderung ramai dengan aktifitas pedagang dan menyebabkan sulitnya mendapat tempat parkir untuk membeli kain tenun buatan Trias Tambun. Alternatif yang dapat dipilih adalah mencari wilayah di kawasan Kabanjahe lainnya untuk membuka gerai baru dengan 87 akses yang mudah dijangkau dan mempertimbangkan pembukaan gerai penjualan di luar Kabanjahe. 4. SDM merupakan kunci dalam menghasilkan kain tenun tradisional Karo buatan Trias Tambun. Dengan menambah pengetahuan dan skill SDM yang akan menenun kain tenun ini, diharapkan kualitas kain tenun yang selama ini dinilai baik oleh pelanggan Trias Tambun dapat dijaga bahkan lebih ditingkatkan sehingga pelanggan tidak merasa kecewa dan tetap loyal dengan kain tenun buatan Trias Tambun dibandingkan usaha penenunan lainnya.

4.3.4 Peranan Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kain

Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun. Berdasarkan analisis SWOT, strategi SO merupakan penerapan bauran pemasaran yang sesuai dalam meningkatkan penjualan kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun. Adapun strategi SO yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut : 1. Kualitas produk kain tenun tradisional Karo yang dihasilkan oleh Trias Tambun dapat dipertahankan dengan meningkatkan kemampuan SDM baik langsung dari pihak Trias Tambun atau dengan menggunakan sarana pelatihan dari pihak pemerintah Kabupaten Karo. 2. Promosi mouth to mouth memiliki ruang lingkup yang cukup kecil dibandingkan melakukan promosi menggunakan media sosial yang dapat mencakup wilayah yang lebih luas. Promosi mouth to mouth yang dilakukan oleh Trias Tambun cukup efektif dilakukan namun dapat lebih efektif lagi jika Trias Tambun lebih aktif mempromosikan kain tenun tradisional Karo ini 88 melalui media sosial, terutama untuk mengenalkan kain tenun tradisional Karo ini di kalangan anak muda. 3. Fashion dapat dilakukan sebagai salah satu inovasi dalam meningkatkan minat beli serta penjualan kain tradisional. Kain tenun tradisional Karo memiliki daya tarik yang cukup kuat untuk dijadikan produk fashion yang menarik, bernilai budaya tinggi, serta memiliki harga yang bersaing. 4. Kain tenun tradisional Karo merupakan ciri khas yang tidak dapat dilepaskan dari nilai budaya suku Karo. Dengan memanfaatkan bantuan dari pihak luar, Trias Tambun dapat meningkatkan volume penjualannya melalui gerai penjualan serta penambahan ATBM yang akan ditawarkan oleh pihak luar. Dengan adanya gerai penjualan di luar wilayah Kabanjahe, masyarakat suku Karo yang berada di luar daerah Kabanjahe dapat membeli kain tenun tradisional Karo buatan Trias Tambun . Potensi penjualan yang dimiliki oleh Trias Tambun yang tidak optimal memiliki nilai rata-rata 2,75 dalam kurun waktu 2011 – 2014. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kenaikan penjualan yang dimiliki oleh Trias Tambun sebesar 1-1,5 ini dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan estimasi penjualan yang tidak optimal yang dimiliki oleh Trias Tambun untuk setiap tahunnya. Pemanfaatan estimasi penjualan yang tidak optimal ini dapat menggunakan peranan bauran pemasaran. Peranan bauran pemasaran dalam Trias Tambun juga dapat dijadikan alternatif bagi pemilik usaha dalam menjalankan kegiatan operasional serta meningkatkan cakupan pemasarannya. Peranan bauran pemasaran dalam kegiatan Trias Tambun dapat memperkuat faktor produk, harga, 89 distribusi dan promosi yang merupakan elemen bauran pemasaran yang utama sehingga usaha tidak mengalami permasalahan yang sangat besar yang dapat menggangu kegiatan operasional maupun pemasaran di kemudian hari. Bauran pemasaran merupakan salah satu strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh Trias Tambun dengan melihat segala potensi baik potensi kelemahan dan kekuatan serta peluang dan ancaman yang akan mempengaruhi produk, harga, distribusi maupun promosi kain tenun tradisional Karo untuk meningkatkan penjualan produk mereka. Kain tenun tradisional Karo yang akan dijual oleh Trias Tambun bergantung kepada kualitas produk yang dihasilkan oleh pegawai . Hal ini menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan bergantung pada kemampuan SDM sebagai penenun kain tenun tradisional Karo. Dengan adanya alternatif produk seperti fashion, pembeli untuk lebih memilih produk-produk yang inovatif dihasilkan oleh Trias Tambun dibandingkan produk yang dihasilkan oleh pesaing. Faktor harga merupakan salah satu pertimbangan pembeli dalam memilih suatu produk. Penerapan harga yang berada di atas pasar merupakan salah satu strategi yang diterapkan oleh Trias Tambun. Promosi merupakan sarana pemasaran yang dapat mempengaruhi tingkat penjualan kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun. Promosi mouth to mouth yang diterapkan oleh Trias Tambun bergantung kepada pelanggan sehingga tingkat kenaikan penjualan yang terjadi tidak dapat ditargetkan dengan sempurna. Media sosial merupakan sarana promosi yang memiliki jangkauan yang luas, tanpa memerlukan biaya yang cukup banyak dan dapat mencakup berbagai kalangan, terutama kalangan anak muda. Kalangan muda dapat menjadi 90 segementasi yang dapat diambil oleh Trias Tambun melihat adanya produk fashion yang dapat dikembangkan untuk dijualkan kepada kalangan ini sehingga kedepannya dapat meningkatkan penjualan Trias Tambun. Distribusi pemasaran secara langsung, dimana pembeli Trias Tambun langsung mendatangi usaha penenunan Trias Tambun, menyebabkan penjualan lebih berpusat pada tempat ini saja. Padahal melihat potensi peluang yang dimiliki oleh Trias Tambun, usaha ini sudah layak untuk menambahkan gerai penjualan tambahan untuk kain tenun tradisional Karo. Adanya tawaran dana dari pihak luar dapat dimanfaatkan oleh Trias Tambun sebagai modal pembukaan gerai penjualan yang baru. Oleh sebab itu, penambahan SDM serta pelatihan pegawai yang menjadi kunci dalam menenun kain tenun ini haruslah diperhatikan sehingga jika Trias Tambun membuka gerai penjualan yang baru, pegawai dapat dipekerjakan di gerai penjualan tersebut gerai penjualan dapat dibentuk sebagai tempat penenunan sekaligus tempat penjualan kain tenun yang dihasilkan . Secara tidak langsung, penambahan gerai ini akan menambah penjualan kain tenun tradisional Karo buatan Trias Tambun dengan memasarkan kelebihan produksi kain tenun yang dimilki.Penambahan gerai penjualan dapat menambah cakupan wilayah pemasaran, bukan hanya di wilayah Kabanjahe namun mencakup wilayah-wilayah yang memiliki potensi kuat untuk membeli kain tenun tradisional Karo buatan Trias Tambun ini. 91

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Strategi bauran pemasaran yang diterapkan pada Trias Tambun mencakup: a Produk Penggunakan ATBM menjadikan produk yang dihasilkan Trias Tambun memiliki ciri khas dan kerapatan benang yang tinggi, pinggiran kain yang rata, serta penggunaan bahan baku benang yang cenderung halus dan di warnai oleh Trias Tambun sesuai dengan kebutuhan benang yang akan digunakan untuk menenun. b Harga Menetapkan harga kain tenun di atas harga pasar. c Promosi Penerapan promosi secara mouth to mouth . d Distribusi Distribusi pemasaran kain tenun tradisional Karo lebih dipusatkan pada usaha penenunan Trias Tambun, Jalan Sudirman No 65 Kabanjahe distribusi langsung . 2. Penjualan kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun mengalami kenaikan sebesar 1 – 1,5 untuk setiap tahunnya. Potensi penjualan yang tidak optimal pada Trias Tambun memiliki nilai rata-rata 2,75 dalam kurun waktu 2011 – 2014. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kenaikan penjualan yang dimiliki oleh Trias Tambun sebesar 1-1,5 ini dapat ditingkatkan dengan 92 memanfaatkan estimasi penjualan yang tidak optimal yang dimiliki oleh Trias Tambun untuk setiap tahunnya. 3. Pemanfaatan potensi penjualan yang tidak optimal dapat dilakukan dengan penerapan bauran pemasaran. Peranan bauran pemasaran dalam kegiatan Trias Tambun dapat memperkuat faktor produk, harga, distribusi dan promosi yang merupakan elemen bauran pemasaran yang utama. Peranan bauran pemasaran yang dapat dilakukan oleh Trias Tambun untuk meningkatkan penjualannya adalah : a Meningkatkan kualitas produk kain tenun tradisional Karo dengan meningkatkan kemampuan SDM. b Pemanfaatan media sosial sebagai sarana pendukung untuk menjualkan produk kain tenun tradisional Karo. c Inovasi terhadap kain tenun tradisional Karo dengan melakukan inovasi berupa fashion. d Membuka gerai penjualan untuk distribusi pemasaran kain tenun tradisional Karo di luar Kabanjahe.

5.2 Saran