artinya saling mendapatkan keuntungan. Dalam ilmu fiqh, murabahah diartikan menjual dengan modal asli bersama tambahan keuntungan yang jelas.
32
Secara terminologis, yang dimaksud dengan murabahah adalah pembelian barang dengan pembayaran yang ditangguhkan 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan
seterusnya tergantung kesepakatan. Pembiayaan murabahah diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan produksi inventory.
33
Heri Sudarsono mendefinisikan murabahah sebagai jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan
nasabah. Dalam murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu.
34
Udovitch via Abdullah Saeed mendefinisikan murabahah sebagai suatu bentuk jual beli dengan komisi, di mana si pembeli biasanya tidak dapat memperoleh
barang yang dia inginkan kecuali lewat seorang perantara, atau ketika si pembeli tidak mau susah-susah mendapatkannya sendiri, sehingga ia mencari jasa seorang
perantara.
35
32
Abdullah al-Mushlih dan Shalah al-Shawi, Fiqh Ekonomi Keuangan Islam, terj. Abu Umar Basyir, h.198.
33
Karanaen A. Perwataatmadja dan Muhammad Syafii Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam
Yogyakarta: P.T. Dana Bhakti Prima Yasa, 1999, h.25.
34
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi Yogyakarta: Ekonisia, 2004, h. 62.
35
Abdullah Saeed, Menyoal Bank Syariah: Kritik atas Interpretasi Bunga Bank Kaum Neo- Revivalis
, terj. Arif Maftuhin Jakarta: Paramadina, 2004, h.119.
Murabahah juga diartikan suatu kontrak usaha yang didasarkan atas kerelaan
antara kedua belah pihak atau lebih dimana keuntungan dari kontrak usaha tersebut didapat dari mark up harga sebagaimana yang terjadi dalam akad jual beli biasa.
36
Muhammad Syafii Antonio mengutip Ibnu Rusyd, mengatakan bahwa murabahah
adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam akad ini, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia
beli dan menentukan tingkat keuntungan sebagai tambahannya.
37
Jadi, murabahah adalah jual beli disertai marjin keuntungan yang disepakati kedua belah pihak dimana pihak penjual memberitahukan harga pokok pembelian
serta keuntungan dari barang yang diperjualbelikan tersebut. Islamic Finance Service Board IFSB mendefinisikan komoditi murabahah
sebagai tools untuk manajemen likuidtas LKS dengan cara jual beli komoditas di pasar komoditas sesuai syariah berbasis murabahah, baik secara tunai atau
pembayaran ditangguhkan.
38
Jadi Deposito Berbasis Komoditi Murabahah merupakan penghimpunan dana pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu dengan
cara jual beli komoditas di pasar komoditas sesuai syariah berbasis murabahah, baik secara tunai atau pembayaran ditangguhkan.
36
Ivan Rahmawan A., Kamus Istilah Akuntansi Syariah Yogyakarta: Pilar Media, 2005, h.112-113.
37
Muhammad Syafii Antonio, Bank Islam: Dari Teori ke Praktek Jakarta: Gema Insani Press, 2001, h.101.
38
Commodity Murabahah dan Transformasinya Manajemen Risiko, Edisi 40 Mei 2010
diakses dari http:go-sharing.com?pg=articlesarticle=6635
E. Jenis-Jenis Komoditi Murabahah
Ada tiga jenis komoditi murabahah yang didefinisikan oleh IFSB, yaitu: 1. Komoditi murabahah berupa operasi antarbank untuk mengelola likuiditas yang
surplus atau defisit. Misalnya jual beli komoditas sesuai syariah dengan akad murabahah atau ketika mitra transaksinya adalah bank sentral otoritas moneter
setempat yang menyediakan SLOLR dan atau fasilitas pengelolaan likuiditas lainnya. Jenis komoditi murabahah ini disebut oleh IFSB sebagai Commodity
Murabahah for Liquid Funds
CMLF. 2. Komoditi murabahah berupa pembiayaan kepada nasabah mitra transaksi untuk
membeli komoditas secara tangguh dengan penambahan margin atas pokok dana yang dibiayai bank tersebut. Saat itu juga, nasabah menjual komoditas yang
dibelinya secara tunai di pasar pada harga pasar yang berlaku. Jenis ini disebut Commodity Murabahah Financing
CMF. 3. Komoditi murabahah dalam kasus bank menerima dana funding dari nasabah
sebagai kewajiban liabilities untuk pembelian komoditas secara tangguh kredit. Saat bersamaan komoditas tersebut dijual oleh bank ke pasar. Jenis ini
disebut Commodity Murabahah for Obtaining Funding CMOF. Di berbagai negara, CMOF disebut juga deposito murabahah atau reverse murabahah. Dan
jenis inilah yang akan menjadi fokus penulisan kali ini.
39
Komoditi murabahah dalam praktiknya bisa melibatkan dua pihak seperti terlihat pada kontrak bai’ al-iInah sell and buy back contract atau tiga pihak seperti
terlihat pada kontrak tawarruq tripartite sale. Kontrak bai’ al-inah biasanya digunakan pada produk bai’ bitsaman ajil BBA home financing, personal financing,
dan kontrak tawarruq biasanya digunakan pada working capital financing, dan Islamic hedge funds
melalui komoditi murabahah. Beberapa bank syariah di luar Indonesia yang mengaplikasikan komoditi murabahah adalah Am Islamic Malaysia
dengan produk bai’ al-inah, Stanchart Uni Emirat Arab dengan produk tawarruq ijarah, HSBC Amanah Uni Emirat Arab dengan reversed tawarruq.
39
Commodity Murabahah dan Transformasinya Manajemen Risiko, Edisi 40 Mei 2010 diakses dari http:go-sharing.com?pg=articlesarticle=6635
F. Tawarruq dan Implementasinya Pada Inovasi Keuangan Syari’ah
Dalam Bahasa Arab akar kata dari tawaruq adalah “wariq” yang artinya simbol atau karakter dari perak silver. Kata tawaruq ini digunakan untuk
mengartikan mencari perak, sama dengan kata ta’allum yang artinya mencari ilmu, yaitu belajar atau sekolah. Kata tawarruq dapat diartikan dengan lebih luas yaitu
mencari uang tunai dengan berbagai cara yaitu bisa dengan mencari perak, emas atau koin yang lainnya. Secara literatur artinya adalah berbagai cara yang di
tempuh untuk mendapatkan uang tunai atau likuditas. Istilah tawarruq ini diperkenalkan oleh Mazhab Hanbali. Mazhab Syafi’i mengenal tawarruq dengan
sebutan “zarnagah”, yang artinya bertambah atau berkembang.
40
Tawarruq terjadi dimana seseorang membeli barang dagangan dengan pembayaran berjangka untuk dijual kepada pihak selain yang memberi hutang
dengan mengambil manfaat dari hasil penjualannya tersebut. Jika telah jatuh tempo, maka ia harus melunasinya sekaligus sesuai dengan harga yang dibeli secara
berjangka sebelumnya.
41
Dalam Hukum Islam, tawarruq artinya adalah struktur yang dapat dilakukan oleh seorang mustawriqmutawarriq yatiu seorang yang membutuhkan likuditas.
Transaksi tawarruq adalah ketika seseorang membeli sebuah produk dengan cara kredit pembayaran dengan cicilan dan menjualnya kembali kepada orang ketiga
40
Nibra Hosen,”Tawarruq”
diakses pada
7 Desember
2010 dari
http:nibrahosen.multiply.comjournalitem21.
41
Ahmad bin Abdurrazaq ad- Duwaisy, Fatwa-Fatwa Jual Beli. Penerjemah M. Abdul Ghoffar Bogor: Pustaka Imam As-Syafi’i, 2005, h.170.
yang bukan pemilik pertama produk tersebut dengan cara tunai, dengan harga yang lebih murah. Dalam artikelnya yang berjudul tawarruq, Nibra Hosen membagi
tawarruq menjadi tiga bentuk:
1. Seseorang yang
membutuhkan likuiditas
uang tunai
membeli produkbarangkomoditi dengan cara kredit dan menjualnya kepada pihak lain
dengan cara tunai, tanpa diketahui niat dibalik menjual barang tersebut. 2. Seseorang mutawarriq yang membutuhkan uang tunai memohon untuk di
berikan pinjaman uang dari penjual yang menolak untuk meminjamkan uangnya, namun penjual tersebut berkeinginan untuk menjual barangnya
dengan cara kredit dengan harga tunai. Lalu mutawarriq tersebut dapat menjual kembali barang tersebut kepada orang lain dengan harga yang lebih rendah atau
lebih tinggi.
3. Hampir sama dengan bentuk pada nomor dua, kecuali si penjual menjual barangnya dengan harga yang lebih mahal dari harga pasar kepada mutawarriq
sebagai akibat dari pembayaran yang tertundadengan cicilan.
42
Adapun bentuk transaksi tawarruq pertama dan kedua dapat diterima dan
diizinkan oleh para ulama tanpa adanya perdebatan. Sedangkan pada bentuk transaksai tawarruq nomor tiga masih diperdebatkan oleh para pakar hukum
ekonomi syariah.
1. Perbedaan Tawarruq dengan ‘Inah
Perbedaan antara tawarruq dan ‘inah adalah pada transaksi bai’ al-inah seseorang yang membutuhkan dana membeli barang dengan cara kredit lalu
menjualnya kembali kepada si penjualpemilik barang dalam bentuk tunai dengan harga lebih rendah dari harga kreditnya.
Akar kata dari ‘inah adalah ‘ayn barang yang telah dibeli dapat menemukan jalannya kembali kepada pemilik asalnya. Jual beli ini disebut
42
Nibra Hosen,”Tawarruq”
diakses pada
7 Desember
2010 dari
http:nibrahosen.multiply.comjournalitem21.