Ketidakpastian Pembeli Komoditas Konsekuensi Hukum Bentuk Simpanan Nasabah

ﻮﱡﺴﻟا لﺎَﻘَﻓ ِق كﺪﻨﻋ ﺲﯿﻟ ﺎﻣ ﻊﺒﺗ ﻻ ماﺰﺣ ﻦﺑ ﻢﯿﻜﺣ هاور 19 Dari Hakim bin Hizam, Beliau berkata kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah, ada orang yang mendatangiku. Orang tersebut ingin mengadakan transaksi jual beli, denganku, barang yang belum aku miliki. Bolehkah aku membelikan barang tertentu yang dia inginkan di pasar setelah bertransaksi dengan orang tersebut? Kemudian, Nabi bersabda, Janganlah kau menjual barang yang belum kau miliki. HR. Hakim bin Hizam Rasionalisasi terhadap larangan pada hadis tersebut sangatlah jelas, karena kepemilikan objek transaksi merupakan syarat memindahkan kepemilikan objek transaksi kepada pihak pembeli. Secara konsep murabahah memang dibolehkan oleh syariah. Namun dalam implementasi komoditi murabahah , objek transaksinya bukan merupakan harta yang dimaksudkan oleh syari’ah. Dalam konsepnya objek transaksi dianggap telah memenuhi syarat dan rukunnya. Padahal kalau dilihat dari alur proses transaksi pada bursa berjangka objek transaksinya tidak ada. Sehingga jual beli ini lebih cocok disebut dengan jual beli al-dain bi al-dain yang dijual dengan murabahah. Dari konsep ini ditemukan kesan memperturutkan hawa nafsu yaitu mendapatkan keuntungan dengan cara apapun hilah walaupun itu sebenarnya riba yang dilarang. Abdullah Saeed dalam bukunya menyoal bank syariah kritik atas kaum neo-revivalis telah membahas dengan panjang bagaimana bahaya riba jika tidak memperhatikan aspek moral dan etika, karena mementingkan hilah untuk mencapai tujuannya. 19 Imam Muhammad ibn Ali al-Syaukani, Nailu al-Authar syarh muntaqa al-Akhbar. Mathba’ah al-Babi al-Halbi, 1372, h.164.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menganalisa beberapa hal yang menjadi fokus kajian penulis di atas, maka penulis menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Produk ini merupakan produk penghimpunan dana pihak ketiga dalam bentuk deposito jangka pendek dengan margin tetap. Adapun inti dari transaksi yang diusung adalah murabahah untuk mengklaim margin tetapnya fixed return. Tujuan utama Komoditi Murabahah adalah bagaimana bank mendapat dana segar dan murah sedang nasabah mendapatkan hasil yang tetap dari dana yang dipinjamkan kepada bank. Konsep ini sebenarnya sama dengan bunga fixed return namun untuk menghindari agar tidak dikatakan riba memakai hilah yaitu diperantarai jual beli murabahah. Jadi tujuan bank dari awal berniat untuk mendapatkan uang tunai, dengan membayar sejumlah dana yang lebih di kemudian hari dengan hilah melalui akad, penunjukan wakil dalam transaksi ini menjadikannya seakan-akan diperbolehkan oleh syari’ah. Jadi pada intinya motif transaksi ini sama saja dengan konvensional. 2. Komoditi murabahah ini terdiri dari beberapa akad baik akad utama dan akad bawaan. Akad utamanya adalah sebagaimana namanya commodity murabahah yaitu akad jual beli murabahah yang terjadi ketika komoditi yang dibeli nasabah dari bursa dijual kepada bank dengan dengan sistem jual beli murabahah, dimana komoditi tersebut akan dibayar secara tangguh deffered kepada nasabah sesuai 82