Adapun pada posisi ini, bank bertindak sebagai wakil dari nasabahnya untuk membeli suatu komoditas pada bursa komoditi berjangka. Jika
ditelusuri lebih jauh, sebenarnya pihak bank tidak langsung membeli komoditas dari broker akan tetapi pihak bank kembali mewakilkan kepada
broker untuk membelikan suatu komoditas di bursa berjangka. Karena hanya
broker yang bisa melakukan transaksi di bursa.
2. Murabahah
Murabahah merupakan jual beli disertai marjin keuntungan yang
disepakati kedua belah pihak dimana pihak penjual memberitahukan harga pokok pembelian serta keuntungan dari barang yang diperjualbelikan tersebut.
Adapun akad murabahah ini terjadi ketika komoditi yang telah dibeli nasabah dari bursa dijual kepada bank secara tangguh deffered kepada nasabah sesuai
kesepakatan. Atau dalam kondisi lain pihak nasabah memberikan kuasa kepada pihak bank untuk menjualkannya kembali kepada broker B dengan sistem
murabahah. Dan pada kondisi tersebut, kedudukan bank hanya sebagai agen untuk kedua kalinya, sehingga bank hanya mendapatkan fee dari transaksi ini.
Dalam Islam jual beli dengan cara murabahah dibolehkan oleh syariah dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Jual beli murabahah harus dilakukan atas barang yang telah dimiliki hak kepemilikan telah berada di tangan penjual. Artinya bahwa keuntungan dan
risiko barang tersebut ada pada penjual sebagai konsekuensi dari kepemilkan yang timbul dari akad yang sah.
b. Adanya kejelasan informasi mengenai besarnya harga perolehan yang harus diketahui oleh pembeli karena hal ini merupakan salah satu syarat
sah murabahah.
c. Adanya informasi yang jelas tentang keuntungan baik nominal ataupun persentase sehingga diketahui oleh pembeli sebagai salah satu syarat sah
murabahah .
d. Transaksi pertama antara penjual dan pembeli pertama haruslah sah, dan jika tidak sah maka tidak boleh dilakukan jual beli murabahah kepada
pembeli kedua, karena murabahah merupakan jual beli dengan harga jual beli pertama disertai tambahan keuntungan tertentu.
3
3. Wakalah
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa akad wakalah ini bisa terjadi pada dua kondisi, pada kondisi pertama, akad wakalah terjadi ketika
nasabah membuka rekening depositonya di bank karena pada saat tersebut pihak nasabah memberi kuasa kepada pihak bank untuk membeli komoditi
seharga uang yang didepositokan ke bank. Sedangkan pada kondisi kedua, akad wakalah
terjadi ketika nasabah memberi kuasa kepada pihak bank untuk menjual kembali komoditi tersebut.
Dalam Hukum Islam wakalah adalah akad yang sah, yang dapat dilakukan dengan upah atau komisi atau free of chargegratis. Karena
Rasulullah SAW pernah memberi komisi kepada para petugas penarik zakat, sebagaimana hadis menyebutkan dari Bisr ibn Said dari ibn al-Sa’idi berkata,
“Umar ra pernah mempekerjakan aku untuk menarik zakat. Setelah pekerjaanku selesai, Umar memberiku upah, maka saya protes: “saya
melakukan ini hanya karena Allah”. Umar ra menjawab, “Ambil saja apa yang
3
Ah. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat ,h. 119.