Kontrak berjangka atau juga dikenal dengan sebutan futures contract dalam dunia keuangan merupakan suatu kontrak standar yang diperdagangkan
pada bursa berjangka, untuk membeli ataupun menjual aset acuan dari instrumen keuangan pada suatu tanggal dimasa akan datang, dengan harga tertentu. Tanggal
di masa akan datang tersebut disebut dengan istilah tanggal penyerahan atau dikenal juga dengan istilah delivery date atau tanggal penyelesaian akhir final
settlement date . Harga tertentu disebut dengan istilah harga kontrak berjangka
futures price . Harga dari aset acuan pada saat tanggal penyerahan disebut
dengan istilah harga penyelesaian settlement price.
9
Suatu kontrak berjangka menimbulkan kewajiban kepada pemegang kontrak guna melaksanakan pembelian atau penjualan dimana berbeda dengan
kontrak opsi yang memberikan hak dan bukan kewajiban. Pada kontrak berjangka ini, kedua belah pihak wajib untuk melaksanakan kewajiban masing-
masing pada tanggal penyelesaian, dimana si penjual akan menyerahkan komoditi yang dijadikan aset acuan kepada pembeli dan pembeli wajib membeli
dengan harga penyelesaian yang telah disepakati. Apabila kontrak berjangka dilakukan dengan cara penyelesaian tunai
tanpa penyerahan barang maka pelaku perdagangan berjangka yang mengalami kerugian wajib untuk mentransfer sejumlah uang tunai kepada pelaku
perdagangan yang memperoleh keuntungan. Kontrak berjangka dengan
9
“Kontrak Berjangka”,
diakses pada
9 Desember
2010 dari
http:id.wikipedia.orgwikiKontrak_berjangka
penyerahan tunai hanya diperbolehkan kalau harga penyelesaian aset acuan sudah dapat diterima umum seperti misalnya harga saham yang diperdagangkan
di bursa saham. Untuk bebas dari kewajiban pada tanggal penyelesaian akhir maka
pemegang posisi pada kontrak berjangka harus melakukan perhitungan atas posisinya baik dengan melakukan penjualan posisi long ataupun melakukan
pembelian kembali posisi short yang secara efektif akan menutup posisi kontrak berjangka serta kewajibannya berdasarkan kontrak tersebut.
Kontrak berjangka , atau disingkat berjangka atau futures, adalah
merupakan suatu instrumen derivatif yang diperdagangkan di Bursa. Lembaga kliring akan bertindak selaku mitra transaksi atas semua kontrak yang
diperdagangkan, dan menentukan aturan marjin yang dibutuhkan.
10
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bursa komoditi berjangka adalah tempatfasilitas memperjualbelikan kontrak atas sejumlah komoditi dengan harga
tertentu yang penyerahan barangnya disepakati akan dilakukan pada saat yang akan datang.
B. Hukum Bursa Komoditi Berjangka
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa transaksi bursa ada yang bersifat tunai, pasti dan permanen, serta ada juga yang berjangka dengan syarat uang
10
“Kontrak Berjangka”,
diakses pada
9 Desember
2010 dari
http:id.wikipedia.orgwikiKontrak_berjangka
di muka. Sedangkan jika dilihat dari objeknya bisa berupa jual beli barang komoditi biasa ataupun saham dan obligasi.
Oleh karena transaksi yang terdapat dalam bursa ini bermacam-macam, maka tidak bisa ditetapkan hukum syari’atnya dalam skala umum, sehingga harus dirinci
terlebih dahulu jenis transaksinya sehingga bisa ditentukan hukumnya secara terpisah.
11
Majma’ al-Fiqh al-Islami telah meneliti permasalahan pasar modal dan bursa komoditas serta akad-akad jual beli yang terjadi di dalamnya atas mata uang kertas,
saham, obligasi, serta hal-hal yang terjadi dalam akad tersebut, baik tunai ataupun tangguh.
Selain itu, Majma’ al-Fiqh al-Islami juga meneliti atas sisi-sisi positif yang bermanfaat dari pasar tersebut dari kacamata ekonomi dan dari kacamata para pelaku
serta sisi-sisi negatif di dalamnya. Sehingga Majma’ al-Fiqh al-Islami pada pertemuan ketujuh Rabithah al-Alam al-Islami di Mekkah 1404 H mengeluarkan
beberapa keputusan terkait pasar modal.
12
Keputusan pertama menyatakan bahwa tujuan utama pasar modal bursa adalah menciptakan pasar tetap dan simultan dimana mekanisme pasar supply and
demand yang terjadi serta para pedagang dan pembeli dapat saling bertemu
melakukan transaksi jual beli. Ini merupakan suatu hal baik dan bermanfaat karena
11
Abdullah al-Mushlih dan Shalah al-Shawi, Fikih Ekonomi Keuangan Islam. Penerjemah Abu Umar Basyir Jakarta: Darul Haq, 2004, h.25.
12
Husein al-Syahatah dan Athiyyah Fayyadh, Bursa Efek: Tuntunan Islam Dalam Transaksi di Pasar Modal
. Penerjemah A. Syakur Surabaya: Penerbit Pustaka Progressif, 2004, h.44.
dapat mencegah para pengusaha yang mengambil kesempatan terhadap orang-orang yang lengah atau lugu yang ingin melakukan jual beli tetapi ia tidak mengetahui
harga sesungguhnya, bahkan tidak mengetahui siapa yang mau membeli atau menjual sesuatu kepada mereka.
Akan tetapi kemashlahatan yang jelas ini dalam dunia bursa saham tersebut tertutupi oleh berbagai macam transaksi yang sangat berbahaya menurut syari’at
seperti perjudian, memanfaatkan ketidaktahuan orang lain, bahkan memakan uang orang dengan cara yang bathil. Oleh sebab itu tidak mungkin ditetapkan hukum
umum untuk bursa saham dalam skala besarnya. Namun yang harus dijelaskan adalah segala jenis transaksi jual beli yang terdapat di dalamnya satu persatu secara terpisah.
Keputusan kedua menyatakan bahwa transaksi spot terhadap barang yang ada dalam kepemilikan penjual dan bisa dilakukan serahterima al-qabdh bila
mensyaratkan harus ada serah terima langsung pada saat transaksi menurut syari’at adalah transaksi yang dibolehkan. Tentunya selama objek transaksi tersebut bukan
barang yang diharamkan syari’at. Namun, jika barang yang diperjualbelikan tidak dalam kepemilikan penjual, maka harus dipenuhi syarat-syarat jual beli Salam.
Setelah itu barulah pembeli boleh menjual barang tersebut meskipun belum dilakukan serah terima barang.
Keputusan ketiga menyatakan bahwa transaksi spot terhadap saham diperbolehkan jika saham tersebut memang telah berada dalam kepemilikan penjual.
Tentunya hal tersebut diperbolehkan selama jenis usaha perusahaan yang sahamnya